"Sampai 1 November 2024, vaksinasi polio dosis pertama sudah mencapai 98,4 persen dari target sebanyak 85.718 anak," kata Pengelola Program Imunisasi Dinkes Papua Barat Hendrik Marisan di Manokwari, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa Kaimana merupakan kabupaten dengan persentase pemberian vaksin polio dosis pertama (nOPV2) tertinggi se-Papua Barat yaitu 107,5 persen atau sebanyak 10.500 anak berusia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari.
Kemudian Teluk Bintuni 104,6 persen atau 12.521 anak, Teluk Wondama 102,3 persen atau 8.571 anak, Manokwari Selatan 98,9 persen atau 5.842 anak, Manokwari 95,6 persen atau 28.692 anak, dan Fakfak 95,2 persen atau 13.589 anak.
Baca juga: Komnas KIPI tidak membenarkan vaksin polio buat demam berlebih
Baca juga: USAID beri bantuan tambahan untuk vaksinasi polio di Indonesia
Ada sejumlah faktor yang sangat memengaruhi kinerja pemberian vaksin polio dosis pertama antara lain, kondisi geografis yang sangat sulit ditempuh menggunakan transportasi darat serta rendahnya pemahaman masyarakat asli setempat.
"Vaksinasi dosis pertama dan kedua harusnya tutup 31 Oktober 2024, tetapi kementerian melakukan perpanjangan karena beberapa kabupaten di enam provinsi se-Tanah Papua belum capai target," jelas Hendrik.
Ia merinci jumlah sasaran vaksinasi polio di Manokwari sebanyak 30.025 anak, Fakfak 14.275 anak, Teluk Bintuni 11.966 anak, Kaimana 9.765 anak, Teluk Wondama 8.377 anak, Manokwari Selatan 5.905 anak, dan Pegunungan Arfak 5.405 anak.
Setiap anak yang sudah menerima suntikan vaksin polio dosis pertama akan dilanjutkan pemberian vaksin dosis kedua dengan interval waktu 14 hari, kemudian dosis ketiga dan keempat dengan interval waktu satu sampai dua bulan.
"Setelah terima vaksinasi dosis pertama harus jedah dulu karena nanti vaksin kedua dan ketiga itu sudah beda jenis vaksinnya," ucap Hendrik.