Jakarta (ANTARA News) - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Aria Bima berbagi filosofi di balik makna ketupat Lebaran. Bagi dia, ketupat Lebaran bukan cuma kuliner saja, melainkan bermakna sangat dalam.
"Simbolisasi makna Lebaran untuk sebagian besar orang Jawa adalah ketupat lebaran. Di dalam ketupat, biji beras melebur menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dilihat lagi unsur berasnya. Kalau nasi khan bentuk berasnya masih terlihat, kalau ketupat tidak," kata dia, saat dihubungi www.antaranews.com, di jakarta, Sabtu.
Biji beras yang dibungkus daun kelapa, kata dia, wujud dari badan dan batin yang melebur dalam berkah penuh kemaafan di Hari Raya Idul Fitri.
Lebih lanjut, wakil ketua Komisi VI DPR yang fokus pada BUMN, Perdagangan, Industri, Koperasi dan UMKM itu mengatakan Lebaran kali ini keluarganya akan merayakannya di Solo, Jawa Tengah.
"Kami akan merayakan Lebaran di Solo, sebagai orang Jawa, Lebaran bukan hanya perayaan agama tapi lebih pada keyakinan karena sudah mendarah daging," kata lulusan Fisipol Sosiologi UGM Yogyakarta itu.
Tradisi keluarga politisi muda dalam merayakan Lebaran biasanya didahului dengan berkumpul bersama anggota keluarga besar untuk mendoakan leluhur.
Selain itu, halal-bilhalal juga akan dilakukan keluarga Aria sebagai satu tradisi yang hanya ada di Indonesia.
"Setelah itu, tepat pada saat malam takbiran, kita sungkeman dengan keluarga," kata pria kelahiran Semarang Mei 1965 itu.
Filosofi ketupat lebaran menurut Aria Bima
26 Juli 2014 16:34 WIB
Sejumlah pedagang bungkus ketupat menunggui pembeli, di Pasar Masomba Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (14/8). Menjelang perayaan Tradisi Lebaran Ketupat yang dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri, permintaan bungkus ketupat yang dijual dengan harga Rp5.000 per 10 ketupat itu kembali meningkat. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: