Jakarta (ANTARA) - Saat ini, ekonomi global berada dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Pandemi yang berlangsung selama beberapa tahun, disusul dengan ketegangan geopolitik di beberapa negara, inflasi yang meningkat, dan perubahan kebijakan ekonomi global, telah menciptakan kekhawatiran di berbagai sektor.
Di tengah ketidakpastian ini, masyarakat dihadapkan pada tantangan besar untuk menjaga stabilitas keuangan dan mengamankan aset mereka dari potensi risiko.
Salah satu cara yang dapat dipertimbangkan adalah melalui investasi emas, yang memiliki sejarah panjang sebagai aset pelindung nilai di saat krisis.
Mengapa emas begitu penting sebagai instrumen investasi, khususnya di masa ketidakpastian? Meskipun tidak konsisten sebagai penggemar emas, pebisnis keuangan, George Soros, memiliki pandangan bearish terhadap masa depan ekonomi global, terutama China.
Akibatnya, ia tertarik pada emas dan pernah membeli lebih dari 1 juta saham di SPDR Gold Trust (ETF emas terbesar) pada Mei 2017, dengan nilai investasi mencapai lebih dari 123 juta dolar AS.
Penulis buku "Rich Dad Poor Dad" Robert Kiyosaki juga pernah memprediksi harga emas naik dari 2.400 dolar AS ke 3.300 dolar AS per troy ounce pada tahun 2025. Ia, bahkan sudah menjadi bug emas sejak tahun 1972 dan melihat emas sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Pandangan dari mereka ini menunjukkan bahwa emas tetap menjadi instrumen investasi yang menarik, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Emas memang memiliki nilai yang relatif stabil dan tidak mudah terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi, politik, maupun kebijakan pemerintah.
Nilai emas cenderung mengalami kenaikan saat terjadi inflasi atau saat kondisi ekonomi sedang tidak pasti, membuatnya menjadi aset yang aman bagi investor.
Kenyataan ini menjadikan emas sebagai pilihan safe haven atau tempat berlindung dari gejolak ekonomi. Saat pasar saham, obligasi, atau aset-aset lainnya mengalami penurunan, harga emas seringkali naik atau setidaknya tetap stabil, yang menunjukkan betapa pentingnya emas dalam menjaga nilai kekayaan.
Tren naik
Selama beberapa dekade terakhir, harga emas telah menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, terutama ketika situasi global sedang tidak menentu.
Pada saat krisis keuangan global tahun 2008, harga emas mengalami lonjakan karena banyak orang beralih ke emas sebagai perlindungan.
Begitu pula di masa pandemi COVID-19, harga emas kembali meningkat akibat ketidakpastian yang melanda perekonomian dunia, ketika itu.
Saat investor merasa tidak yakin dengan prospek ekonomi, emas menjadi pilihan utama karena sifatnya yang tahan terhadap risiko inflasi dan depresiasi mata uang.
Selain itu, emas juga memiliki daya tarik lain, yaitu likuiditasnya yang tinggi. Emas mudah diperjualbelikan di pasar global, yang berarti investor dapat mencairkannya kapan saja, saat dibutuhkan, dibandingkan dengan instrumen investasi lain, misalnya properti.
Hal ini membuat emas menjadi pilihan tepat bagi mereka yang menginginkan aset yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai, terutama saat situasi darurat.
Dengan likuiditas yang tinggi, emas memberikan fleksibilitas kepada investor untuk menjaga stabilitas keuangan, tanpa harus khawatir kehilangan nilai aset.
Tidak hanya bagi investor besar, emas juga menjadi pilihan yang relevan bagi masyarakat umum. Salah satu keunggulan emas adalah kemampuannya untuk diakses oleh berbagai kalangan, baik yang memiliki modal besar maupun kecil.
Apalagi, saat ini, berbagai platform investasi digital menawarkan produk tabungan emas yang memungkinkan masyarakat untuk membeli emas dalam jumlah kecil, bahkan dengan nominal yang sangat terjangkau, termasuk dengan cara mencicil.
Hal ini memberikan peluang bagi siapa saja untuk mulai berinvestasi dan merasakan manfaat emas sebagai aset pelindung nilai.
Meskipun begitu, Junior Sambyanto, pakar investasi emas, pernah memberikan pernyataan bahwa ia tidak merekomendasikan pembelian emas fisik berukuran mini yang banyak ditawarkan di e-commerce, karena dianggap tidak memiliki nilai investasi yang signifikan.
Ia menyarankan untuk membeli emas fisik minimal berukuran 0,5 gram atau 1 gram dari penjual yang kredibel, atau mempertimbangkan investasi emas digital yang memungkinkan pembelian dengan nominal kecil.
