Moskow (ANTARA) - Tim transisi Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump disebut sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri dua program keimigrasian di bawah Presiden Joe Biden yang mungkin dapat memaksa lebih dari 1,3 juta imigran legal keluar dari AS.

Rencana itu diungkapkan NBC News pada Sabtu dengan mengutip sejumlah sumber.

Kelompok imigran yang kemungkinan besar disebut akan diincar pertama kali untuk dideportasi adalah mereka yang dianggap berbahaya, seperti warga China yang usianya sudah memenuhi syarat menjadi anggota militer -- yang tinggal secara ilegal di AS.

Kelompok lain yang juga akan diincar paling pertama adalah terpidana dan individu yang telah menerima peringatan terakhir sebelum deportasi, menurut para sumber tersebut.

Sementara, sebagaimana dilaporkan CNN berdasarkan sumber dari Departemen Pertahanan AS, Pentagon tengah membahas rencana respons atas kemungkinan Donald Trump menginstruksikan militer AS untuk secara langsung melakukan penegakan hukum, khususnya deportasi imigran.

Selain itu, media Axios mewartakan bahwa Trump berencana mendeportasi jutaan imigran tak berdokumen dengan bantuan personel penegak hukum.

Harian The New York Times juga melaporkan bahwa sang presiden terpilih berniat membangun kamp-kamp untuk menahan para warga negara asing yang tidak memenuhi syarat sebelum dideportasi dari AS.

Selama kampanyenya, Donald Trump selalu mengungkit isu kebijakan imigrasi. Ia menyebut kebijakan imigrasi semasa Presiden Biden membuat AS "serupa dengan negara dunia ketiga."

Trump juga mendukung pengetatan kontrol migran dan evaluasi ulang terhadap program-program imigrasi yang berjalan.


Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Trump berikrar segera deportasi tiga juta imigran

Baca juga: Ingin mengubah nasib, ratusan warga Honduras bergerak ke AS


Singgung Biden, Trump kampanye dengan truk sampah