WWF Indonesia-masyarakat adat Sereh bersinergi jaga pangan lokal Papua
12 November 2024 11:16 WIB
Director of Forest and Wildlife WWF Indonesia M Ali Imran Papua menjelaskan aplikasi reconnect kepada masyarakat adat Kampung Sereh sebelum penanaman pohon sagu dilakukan, Selasa (12/11/2024). ANTARA/HO-WWF Papua.
Sentani (ANTARA) - Word Wide Fund for Nature atau WWF Indonesia bersama komunitas masyarakat adat Kampung Sereh bersinergi menjaga pangan lokal Papua.
WWF bersama masyarakat adat Kampung Sereh dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura menanam 100 pohon di hutan adat Kampung Sereh pada Senin.
Director of Forest and Wildlife WWF Indonesia M Ali Imron di Sentani, Selasa mengatakan bahwa dalam program dukungan menjaga pangan Papua pihaknya sekaligus mengembangkan aplikasi reconnect.
“Aplikasi reconnect baru pertama kali dikembangkan di Indonesia untuk membantu memonitoring penanaman pohon sagu sejak nol bulan hingga besar,” katanya.
Baca juga: Pemkab Jayapura-WWF perkuat ekonomi masyarakat adat Papua
Menurut Imron, aplikasi atau program reconnect merupakan upaya strategi WWF Indonesia yang bertuan untuk meningkatkan kolaborasi dengan lembaga pemerintah guna memulihkan dan merehabilitasi ekosistem di seluruh wilayah secara efektif.
“Inisiatif reconnect merupakan pendekatan holistik terhadap pemulihan ekologi, yang mengakui kompleksitas alam dan berupaya memulihkan struktur dan fungsinya untuk memastikan lingkungan yang tangguh dan berkembang bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Dia menjelaskan istilah reconnect ini sebenarnya adalah akronim yang merupakan singkatan dari restoration for connectivity atau pemulihan konektivitas.
Baca juga: Norwegia-Pemkab Jayapura kolaborasi tingkatkan produksi kakao di Papua
“Konsep struktur dari program reconnect ini mencakup berbagai elemen seperti vegetasi dan pohon, sementara fungsinya khususnya dari perspektif WWF beragam dan memiliki banyak segi,” katanya.
Dia menambahkan bahwa salah satu fungsi penting adalah konektivitas yang mengacu pada kemampuan untuk menghubungkan habitat di berbagai lokal geografis.
“Konektivitas ini penting untuk menjaga keanekaragaman hayati dan memungkinkan spesies untuk berkembang biak,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura Abdul Rahman Basri menyambut baik program atau aplikasi reconnect dalam pemulihan ekosistem sagu.
Baca juga: Pemkab canangkan gerakan peduli lingkungan Jayapura bersih
“Kami berharap dukungan WWF tidak hanya di dusun sagu Kampung Sereh, tetapi bisa juga diterapkan di tempat lain di Kabupaten Jayapura,” katanya.
WWF bersama masyarakat adat Kampung Sereh dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura menanam 100 pohon di hutan adat Kampung Sereh pada Senin.
Director of Forest and Wildlife WWF Indonesia M Ali Imron di Sentani, Selasa mengatakan bahwa dalam program dukungan menjaga pangan Papua pihaknya sekaligus mengembangkan aplikasi reconnect.
“Aplikasi reconnect baru pertama kali dikembangkan di Indonesia untuk membantu memonitoring penanaman pohon sagu sejak nol bulan hingga besar,” katanya.
Baca juga: Pemkab Jayapura-WWF perkuat ekonomi masyarakat adat Papua
Menurut Imron, aplikasi atau program reconnect merupakan upaya strategi WWF Indonesia yang bertuan untuk meningkatkan kolaborasi dengan lembaga pemerintah guna memulihkan dan merehabilitasi ekosistem di seluruh wilayah secara efektif.
“Inisiatif reconnect merupakan pendekatan holistik terhadap pemulihan ekologi, yang mengakui kompleksitas alam dan berupaya memulihkan struktur dan fungsinya untuk memastikan lingkungan yang tangguh dan berkembang bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Dia menjelaskan istilah reconnect ini sebenarnya adalah akronim yang merupakan singkatan dari restoration for connectivity atau pemulihan konektivitas.
Baca juga: Norwegia-Pemkab Jayapura kolaborasi tingkatkan produksi kakao di Papua
“Konsep struktur dari program reconnect ini mencakup berbagai elemen seperti vegetasi dan pohon, sementara fungsinya khususnya dari perspektif WWF beragam dan memiliki banyak segi,” katanya.
Dia menambahkan bahwa salah satu fungsi penting adalah konektivitas yang mengacu pada kemampuan untuk menghubungkan habitat di berbagai lokal geografis.
“Konektivitas ini penting untuk menjaga keanekaragaman hayati dan memungkinkan spesies untuk berkembang biak,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura Abdul Rahman Basri menyambut baik program atau aplikasi reconnect dalam pemulihan ekosistem sagu.
Baca juga: Pemkab canangkan gerakan peduli lingkungan Jayapura bersih
“Kami berharap dukungan WWF tidak hanya di dusun sagu Kampung Sereh, tetapi bisa juga diterapkan di tempat lain di Kabupaten Jayapura,” katanya.
Pewarta: Yudhi Efendi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: