Jakarta (ANTARA) - Ketua Smart Learning and Character Center (SLCC) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Richardus Eko Indrajit menekankan pentingnya guru menguasai pendekatan belajar pedagogi modern dan pembelajaran transformatif guna meningkatkan kualitas tenaga pendidik di Indonesia.

Eko menjelaskan pedagogi modern mencakup pendekatan belajar yang menerapkan beberapa metode interaktif, seperti menggunakan elemen permainan atau gamification, smart classroom, hingga pembelajaran berbasis proyek dimana ketiganya telah diterapkan dalam proses belajar mengajar sejak masa pandemi COVID-19.

"Saya ingin menegaskan bahwa kita berada di arah yang benar, dimana dengan cyber pedagogy yang kita perkenalkan semenjak COVID akan mewarnai pendidikan di Indonesia," katanya pada Parade Inovasi Guru Nusantara (PINTAR) yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.

Sedangkan pembelajaran transformatif, kata Eko, menekankan pada perubahan dalam diri siswa baik dari aspek kognitif, keterampilan, dan kompetensi, ketika sebelum maupun sesudah menjalani pembelajaran di dalam kelas.

Baca juga: Menyiapkan guru pada era Revolusi Industri 4.0

"Jadi kalau kita adalah dosen atau guru dalam satuan pendidikan harus ada perubahan dalam diri siswa sebelum dan setelah ketemu kita di dalam kelas," kata dia.

Dalam penerapan dua pendekatan belajar ini, kata dia, PGRI telah menjalani kerja sama maupun menerima bantuan baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Oleh karena itu Eko mendorong para guru untuk menguasai pedagogi modern dan pembelajaran transformatif sehingga kualitas pembelajaran bisa ditingkatkan.

"Mari kita pelajari dua kata penting itu yaitu pedagogi modern dan pembelajaran transformatif. Kebetulan kedua hal itu PGRI telah mendapatkan banyak sekali kerja sama, bantuan tidak hanya dari nasional tapi juga dari internasional, untuk bisa membuat guru-guru kita menjadi guru yang naik kelas," tuturnya.

Baca juga: Presiden minta masukan PGRI soal guru honorer, pembangunan SDM