Badung (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menargetkan temuan kasus Tuberkulosis (TBC) pada 2025 bisa mencapai satu juta kasus.

Menkes di Kabupaten Badung, Bali, Senin, mengatakan target ini naik dari target tahun 2024 untuk mempercepat eliminasi atau berakhirnya kasus TBC pada 2030.

Ia kembali mengingatkan pada tahun 2022 temuan kasus meningkat dari 400 ribu kasus per tahun menjadi 700 ribu per tahun, angka ini naik lagi menjadi 840 ribu kasus per tahun pada 2023.

“Kita harus mencapai 900 ribu kasus tahun ini, berdasarkan nama, alamat, terdaftar di sistem kita. Sejauh ini masih sedikit di bawah target, dan tahun depan kita akan meningkatkan menjadi satu juta,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam High Level Meeting On TB Innovation.

Baca juga: Menkes: Presiden setujui tambah 500 juta dolar AS dana penanganan TBC

Menkes menyadari angka satu juta temuan per tahun tidak mudah dicapai, bahkan menaikkan target dari 900 ribu menjadi satu juta terasa lebih sulit daripada saat 400 ribu ke 900 ribu kasus.

Karena itu, lanjut dia, Pemerintah Indonesia sedang mencari cara meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan, termasuk memanfaatkan peralatan yang ada sambil mencari teknologi terbaik yang sesuai.

“Saya diberi tahu bahwa kita perlu skrining sekitar 7 juta hingga 8 juta orang setiap tahun, sehingga kita dapat mencapai target satu juta tahun depan,” ujarnya.

Baca juga: Menkes: Perkuat surveilans dan komitmen global guna perangi malaria

Menkes Budi mensyukuri Indonesia masih punya 2.000 mesin Tes Cepat Molekuler (TCM), namun sistem ini tertutup, sangat mahal, dan dikendalikan oleh satu vendor saja.

Untuk penambahan alat, kata dia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggunakan mesin yang sama yang digunakan saat COVID-19 yang jumlahnya sekitar 1.000 unit tersebar di Indonesia, sehingga skrining lebih banyak dapat dilakukan.

Saat ini Kemenkes sedang mencari metode dan teknologi yang tepat, serta sesuai standar perihal biaya. Bahkan Menkes Budi menargetkan adanya sistem yang hanya mengeluarkan dua dolar AS per pemeriksaan, untuk dapat mencakup satu juta kasus tahun 2025.

Baca juga: Dokter Spesialis: Pentingnya orang tua paham gejala TB pada anak