Gempa vulkanik Gunung Lokon di Tomohon meningkat
9 November 2024 17:15 WIB
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat terjadinya peningkatan gempa vulkanik Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. ANTARA/ (Karel A Polakitan)
Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat terjadi peningkatan gempa vulkanik Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
"Terjadi peningkatan aktivitas kegempaan, khususnya gempa vulkanik dangkal sejak tanggal 1-8 November 2024," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN dalam laporan yang dibagikan di grup BMKG dan Stakeholders di Manado, Sabtu.
Baca juga: Badan Geologi ingatkan potensi erupsi freatik Gunung Lokon
Kegempaan Gunung Lokon meningkat dari 32 kejadian per hari hingga terekam maksimum mencapai 55 kejadian pada 7 November 2024.
"Secara visual tinggi asap belum mengalami perubahan, asap kawah terukur setinggi 10-50 meter di atas kawah Tompaluan," ujar Muhammad Wafid.
Dia mengatakan berdasarkan data instrumental terindikasi adanya peningkatan tekanan di bagian dangkal (permukaan) setelah terekamnya gempa vulkanik dangkal yang berasosiasi dengan pelepasan gas hembusan.
Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon untuk saat ini adalah terjadinya erupsi freatik (erupsi yang diakibatkan kontak magma dengan air hidrotermal) secara tiba-tiba dan dapat diikuti dengan erupsi freatomagmatik-magmatik.
Erupsi dapat disertai dengan lontaran material pijar berukuran lapili (kerikil/batu kecil) sampai bongkah dan hujan abu tebal dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas secara tiba tiba.
Baca juga: Basarnas edukasi evakuasi mandiri bagi warga di sekitar Gunung Lokon
Baca juga: PVMBG minta warga patuhi radius bahaya Gunung Lokon
"Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data instrumental hingga tanggal 7 November 2024 pukul 12:00 WITA, tingkat aktivitas Gunung Lokon masih tetap level II (waspada)," katanya.
Erupsi terakhir Gunung Lokon terjadi pada tahun 2011 berupa erupsi abu dan lontaran material pijar yang jatuh kembali di sekitar kawah.
"Terjadi peningkatan aktivitas kegempaan, khususnya gempa vulkanik dangkal sejak tanggal 1-8 November 2024," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN dalam laporan yang dibagikan di grup BMKG dan Stakeholders di Manado, Sabtu.
Baca juga: Badan Geologi ingatkan potensi erupsi freatik Gunung Lokon
Kegempaan Gunung Lokon meningkat dari 32 kejadian per hari hingga terekam maksimum mencapai 55 kejadian pada 7 November 2024.
"Secara visual tinggi asap belum mengalami perubahan, asap kawah terukur setinggi 10-50 meter di atas kawah Tompaluan," ujar Muhammad Wafid.
Dia mengatakan berdasarkan data instrumental terindikasi adanya peningkatan tekanan di bagian dangkal (permukaan) setelah terekamnya gempa vulkanik dangkal yang berasosiasi dengan pelepasan gas hembusan.
Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon untuk saat ini adalah terjadinya erupsi freatik (erupsi yang diakibatkan kontak magma dengan air hidrotermal) secara tiba-tiba dan dapat diikuti dengan erupsi freatomagmatik-magmatik.
Erupsi dapat disertai dengan lontaran material pijar berukuran lapili (kerikil/batu kecil) sampai bongkah dan hujan abu tebal dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas secara tiba tiba.
Baca juga: Basarnas edukasi evakuasi mandiri bagi warga di sekitar Gunung Lokon
Baca juga: PVMBG minta warga patuhi radius bahaya Gunung Lokon
"Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data instrumental hingga tanggal 7 November 2024 pukul 12:00 WITA, tingkat aktivitas Gunung Lokon masih tetap level II (waspada)," katanya.
Erupsi terakhir Gunung Lokon terjadi pada tahun 2011 berupa erupsi abu dan lontaran material pijar yang jatuh kembali di sekitar kawah.
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: