Menkomdigi apresiasi minat perusahaan global kembangkan ekosistem AI
8 November 2024 17:14 WIB
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid (kanan) saat bertemu dengan CEO Yandex Search Alexander Popovskiy di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2024). (ANTARA/HO-Kemenkominfo)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyambut positif minat investasi dari perusahaan Teknologi Informasi (TI) global untuk mengembangkan ekosistem kecerdasan artifisial atau (AI) di Indonesia.
Menurut Meutya, potensi pengembangan teknologi AI sangat besar dan strategis untuk mendukung kemajuan digital di Indonesia.
“Artificial Intelligence berkembang sangat cepat di dunia. Peran AI bagi manusia pun terus meningkat di berbagai sektor. Kami mengapresiasi minat Yandex Group dan Microsoft untuk menanamkan investasi di Indonesia,” ungkap Meutya dalam rilis pers, Jumat.
Baca juga: Laporan sebut teknologi AI berdayakan pengembangan media
Hal itu disampaikannya usai pertemuan terpisah dengan CEO Yandex Search Alexander Popovskiy, dan Head of ASEAN Government Affairs Microsoft Maciej Surowiec, di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (7/11).
Didampingi Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, Meutya menyambut rencana Yandex Group yang ingin memperluas platform mesin pencari di Indonesia.
“Potensi ekonomi kecerdasan buatan di Indonesia di tahun 2030 sangat signifikan, PDB Indonesia bisa meningkat 12 persen atau 366 Miliar dolar AS. Untuk itu, kami mendukung rencana dari Yandex untuk meningkatkan investasinya di Indonesia,” tuturnya.
Baca juga: STMM Yogyakarta bisa jadi pusat riset dan pengembangan AI
Sementara, saat bertemu dengan Maciej Surowiec dari Microsoft, Meutya menyoroti langkah perusahaan tersebut menindaklanjuti komitmen CEO Microsoft Satya Nadella saat berkunjung ke Indonesia pada bulan April 2024.
“Komitmen Microsoft kami harapkan mampu memberi nilai tambah, terutama dalam memberdayakan masyarakat melalui teknologi AI, mendukung pengembangan organisasi publik, pemberdayaan masyarakat, serta menjaga keamanan informasi,” ucap Meutya.
Dalam pertemuan itu, Wamen Nezar menekankan arti penting kompetisi sehat di sektor digital. “Kita berharap kompetisi yang adil akan tercipta di ranah platform digital,” ucapnya.
Baca juga: Menkominfo minta pengembangan AI Lab Indonesia terapkan standar global
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengajak para investor di bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk menjadikan Indonesia sebagai negara destinasi investasi untuk pengembangan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI).
Hal itu dikemukakannya melihat data bahwa ASEAN terus mendapatkan pertumbuhan positif peluang kontribusi AI pada ekonomi regional yang pada 2020 mencapai 1 miliar dolar AS meningkat menjadi 11 miliar dolar AS di 2022.
“Destinasi investasi swasta terhadap sektor AI masih didominasi oleh Amerika Serikat, Tiongkok, dan Inggris. (Padahal) sektor digital juga terus berkembang pesat di kawasan ASEAN dengan nilai investasi sektor TIK meningkat ”kata Budi di Tangerang, Banten, Jumat (27/9).
Baca juga: Konten dan keragaman budaya lokal masa depan AI Indonesia
Baca juga: Mengintip masa depan AI lewat ajang Global AI Summit
Menurut Meutya, potensi pengembangan teknologi AI sangat besar dan strategis untuk mendukung kemajuan digital di Indonesia.
“Artificial Intelligence berkembang sangat cepat di dunia. Peran AI bagi manusia pun terus meningkat di berbagai sektor. Kami mengapresiasi minat Yandex Group dan Microsoft untuk menanamkan investasi di Indonesia,” ungkap Meutya dalam rilis pers, Jumat.
Baca juga: Laporan sebut teknologi AI berdayakan pengembangan media
Hal itu disampaikannya usai pertemuan terpisah dengan CEO Yandex Search Alexander Popovskiy, dan Head of ASEAN Government Affairs Microsoft Maciej Surowiec, di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (7/11).
Didampingi Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, Meutya menyambut rencana Yandex Group yang ingin memperluas platform mesin pencari di Indonesia.
“Potensi ekonomi kecerdasan buatan di Indonesia di tahun 2030 sangat signifikan, PDB Indonesia bisa meningkat 12 persen atau 366 Miliar dolar AS. Untuk itu, kami mendukung rencana dari Yandex untuk meningkatkan investasinya di Indonesia,” tuturnya.
Baca juga: STMM Yogyakarta bisa jadi pusat riset dan pengembangan AI
Sementara, saat bertemu dengan Maciej Surowiec dari Microsoft, Meutya menyoroti langkah perusahaan tersebut menindaklanjuti komitmen CEO Microsoft Satya Nadella saat berkunjung ke Indonesia pada bulan April 2024.
“Komitmen Microsoft kami harapkan mampu memberi nilai tambah, terutama dalam memberdayakan masyarakat melalui teknologi AI, mendukung pengembangan organisasi publik, pemberdayaan masyarakat, serta menjaga keamanan informasi,” ucap Meutya.
Dalam pertemuan itu, Wamen Nezar menekankan arti penting kompetisi sehat di sektor digital. “Kita berharap kompetisi yang adil akan tercipta di ranah platform digital,” ucapnya.
Baca juga: Menkominfo minta pengembangan AI Lab Indonesia terapkan standar global
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengajak para investor di bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk menjadikan Indonesia sebagai negara destinasi investasi untuk pengembangan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI).
Hal itu dikemukakannya melihat data bahwa ASEAN terus mendapatkan pertumbuhan positif peluang kontribusi AI pada ekonomi regional yang pada 2020 mencapai 1 miliar dolar AS meningkat menjadi 11 miliar dolar AS di 2022.
“Destinasi investasi swasta terhadap sektor AI masih didominasi oleh Amerika Serikat, Tiongkok, dan Inggris. (Padahal) sektor digital juga terus berkembang pesat di kawasan ASEAN dengan nilai investasi sektor TIK meningkat ”kata Budi di Tangerang, Banten, Jumat (27/9).
Baca juga: Konten dan keragaman budaya lokal masa depan AI Indonesia
Baca juga: Mengintip masa depan AI lewat ajang Global AI Summit
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Tags: