Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara memperkirakan laju inflasi pada Juli 2014 berada pada kisaran 0,8 persen-0,9 persen atau relatif terkendali, meskipun saat ini memasuki bulan puasa.

"Inflasi Juli ini tampaknya cukup terkendali, dibandingkan masa-masa puasa yang lalu. Mudah-mudahan bisa dibawah satu persen," katanya di Jakarta, Jumat.

Mirza mengatakan berdasarkan pantauan tim di beberapa daerah, hingga minggu ketiga Juli, laju inflasi telah berada pada kisaran 0,75 persen, namun diperkirakan inflasi tidak akan terlalu tinggi dan mencapai satu persen.

"Biasanya mungkin harga agak naik di minggu keempat, tapi secara umum bisa dibawah satu persen, mungkin 0,8 persen lebih sedikit," katanya.

Ia menjelaskan inflasi Juli tahun ini akan menyebabkan inflasi secara tahunan (year on year) turun hingga mencapai 4,5 persen, karena inflasi pada Juli 2013 terkena dampak kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Ini karena faktor based effect, karena kita menaikkan harga BBM tahun lalu, jadinya (year on year) Julinya turun," kata Mirza.

Untuk laju inflasi pada akhir tahun 2014, Mirza memprediksi masih berada pada angka perkiraan Bank Indonesia yaitu sekitar 5,0 persen-5,3 persen, meskipun ada kenaikan harga tarif tenaga listrik mulai awal Juli secara bertahap.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Juni 2014 sebesar 0,43 persen atau lebih rendah dari inflasi pada Juni tahun lalu yang tercatat sebesar 1,03 persen, karena pemerintah berhasil mengendalikan harga menjelang Ramadhan.

Dengan demikian, inflasi tahun kalender Januari-Juni 2014 atau hingga pertengahan tahun tercatat mencapai 1,99 persen (month on month) dan secara tahunan (year on year) sebesar 6,7 persen.
(S034/S004)