Italia desak Uni Eropa revisi larangan penjualan mobil BBM pada 2035
10 November 2024 11:10 WIB
Ilustrasi - Bendera-bendera Uni Eropa berkibar di depan gedung Markas Komisi Eropa di Brussels, Belgia, Eropa. (ANTARA/Shutterstock/pri.)
Jakarta (ANTARA) - Italia terus mendesak Uni Eropa (UE) untuk merevisi larangan penjualan mobil berbahan bakar minyak (BBM) pada 2035 karena industri otomotif sedang mengalami kendala peralihan kepada kendaraan rendah emisi
Laman Drive, Minggu melaporkan, bahwa menurut sebuah rancangan dokumen yang diajukan, Italia meminta Uni Eropa untuk mempertimbangkan “rangkaian solusi yang lebih luas” di luar kendaraan bertenaga listrik dan hidrogen karena industri otomotif dalam negerinya “berjuang untuk bertransisi”. Industri otomotif di Italia mengalami tekanan akibat penjualan mobil listrik menurun dan persaingan dengan produsen asing meningkat.
European Green Deal atau Kesepakatan Hijau Eropa, inisiatif netralitas karbon di kawasan tersebut, mewajibkan semua pembuat mobil di Eropa untuk mengurangi emisi knalpot mobil baru sebesar 55 persen pada 2030, dengan pengurangan 100 persen yang diberlakukan mulai tahun 2035, yang berarti penjualan mobil bertenaga bensin atau diesel akan dilarang.
Baca juga: UE setujui larangan efektif mobil bahan bakar fosil baru mulai 2035
“Industri ini sekarang berada pada titik kritis, menghadapi tantangan signifikan terkait produksi, lapangan kerja, dan persaingan global, yang membutuhkan tindakan segera dan terkoordinasi di tingkat Uni Eropa,” demikian isi draf dokumen tersebut.
“Daya saing industri otomotif Eropa harus tetap menjadi fokus utama kebijakan Uni Eropa.”
Italia bukan satu-satunya negara atau partai pemerintah yang menentang larangan tersebut. Negara-negara seperti Jerman, Republik Ceko, dan Partai Rakyat Eropa (European People’s Party/EPP) juga menyerukan agar undang-undang tersebut direvisi.
EPP telah mendorong agar Uni Eropa mengizinkan penjualan mobil baru yang ditenagai oleh bahan bakar tanpa emisi seperti bahan bakar nabati dan bahan bakar sintetis, dengan dokumen rancangan internal yang menyatakan bahwa mereka ingin agar undang-undang tersebut mengizinkan “teknologi pembakaran mutakhir”.
Uni Eropa telah menyelesaikan peningkatan tarif pada kendaraan listrik buatan China hingga 45 persen, dengan masing-masing produsen mobil dikenakan tarif yang berbeda-beda.
Baca juga: Porsche hentikan 718 versi BBM, mobil listrik menanti
Baca juga: Eropa tetapkan tarif pajak tinggi untuk mobil listrik asal China
Baca juga: Uni Eropa wajibkan seluruh mobil baru dipasangkan pembatas kecepatan
Laman Drive, Minggu melaporkan, bahwa menurut sebuah rancangan dokumen yang diajukan, Italia meminta Uni Eropa untuk mempertimbangkan “rangkaian solusi yang lebih luas” di luar kendaraan bertenaga listrik dan hidrogen karena industri otomotif dalam negerinya “berjuang untuk bertransisi”. Industri otomotif di Italia mengalami tekanan akibat penjualan mobil listrik menurun dan persaingan dengan produsen asing meningkat.
European Green Deal atau Kesepakatan Hijau Eropa, inisiatif netralitas karbon di kawasan tersebut, mewajibkan semua pembuat mobil di Eropa untuk mengurangi emisi knalpot mobil baru sebesar 55 persen pada 2030, dengan pengurangan 100 persen yang diberlakukan mulai tahun 2035, yang berarti penjualan mobil bertenaga bensin atau diesel akan dilarang.
Baca juga: UE setujui larangan efektif mobil bahan bakar fosil baru mulai 2035
“Industri ini sekarang berada pada titik kritis, menghadapi tantangan signifikan terkait produksi, lapangan kerja, dan persaingan global, yang membutuhkan tindakan segera dan terkoordinasi di tingkat Uni Eropa,” demikian isi draf dokumen tersebut.
“Daya saing industri otomotif Eropa harus tetap menjadi fokus utama kebijakan Uni Eropa.”
Italia bukan satu-satunya negara atau partai pemerintah yang menentang larangan tersebut. Negara-negara seperti Jerman, Republik Ceko, dan Partai Rakyat Eropa (European People’s Party/EPP) juga menyerukan agar undang-undang tersebut direvisi.
EPP telah mendorong agar Uni Eropa mengizinkan penjualan mobil baru yang ditenagai oleh bahan bakar tanpa emisi seperti bahan bakar nabati dan bahan bakar sintetis, dengan dokumen rancangan internal yang menyatakan bahwa mereka ingin agar undang-undang tersebut mengizinkan “teknologi pembakaran mutakhir”.
Uni Eropa telah menyelesaikan peningkatan tarif pada kendaraan listrik buatan China hingga 45 persen, dengan masing-masing produsen mobil dikenakan tarif yang berbeda-beda.
Baca juga: Porsche hentikan 718 versi BBM, mobil listrik menanti
Baca juga: Eropa tetapkan tarif pajak tinggi untuk mobil listrik asal China
Baca juga: Uni Eropa wajibkan seluruh mobil baru dipasangkan pembatas kecepatan
Penerjemah: Pamela Sakina
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: