Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kusworo mengatakan pengungsi korban dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), bertambah menjadi 12.200.

"Kalau sampai sekarang ini laporan yang ada di lapangan kan 9 korban dan 3 luka. Tentunya dengan adanya perkembangan, kalau kemarin itu di angka 11.000 sekian pengungsi, hari ini kalau kita dapat laporan sekitar 12.200-an," kata Kusworo di Jakarta, Senin.

Meski jumlah pengungsi terus bertambah, ia bersyukur tidak ada korban hilang dalam bencana alam tersebut. Pihaknya terus berupaya menanggulangi bencana alam tersebut sesuai dengan prosedur dan undang-undang yang berlaku.

Baca juga: Aparat evakuasi warga ke tempat aman, imbas erupsi susulan Lewotobi
"Kalau operasi SAR dari tim SAR gabungan kan selalu saya sampaikan sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014, jadi mencari, menolong, mengevakuasi," ujar Kusworo.

Tentunya dalam menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan para pengungsi, kata dia, Basarnas memberikan tempat terbaik yang membuat para pengungsi merasa nyaman selama berada di ruang ungsi yang disediakan.

Baca juga: Pulihkan trauma, Polda NTT ajak anak terdampak erupsi Lewotobi bermain
Dalam hal ini pihaknya mengerahkan sekitar 2.000 sampai dengan 3.000 personel SAR gabungan untuk mempercepat evakuasi korban di lokasi bencana. Pihaknya mengerahkan Basarnas dari Maumere dan Kupang yang sampai saat ini masih berada di lokasi.

"Tapi kalau dari Basarnas sendiri kan kita hanya dari Maumere dan dari Kupang. Yang relatif sejak hari golden time tersebut masih di lokasi," ucap Kusworo.

Untuk diketahui, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur mengalami erupsi pada Senin (4/11) dini hari. Letusan gunung api itu menyebabkan korban jiwa meninggal dunia serta belasan ribuan orang di berbagai desa sekitar gunung terdampak.

Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki muntahkan awan panas guguran