Ekonom sebut "paylater" jadi alternatif saat daya beli melemah
8 November 2024 22:13 WIB
Nasabah mengakses layanan aplikasi bayar nanti (paylater) di Kota Serang, Banten, Kamis (12/9/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/Spt.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengatakan layanan keuangan bayar nanti atau buy now pay later (BNPL) kini menjadi alternatif pembiayaan di tengah melemahnya daya beli masyarakat, sehingga dapat menstimulasi tingkat konsumsi.
"Ketika daya beli masyarakat menurun, namun kebutuhan yang cenderung tetap, masyarakat akan mencari pembiayaan untuk membantu pemenuhan kebutuhan tersebut," ujar Nailul di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa terdapat tiga peran penting dari layanan pembiayaan tersebut, yakni mengatasi keterbatasan dana untuk masyarakat underbanked, membantu keuangan masyarakat dengan sistem dan cicilan yang fleksibel, serta memperluas akses finansial masyarakat untuk bisa masuk ke ekosistem keuangan.
"Sistem penyaluran limit kredit yang cepat dan fleksibel serta diiringi dengan sistem credit scoring yang prudent, membuat paylater jadi alat keuangan yang relevan serta menjadi bantalan pembiayaan bagi masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi," jelasnya.
Meskipun begitu, Nailul mengingatkan bahwa, sama seperti layanan keuangan lainnya, penggunaan paylater juga memiliki risiko dan dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak.
Ketika penyaluran pembiayaan meningkat, lanjutnya, tentunya terdapat potensi peningkatan non-performing financing (NPF). Meskipun demikian, ia menilai bahwa kini tingkat NPF paylater saat ini masih berada dalam batas aman di bawah 5 persen, yakni 2,6 persen per September 2024.
Ia pun menekankan pentingnya lembaga penyedia paylater untuk memprioritaskan manajemen risiko dan konsisten melakukan credit scoring untuk meminimalisir potensi peningkatan NPF.
"Saya juga menggarisbawahi pentingnya pemahaman pengguna terkait manfaat dan risiko paylater, yang tentunya juga didukung edukasi secara konsisten. Masyarakat perlu memahami mengenai batas kemampuan bayar mereka sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dari pembiayaan dari manapun, termasuk dari paylater,” ujarnya.
Sebagai salah satu penyedia paylater di Indonesia, SVP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyediakan akses kredit yang aman, fleksibel, dan terjangkau bagi lebih banyak masyarakat.
Salah satunya adalah menyelenggarakan kampanye edukasi keuangan untuk masyarakat bertajuk #AutoMikir, #AndaiAndaPandai, serta program literasi Generasi Djempolan.
Ia menuturkan bahwa pihaknya juga terus mengutamakan penerapan prinsip responsible lending untuk menjaga NPF perseroan tetap berada dalam rentang rata-rata industri dengan bantuan sistem manajemen risiko berbasis artificial intelligence (AI) serta evaluasi rutin skor kredit pengguna.
"Meski paylater menawarkan berbagai kemudahan dan manfaat terutama di kondisi ekonomi saat ini, kami terus memberikan edukasi kepada pengguna bahwa kebijaksanaan dalam penggunaannya sangat penting untuk menghindari dampak negatif dari paylater," imbuhnya.
Baca juga: Pakar ekonomi Unmul berikan solusi bijak gunakan paylater
Baca juga: AFTECH nilai peningkatan pembiayaan paylater jadi sinyal positif
Baca juga: OJK catat pembiayaan lewat Paylater capai Rp7,99 T per Agustus 2024
"Ketika daya beli masyarakat menurun, namun kebutuhan yang cenderung tetap, masyarakat akan mencari pembiayaan untuk membantu pemenuhan kebutuhan tersebut," ujar Nailul di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa terdapat tiga peran penting dari layanan pembiayaan tersebut, yakni mengatasi keterbatasan dana untuk masyarakat underbanked, membantu keuangan masyarakat dengan sistem dan cicilan yang fleksibel, serta memperluas akses finansial masyarakat untuk bisa masuk ke ekosistem keuangan.
"Sistem penyaluran limit kredit yang cepat dan fleksibel serta diiringi dengan sistem credit scoring yang prudent, membuat paylater jadi alat keuangan yang relevan serta menjadi bantalan pembiayaan bagi masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi," jelasnya.
Meskipun begitu, Nailul mengingatkan bahwa, sama seperti layanan keuangan lainnya, penggunaan paylater juga memiliki risiko dan dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak.
Ketika penyaluran pembiayaan meningkat, lanjutnya, tentunya terdapat potensi peningkatan non-performing financing (NPF). Meskipun demikian, ia menilai bahwa kini tingkat NPF paylater saat ini masih berada dalam batas aman di bawah 5 persen, yakni 2,6 persen per September 2024.
Ia pun menekankan pentingnya lembaga penyedia paylater untuk memprioritaskan manajemen risiko dan konsisten melakukan credit scoring untuk meminimalisir potensi peningkatan NPF.
"Saya juga menggarisbawahi pentingnya pemahaman pengguna terkait manfaat dan risiko paylater, yang tentunya juga didukung edukasi secara konsisten. Masyarakat perlu memahami mengenai batas kemampuan bayar mereka sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dari pembiayaan dari manapun, termasuk dari paylater,” ujarnya.
Sebagai salah satu penyedia paylater di Indonesia, SVP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyediakan akses kredit yang aman, fleksibel, dan terjangkau bagi lebih banyak masyarakat.
Salah satunya adalah menyelenggarakan kampanye edukasi keuangan untuk masyarakat bertajuk #AutoMikir, #AndaiAndaPandai, serta program literasi Generasi Djempolan.
Ia menuturkan bahwa pihaknya juga terus mengutamakan penerapan prinsip responsible lending untuk menjaga NPF perseroan tetap berada dalam rentang rata-rata industri dengan bantuan sistem manajemen risiko berbasis artificial intelligence (AI) serta evaluasi rutin skor kredit pengguna.
"Meski paylater menawarkan berbagai kemudahan dan manfaat terutama di kondisi ekonomi saat ini, kami terus memberikan edukasi kepada pengguna bahwa kebijaksanaan dalam penggunaannya sangat penting untuk menghindari dampak negatif dari paylater," imbuhnya.
Baca juga: Pakar ekonomi Unmul berikan solusi bijak gunakan paylater
Baca juga: AFTECH nilai peningkatan pembiayaan paylater jadi sinyal positif
Baca juga: OJK catat pembiayaan lewat Paylater capai Rp7,99 T per Agustus 2024
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: