Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Pasar Uang Rully Nova menilai bahwa adanya kepastian hasil rekapitulasi pemilihan umum presiden (pilpres) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan berdampak positif bagi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Setelah adanya hasil pemenang pilpres 2014, mata uang rupiah akan kembali bergerak sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia," ujar Rully Nova pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, meski sentimen politik di dalam negeri ke depannya masih cukup panas menyusul adanya ketidakpuasan dari salah satu calon presiden, namun kondisi itu diharapkan hanya bersifat sementara.

Ia menilai bahwa arah fundamental ekonomi Indonesia cukup baik, kondisi itu dapat mendorong mata uang rupiah kembali dalam tren penguatan. Diperkirakan mata uang rupiah bergerak di kisaran Rp11.500-Rp11.900 per dolar AS.

"Namun, jika Indonesia tidak dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi, rupiah dapat menembus level Rp12.000 per dolar AS," katanya.

Rully Nova mengharapkan bahwa pemerintahan baru mendatang dapat mengantisipasi perlambatan ekonomi global. Dari dalam negeri, tren surplus neraca perdagangan Indonesia (NPI) dan neraca transaksi berjalan Indonesia tetap berlanjut.

"Diharapkan ada perbaikan kinerja neraca keuangan Indonesia agar mencatatkan surplus," ucapnya.

KPU menetapkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang pilpres 2014 dengan perolehan suara sebanyak 70.997.833 atau 53,15 persen, sementara pasangan Prabowo-Hatta meraih suara 62.576.444 atau 46,85 persen dari total suara sah nasional 133.574.277.

Hasil tersebut berdasarkan keputusan KPU no 535/kpts kpu/tahun 2014 tentang penetapan hasil penghitungan perolehan suara dan hasil pemilihan umum presiden dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
(KR-ZMF/R010)