ANTARA tekankan kolaborasi media dalam forum investasi GBA China
Redaktur Pelaksana Perum LKBN ANTARA Sigit Pinardi (kanan) menjadi pembicara sesi berbagi (sharing session) bertema "The Greater Bay Area in the Eyes of Media", bersama Editor in Chief GD Today Zhao Yang (kedua dari kiri), Editor in Chief South China Morning Post Tammy Tam (tengah) serta Direktur Macau Business dan majalah Business Intelligence Jose Matias (kedua dari kanan) pada Konferensi Promosi Investasi Global untuk Guangdong, Hong Kong dan Makau Greater Bay Area di Guangzhou, China, Jumat (8/11/2024). (ANTARA/Michael Siahaan)
"Ketika menyangkut soal investasi Indonesia dan China, khususnya di GBA, penting bagi media yang ada di masing-masing negara untuk berkolaborasi," ujar Sigit dalam sesi berbagi (sharing session) bertema "The Greater Bay Area in the Eyes of Media" pada Konferensi Promosi Investasi Global untuk Guangdong, Hong Kong dan Makau Greater Bay Area di Guangzhou, China.
Greater Bay Area (GBA) merupakan kawasan yang meliputi Guangdong, Hong Kong dan Makau yang dikembangkan pada tahun 2019 oleh Pemerintah China untuk menjadi pusat industri dan perekonomian negara tersebut.
Sigit menyampaikan bahwa ANTARA, satu-satunya media dari luar China yang dipercaya memberikan pandangannya dalam acara investasi tersebut, siap menjadi jembatan untuk mempublikasikan potensi investasi antara Indonesia dan GBA.
Hal itu, dia melanjutkan, sudah menjadi bagian dari tugas ANTARA sebagai kantor berita resmi Pemerintah Indonesia.
Menurut Sigit, perekonomian China khususnya di kawasan GBA yang terus berkembang membutuhkan banyak mitra investasi dari luar negeri.
Indonesia, dia melanjutkan, dapat menjadi salah satu negara yang terlibat aktif dalam kemitraan investasi tersebut dengan besarnya pasar yang dimiliki.
Sigit menyebut, upaya untuk mengokohkan kerja sama investasi perlu mendapatkan pemberitaan yang berimbang, mendalam dan mencerahkan dari media supaya semua informasi dapat dicerna dengan baik oleh masyarakat.
"Kami dari Kantor Berita ANTARA siap bermitra dengan semua pihak baik di GBA, China, dan Indonesia untuk mempublikasikan pemberitaan mengenai potensi dan kerja-kerja investasi yang melibatkan pihak-pihak tersebut," tutur dia.
Sejak tahun 2019, perekonomian di GBA melesat cepat dengan nilai output ekonomi sekitar 14 triliun yuan (sekitar 1,96 triliun dolar AS) pada tahun 2023, melonjak dari 3,8 triliun yuan (533,5 miliar dolar AS) pada tahun 2018.
Berdasarkan data BKPM Indonesia, nilai investasi China di Indonesia pada periode 2019 sampai semester pertama 2024 mencapai 32,2 miliar dolar AS (sekitar Rp502 triliun) dengan sekitar 21.022 ribu proyek.
Pada 2023, nilai investasi China adalah sebesar 7,4 miliar dolar AS (ketika itu setara Rp111,96 triliun) atau berada di posisi kedua terbesar setelah Singapura yaitu sebesar 15,4 miliar dolar AS (Rp233 triliun).
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024