"Sudah kolaborasi dengan para rektor, perguruan tinggi," ujar Mentan.
Lebih lanjut, dikatakannya melalui program petani milenial pihaknya bertujuan untuk menarik minat generasi muda sehingga mau mengelola lahan pertanian dengan memberikan jaminan penghasilan lebih dari Rp10 juta per bulan.
Pendapatan tersebut merupakan proyeksi hasil panen yang didapat para petani milenial, serta menegaskan bukan gaji yang diberikan oleh pemerintah.
"Pendapatan tinggi di atas daripada gaji kalau kita jadi pegawai," ujarnya.
Dalam program petani milenial yang diusung pihaknya, Mentan Amran mengatakan bakal membuat kluster setara dengan negara-negara maju yang dalam implementasinya menggunakan teknologi tinggi mulai dari proses hulu hingga hilir.
Lebih lanjut, dirinya menyatakan saat ini masyarakat yang berminat untuk mendaftar menjadi petani milenial sudah mencapai 20 ribu orang, serta menargetkan total pendaftar mencapai 50 ribu peserta.
Adapun pendaftaran program tersebut bisa dilakukan di website resmi Kementerian Pertanian dengan melengkapi data diri dan menunggu hasil seleksi.
Baca juga: Menko Pangan: Perlu petani milenial agar sektor pertanian tidak menua
Baca juga: Meraup "cuan" dari pertanian berkelanjutan di Sleman
Baca juga: Wamentan: Petani muda diperlukan dalam mewujudkan swasembada pangan