Indonesia Seamless Tube dukung kebutuhan industri migas dalam negeri
8 November 2024 10:56 WIB
Arsip foto - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza (tengah), CEO Inerco Global International Hendrik Kawilarang Luntungan (kiri), Direktur Utama Indonesia Seamless Tube atau PT Artas Energi Petrogas, Jose Antonio E Reyes (kedua kiri) menjawab pertanyaan awak media di sela Indonesia Seamless Tube Summit. Di Jakarta, Rabu (6/11/2024). ANTARA/Harianto.
Jakarta (ANTARA) - Indonesia Seamless Tube (IST) mendukung pemenuhan kebutuhan pipa baja tanpa sambungan untuk industri migas dalam negeri yang mencapai 500.000 ton per tahun.
"Keberadaan IST sebagai pabrik pipa baja tanpa sambungan (seamless) dalam negeri mendukung kebutuhan sektor industri migas dalam negeri yang mencapai kebutuhan 500.000 ton per tahun," kata CEO Inerco Global International Hendrik Kawilarang Luntungan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
IST merupakan sebuah pabrikan pipa konsorsium (KSO) antara PT Artas Energi Petrogas dan Inerco Global International.
Hendrik menekankan bahwa pengoperasian IST sebagai upaya nyata dari cita-cita besar industrialisasi nasional.
"Kami menginvestasikan sebesar Rp2,5 triliun untuk mewujudkan pabrik ini hingga beroperasi. Ini bukan nilai yang kecil sebagai investasi. Kendati bagi kami, ini soal membangun industrialisasi nasional. Kami berkomitmen untuk memajukan industri padat karya dan tinggi teknologi," kata Hendrik
Dari data kemampuan IST sebagai pabrik pipa baja seamless, memiliki batas optimal produksi sejumlah 300.000 ton per tahun. Artinya, posisi IST bisa menyumbang 60 persen kebutuhan pipa seamless di Indonesia.
Berdasarkan data kementerian perindustrian, IST memiliki bobot tingkat komponen dalam negeri (TKDN) senilai 43 persen. Hal tersebut menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap pemenuhan prinsip TKDN di Indonesia.
Sejalan dengan data-data yang dipaparkan, Hendrik juga menyampaikan bahwa niat dasar dari pembangunan pabrik tersebut terinspirasi dari ekonom Soemitro Djojohadikoesoemo yang juga merupakan ayah dari Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam konsep pembangunan industri nasional.
"Saya terinspirasi oleh Pak Cum (Soemitro Djojohadikoesoemo), beliau dulu punya konsep yang dikenal Soemitro Plan. Saya meletakkan pendirian pabrik ini, sebagai manifestasi gagasan Pak Cum," tutur Hendrik.
Ia juga menilai pembangunan pabrik itu juga sangat sejalan dengan Astacita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Pabrik IST juga akan menyerap tenaga kerja dan transfer ilmu pengetahuan, menjadi pondasi industri nasional serta akan menekan harga produksi dan distribusi migas sehingga secara otomatis ketahanan energi akan terbentuk.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengajak industri pipa PT Artas Energi Petrogas dan PT Inerco bersinergi dengan pemerintah untuk mewujudkan pembangunan jaringan gas (jargas), guna mengurangi ketergantungan impor LPG dan memperkuat energi nasional.
"Saya kira ini akan menjadi peluang yang besar buat semua perusahaan pipa terutama yang seamless, juga termasuk untuk Indonesia Seamless Tube dan PT Inerco untuk bersama-sama pemerintah merealisasikan jargas yang selama ini sudah bertahun-tahun digagas tidak pernah selesai," kata Faisol.
Hal itu disampaikan Wamenperin dalam acara Workshop dan Talkshow Indonesia Seamless Tube Summit: The Launching The First Seamless Pipe Plant In Southeast Asia di Jakarta.
"Ini luar biasa. Keberhasilan ini merupakan bukti nyata dari sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha yang mampu menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas, berstandar tinggi dan mampu bersaing di pasar global," ucap Faisol.
Baca juga: Inerco: Industri pipa baja "seamless" dalam negeri butuh dukungan TKDN
Baca juga: Pabrik pipa "seamless" pertama di Asia Tenggara beroperasi di Cilegon
"Keberadaan IST sebagai pabrik pipa baja tanpa sambungan (seamless) dalam negeri mendukung kebutuhan sektor industri migas dalam negeri yang mencapai kebutuhan 500.000 ton per tahun," kata CEO Inerco Global International Hendrik Kawilarang Luntungan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
IST merupakan sebuah pabrikan pipa konsorsium (KSO) antara PT Artas Energi Petrogas dan Inerco Global International.
Hendrik menekankan bahwa pengoperasian IST sebagai upaya nyata dari cita-cita besar industrialisasi nasional.
"Kami menginvestasikan sebesar Rp2,5 triliun untuk mewujudkan pabrik ini hingga beroperasi. Ini bukan nilai yang kecil sebagai investasi. Kendati bagi kami, ini soal membangun industrialisasi nasional. Kami berkomitmen untuk memajukan industri padat karya dan tinggi teknologi," kata Hendrik
Dari data kemampuan IST sebagai pabrik pipa baja seamless, memiliki batas optimal produksi sejumlah 300.000 ton per tahun. Artinya, posisi IST bisa menyumbang 60 persen kebutuhan pipa seamless di Indonesia.
Berdasarkan data kementerian perindustrian, IST memiliki bobot tingkat komponen dalam negeri (TKDN) senilai 43 persen. Hal tersebut menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap pemenuhan prinsip TKDN di Indonesia.
Sejalan dengan data-data yang dipaparkan, Hendrik juga menyampaikan bahwa niat dasar dari pembangunan pabrik tersebut terinspirasi dari ekonom Soemitro Djojohadikoesoemo yang juga merupakan ayah dari Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam konsep pembangunan industri nasional.
"Saya terinspirasi oleh Pak Cum (Soemitro Djojohadikoesoemo), beliau dulu punya konsep yang dikenal Soemitro Plan. Saya meletakkan pendirian pabrik ini, sebagai manifestasi gagasan Pak Cum," tutur Hendrik.
Ia juga menilai pembangunan pabrik itu juga sangat sejalan dengan Astacita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Pabrik IST juga akan menyerap tenaga kerja dan transfer ilmu pengetahuan, menjadi pondasi industri nasional serta akan menekan harga produksi dan distribusi migas sehingga secara otomatis ketahanan energi akan terbentuk.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengajak industri pipa PT Artas Energi Petrogas dan PT Inerco bersinergi dengan pemerintah untuk mewujudkan pembangunan jaringan gas (jargas), guna mengurangi ketergantungan impor LPG dan memperkuat energi nasional.
"Saya kira ini akan menjadi peluang yang besar buat semua perusahaan pipa terutama yang seamless, juga termasuk untuk Indonesia Seamless Tube dan PT Inerco untuk bersama-sama pemerintah merealisasikan jargas yang selama ini sudah bertahun-tahun digagas tidak pernah selesai," kata Faisol.
Hal itu disampaikan Wamenperin dalam acara Workshop dan Talkshow Indonesia Seamless Tube Summit: The Launching The First Seamless Pipe Plant In Southeast Asia di Jakarta.
"Ini luar biasa. Keberhasilan ini merupakan bukti nyata dari sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha yang mampu menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas, berstandar tinggi dan mampu bersaing di pasar global," ucap Faisol.
Baca juga: Inerco: Industri pipa baja "seamless" dalam negeri butuh dukungan TKDN
Baca juga: Pabrik pipa "seamless" pertama di Asia Tenggara beroperasi di Cilegon
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: