"Stunting kan bisa dikurangi secara tidak langsung, seperti dengan sanitasi yang bagus, rumah bagus. Kalau ini (program Makan Bergizi Gratis), menangani secara langsung, gizinya diperbaiki," kata Kepala Badan Pengembangan dan Informasi (BPI) Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kemendes PDT Ivanovich Agusta dalam siniar Kelengen Tau BPI Kemendes PDT, seperti diikuti di Jakarta, Jumat.
Ia menyampaikan di setiap dapur atau yang dalam program tersebut dinamai Satuan Pelayanan Gizi, terdapat ahli gizi yang akan memantau kadar gizi dalam setiap makanan yang dibagikan secara gratis untuk siswa dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMA, ibu hamil dan menyusui, serta balita itu.
Baca juga: Mendes: Stunting PR besar yang harus dituntaskan bersama
"Jadi, nanti ada ahli gizi di masing-masing istilahnya itu kalau umum menyebutnya dapur, tetapi di sana menyebutnya Satuan Pelayanan Gizi. Itu masing-masing ada ahli gizinya. Banyak itu, kalau sudah lengkap totalnya 30.000," kata Ivan.
Sebelumnya, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto telah menyampaikan bahwa percepatan penurunan kasus stunting merupakan pekerjaan rumah (PR) yang besar bagi bangsa Indonesia sehingga harus dituntaskan secara bersama-sama.
"Sejatinya, target penurunan stunting tahun 2024 ini sebesar 14 persen. Tetapi, angkanya nangkring (stagnan) di 21,5 persen yang semula di angka 30 persen. Artinya, ini PR besar kita," kata Yandri.
Baca juga: Optimisme menggapai Indonesia Emas 2045 lewat membangun desa
Baca juga: Anggota Komisi V DPR ingin Kemendes PDT buat pemetaan potensi desa