Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Pusat memastikan inovasi kesehatan "Cek dan Sadari" di Puskesmas Senen berhasil diterapkan dan terus berjalan.
"Inovasi ini berawal dari Puskesmas Senen. Serta tetap dijalankan hingga sekarang," kata Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Pusat Rismasari saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Dokter: Kanker serviks jadi penyebab utama kematian pada wanita
Temuan tersebut merupakan inovasi non-digital untuk meningkatkan capaian deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di Provinsi DKI Jakarta.

Inovasi ini telah dilakukan replikasi di tiga wilayah, yaitu Puskesmas Kecamatan Senen, Cilincing, dan Tambora.
Risma menyebut inovasi itu menggunakan mobil bermotif hibiscus (bunga sepatu) dan motor bermotif bunga anyelir yang merupakan kendaraan untuk deteksi dini kanker leher rahim melalui pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) yang hadir di tiga puskesmas.

Baca juga: Dinkes DKI minta wanita lengkapi imunisasi HPV di Puskesmas
Mobil dan Motor bermotif bunga ini merupakan kendaraan modifikasi yang sanggup menjangkau masyarakat langsung ke rumah (door to door) hingga di jalan sempit.

"Jadi telah dikembangkan dengan adanya inovasi bed ginekologi portable anyelir yang menyokong pelayanan mobil hibiscus dan saat ini telah ada enam anyelir untuk setiap kelurahan di Puskesmas Kecamatan Senen," ujar Risma.

Lalu terdapat juga agen yang bertugas untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk aktif memeriksakan diri dan mendata wanita usia subur terkait kanker serviks dan melakukan pendampingan.

Risma berharap kegiatan ini dapat terus berjalan dan dapat dirasakan manfaatnya oleh warga, khususnya kalangan perempuan.

Baca juga: YKI DKI ingatkan pentingnya cegah kanker serviks
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperkuat ekosistem riset dan inovasi guna meningkatkan pelayanan publik serta memberikan kemudahan di bidang perizinan dan kesehatan yang selama ini menjadi tantangan.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan inovasi ini memberikan pelayanan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) Test secara mobile tanpa harus datang ke puskesmas dengan memanfaatkan mobil hibiscus, motor anyelir, serta mobil ginekologi.

"Implementasi inovasi telah berhasil meningkatkan capaian IVA Test dari 5,4 persen menjadi 16,56 persen di Kecamatan Senen, menekan potensi biaya pengobatan kanker Rp 20 juta hingga Rp 40 juta per pasien, dan berhasil mendeteksi pra-kanker sebanyak 139 wanita," jelas Teguh di Jakarta, Senin (28/10).