Sejatinya, investasi emas bukanlah tentang mengejar keuntungan cepat atau spekulasi. Justru, investasi emas lebih sesuai untuk strategi jangka panjang, terutama bagi mereka yang ingin melindungi kekayaan dari inflasi dan menjaga stabilitas nilai aset dalam waktu yang lama.
Dalam jangka panjang, emas cenderung mengalami kenaikan nilai, meskipun mungkin terjadi fluktuasi kecil dalam jangka pendek.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman yang tepat dan tidak tergiur dengan harapan keuntungan secara instan.
Emas sebaiknya dilihat sebagai cara untuk mengamankan aset dan melindungi nilai, bukan sebagai alat untuk mencari keuntungan cepat.
Selain stabilitas dan likuiditasnya, emas juga memiliki keistimewaan sebagai instrumen diversifikasi. Dalam portofolio investasi, diversifikasi adalah kunci untuk mengurangi risiko.
Jika seseorang hanya memiliki satu jenis aset, maka cenderung rentan terhadap gejolak yang terjadi pada aset tersebut. Dengan menambahkan emas dalam portofolio investasi, maka dapat menciptakan keseimbangan antara aset-aset yang berbeda, sehingga risiko dapat lebih terkendali.
Diversifikasi ini membuat emas berperan sebagai pelindung portofolio yang kuat di tengah ketidakpastian ekonomi.
Strategi praktis
Berikut beberapa strategi praktis dalam berinvestasi emas yang dapat dipertimbangkan. Pertama, memulai berinvestasi secara bertahap. Meskipun harga emas mungkin terlihat tinggi, dengan berinvestasi secara bertahap atau melalui metode dollar-cost averaging, seseorang akan dapat meminimalkan dampak fluktuasi harga.
Dengan membeli emas sedikit demi sedikit secara rutin, maka konsumen bisa mendapatkan harga rata-rata yang lebih baik dan tidak perlu khawatir tentang naik-turun harga jangka pendek.
Kedua, pilihlah produk emas yang sesuai dengan kebutuhan. Emas batangan adalah pilihan ideal bagi mereka yang ingin menyimpan nilai kekayaan dalam bentuk yang mudah dicairkan.
Di sisi lain, tabungan emas digital adalah pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin fleksibilitas dengan modal kecil.
Saat ini, berbagai bank dan platform investasi digital di Indonesia menawarkan produk tabungan emas yang bisa diakses dengan modal minim, memungkinkan masyarakat dari berbagai kalangan untuk mulai berinvestasi.
Ketiga, lihatlah investasi emas sebagai strategi jangka panjang. Jangan tergoda untuk menjual emas saat harganya sedang naik secara tiba-tiba, karena emas bukanlah aset spekulatif.
Mengambil sikap yang sabar dan konsisten sangat penting menjadi pegangan, karena emas cenderung memberikan perlindungan nilai yang optimal dalam jangka panjang. Dengan menahan diri dan fokus pada manfaat jangka panjang, seseorang akan dapat memaksimalkan keuntungan dari investasi emas ini.
Investasi emas bukan hanya soal keuntungan pribadi, tetapi juga memiliki dampak positif bagi perekonomian nasional. Saat masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya investasi emas, daya beli nasional dapat lebih stabil dan tahan terhadap fluktuasi ekonomi global.
Pada akhirnya, menghadapi ketidakpastian ekonomi dengan investasi emas merupakan langkah yang bijak. Dengan sifatnya yang stabil, likuid, dan tahan terhadap inflasi, emas memberikan perlindungan bagi kekayaan.
Bagi masyarakat Indonesia, investasi emas adalah bentuk kesiapan dan ketahanan finansial di tengah dunia yang penuh perubahan. Melalui investasi emas, seseorang tidak hanya mengamankan keuangan pribadi, tetapi juga berkontribusi untuk menguatkan ekonomi nasional.
Ini saatnya menghadapi ketidakpastian ekonomi dengan bijak dan menjadikan emas sebagai pilihan cerdas untuk masa depan yang lebih stabil dan cerah bagi diri sendiri dan bangsa Indonesia.
Telaah
Menghadapi ketidakpastian ekonomi dengan investasi emas
Oleh Hanni Sofia
8 November 2024 17:07 WIB
Ilustrasi - Pedagang memperlihatkan lempengan emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di pusat perdagangan logam mulia Pasar Aceh, Banda Aceh, Kamis (18/4/2024) (ANTARA FOTO/Ampelsa)
Copyright © ANTARA 2024
Tags: