Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengidentifikasi potensi terjadinya pergerakan tanah akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada bagian puncak gunung api itu.

“Potensi pergerakan tanah berada di sekitar puncak gunungnya,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan pergerakan tanah itu berpotensi terjadi karena sisa-sisa material vulkanik yang dilontarkan selama gunung mengalami erupsi akan bertumpuk dan mengendap di sekitaran puncak.

Baca juga: Hujan abu vulkanik turun di sekitar Gunung Lewotobi pada Jumat Siang

Meski membutuhkan pengamatan yang lebih lanjut, namun pihaknya mengestimasi jumlah tumpukan material tersebut bisa mencapai ratusan ribu meter kubik terakumulasi dari endapan erupsi sebelum-sebelumnya.

“Nanti akan dimonitor memakai drone ketika kondisi di lapangan memungkinkan. Belum sekarang karena erupsinya masih berlangsung,” kata dia, seraya menambahkan selain itu lapisan tanah di bagian puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, seperti jenis tanah andosol yang tergolong gembur juga memperbesar potensi pergerakan tanah terjadi.

Menurutnya, material-material erupsi yang diperkirakan masih akan terus terakumulasi dalam beberapa waktu ke depan ini sangat rentan runtuh ke bawah, apalagi bila diguyur hujan dengan intensitas yang cukup deras maka akan menghantam semua yang dilintasinya.

Baca juga: PVMBG petakan jarak jangkauan lontaran batu pijar Gunung Lewotobi

Oleh karena itu pemerintah mengambil langkah cepat untuk mengevakuasi seluruh masyarakat yang bermukim di sekitar kaki Gunung Lewotobi Laki-Laki, terkhusus pada radius 7-8 kilometer ke tempat yang lebih aman.

“Ini merupakan potensi bahaya lain yang perlu diantisipasi, selain bahaya dari erupsinya itu sendiri yang kami identifikasi eksplosif dan sudah di luar dari standar normalnya (overscale),” ujarnya.

Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi setinggi 5.000 meter