Menteri PPPA fokus implementasikan program Ruang Bersama Merah Putih
8 November 2024 20:10 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi saat kegiatan diseminasi UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) di Surabaya. ANTARA/Indra Setiawan
Surabaya (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menyatakan fokus mengimplementasikan program Ruang Bersama Merah Putih di desa atau kelurahan untuk meningkatkan kualitas hidup serta perlindungan perempuan dan anak di seluruh Indonesia.
"Salah satu program unggulan kami akan melanjutkan kegiatan atau desa lurah yang ramah perempuan dan anak. Kalau selama ini desa lurah ramah perempuan dan anak itu menjadi fokus dari program Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, maka kami lanjutkan namanya adalah Ruang Bersama Merah Putih. Jadi ruang bersama inisiasi ini kami ambil ketika kami diajak oleh Bapak Prabowo ke Magelang beberapa hari lalu," katanya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
Ia mengatakan saat ini anak-anak lekat dengan gawai sehingga mereka tidak mengenal lagi siapa pahlawan-pahlawan. Maka, di Ruang Bersama Merah Putih itu akan diberikan buku-buku sejarah atau mendatangkan pendongeng-pendongeng yang bercerita tentang pahlawan, seperti Pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dien, supaya anak-anak lebih mengenal pahlawan Indonesia.
"Kita tidak bisa hanya melarang anak-anak bermain gawai dan harus memberikan solusinya supaya anak-anak tidak lagi konsentrasi kepada gawai. Salah satu solusi ya kita akan berikan anak-anak permainan-permainan tradisional," katanya.
Baca juga: Menteri PPPA sosialisasikan UU TPKS kepada LKSA di Surabaya
Menurut dia, permainan tradisional tersebut melatih anak untuk bermain sportivitas dan tidak boleh curang.
"Karena yang terjadi sekarang ini, anak-anak banyak yang pegang telepon genggam dan mojok di kamar. Pulang sekolah mereka mojok di kamar, tidak tahu apa yang terjadi dengan gawai mereka tiba-tiba terjadi kekerasan. Maka kita akan mengembalikan anak-anak kita seperti kita waktu kecil dulu, lebih banyak bersosialisasi dan berteman berkawan banyak," katanya.
Ia mengatakan di Ruang Bersama Merah Putih tersebut besar kemungkinan akan diputar film-film sejarah.
"Kalau kita dulu kan mainnya bareng-bareng kalau sekarang sudah berbeda tetapi kita harus memberikan solusi," katanya.
Ia juga mengatakan tentang pelatihan keterampilan bagi para ibu sesuai minat mereka, seperti fesyen dan memasak dengan melibatkan pelaku UMKM, termasuk terkait dengan bantuan modal usaha untuk mereka.
"Supaya ibu-ibu lebih punya kekuatan secara ekonomi dan lebih mandiri. Jadi Ruang Bersama Merah Putih ini akan menjadi kerja sama, kerja bareng dari seluruh komponen masyarakat yang menjadikan ini sebuah gerakan bukan hanya kegiatan, tetapi lebih ke arah rasa memiliki terhadap desa itu akan ada dan empati terhadap sesama anggota masyarakat. Sehingga, apapun yang terjadi di desa tersebut bisa terdeteksi secara ini," katanya.
Baca juga: Menteri Arifah apresiasi naiknya keterwakilan perempuan di parlemen
Baca juga: Menteri Arifah dorong partisipasi perempuan dalam ekonomi syariah
Baca juga: Organisasi perempuan diajak perkuat sinergi untuk perempuan dan anak
"Salah satu program unggulan kami akan melanjutkan kegiatan atau desa lurah yang ramah perempuan dan anak. Kalau selama ini desa lurah ramah perempuan dan anak itu menjadi fokus dari program Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, maka kami lanjutkan namanya adalah Ruang Bersama Merah Putih. Jadi ruang bersama inisiasi ini kami ambil ketika kami diajak oleh Bapak Prabowo ke Magelang beberapa hari lalu," katanya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
Ia mengatakan saat ini anak-anak lekat dengan gawai sehingga mereka tidak mengenal lagi siapa pahlawan-pahlawan. Maka, di Ruang Bersama Merah Putih itu akan diberikan buku-buku sejarah atau mendatangkan pendongeng-pendongeng yang bercerita tentang pahlawan, seperti Pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dien, supaya anak-anak lebih mengenal pahlawan Indonesia.
"Kita tidak bisa hanya melarang anak-anak bermain gawai dan harus memberikan solusinya supaya anak-anak tidak lagi konsentrasi kepada gawai. Salah satu solusi ya kita akan berikan anak-anak permainan-permainan tradisional," katanya.
Baca juga: Menteri PPPA sosialisasikan UU TPKS kepada LKSA di Surabaya
Menurut dia, permainan tradisional tersebut melatih anak untuk bermain sportivitas dan tidak boleh curang.
"Karena yang terjadi sekarang ini, anak-anak banyak yang pegang telepon genggam dan mojok di kamar. Pulang sekolah mereka mojok di kamar, tidak tahu apa yang terjadi dengan gawai mereka tiba-tiba terjadi kekerasan. Maka kita akan mengembalikan anak-anak kita seperti kita waktu kecil dulu, lebih banyak bersosialisasi dan berteman berkawan banyak," katanya.
Ia mengatakan di Ruang Bersama Merah Putih tersebut besar kemungkinan akan diputar film-film sejarah.
"Kalau kita dulu kan mainnya bareng-bareng kalau sekarang sudah berbeda tetapi kita harus memberikan solusi," katanya.
Ia juga mengatakan tentang pelatihan keterampilan bagi para ibu sesuai minat mereka, seperti fesyen dan memasak dengan melibatkan pelaku UMKM, termasuk terkait dengan bantuan modal usaha untuk mereka.
"Supaya ibu-ibu lebih punya kekuatan secara ekonomi dan lebih mandiri. Jadi Ruang Bersama Merah Putih ini akan menjadi kerja sama, kerja bareng dari seluruh komponen masyarakat yang menjadikan ini sebuah gerakan bukan hanya kegiatan, tetapi lebih ke arah rasa memiliki terhadap desa itu akan ada dan empati terhadap sesama anggota masyarakat. Sehingga, apapun yang terjadi di desa tersebut bisa terdeteksi secara ini," katanya.
Baca juga: Menteri Arifah apresiasi naiknya keterwakilan perempuan di parlemen
Baca juga: Menteri Arifah dorong partisipasi perempuan dalam ekonomi syariah
Baca juga: Organisasi perempuan diajak perkuat sinergi untuk perempuan dan anak
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Tags: