Pontianak (ANTARA News) - Tim gabungan pemantau makanan yang melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Flamboyan Pontianak, Selasa pagi, terpaksa menghentikan kegiatannya karena diusir oleh sejumlah pedagang di los daging sapi.

Semula tim yang melibatkan Pemerintah Kota Pontianak, Pemprov Kalbar, Polda Kalbar, Balai POM Pontianak, berkumpul di halaman Graha Pena yang terletak di depan pasar tersebut.

Tampak Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar Abdul Manaf Mustafa, Direskrimsus Polda Kalbar Kombes (Pol) Widodo, Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, serta staf dinas terkait dari Pemkot Pontianak.

Kemudian rombongan meninjau sejumlah pedagang yang menjual daging ayam. Hasilnya, Abdul Manaf meminta pedagang untuk menjual daging ayam dengan tidak membiarkan isi dalam tanpa dikeluarkan karena akan mempercepat proses pembusukan daging ayam.

Kemudian tim melanjutkan pemantauan ke los daging sapi. Saat itu, suasana mulai terasa tidak nyaman.

Salah seorang pedagang bahkan tiba-tiba memukulkan kampak ke meja tempat akan dilakukan pemeriksaan oleh tim. Namun tim tetap hendak melanjutkan pemeriksaan. Beberapa orang terlihat tergopoh-gopoh membawa kantung plastik bewarna merah berisi daging beku ke bagian belakang.

Beberapa pedagang berteriak-teriak tidak jelas dan menghamburkan daging ke meja tersebut. Lalu seorang pria membawa pisau daging yang mengkilat muncul dari tempat beberapa orang tadi yang menyimpan daging beku.

Suasana semakin tidak terkendali. Sebagian ada yang melarang media mengambil gambar. Kemudian tim meninggalkan lokasi dan keluar dari Pasar Flamboyan sambil setengah berlari diiringi teriakan para pedagang tadi.

Kombes Widodo terlihat di belakang sambil menahan dan menenangkan para pedagang. Masih terlihat beberapa pedagang yang memprotes kedatangan tim tersebut meski Abdul Manaf dan lainnya sudah keluar dari Pasar Flamboyan.

Bahkan ada yang hendak memukul Widodo meski kemudian dicegah oleh pedagang lainnya. Widodo sendiri terlihat tenang dan tidak terpancing emosinya.

Abdul Manaf mengatakan ada indikasi situasi tersebut sengaja diciptakan pihak tertentu. "Karena kami melihat sendiri kalau ada kotak daging beku "Alana" asal India. Padahal ini dilarang masuk wilayah Indonesia karena berkaitan dengan kesehatan pangan," katanya menegaskan.

Ia melanjutkan, selama lima tahun memantau kesehatan pangan menjelang Lebaran, baru kali ini peristiwa tersebut terjadi.

Meski ada peristiwa itu, ia mengatakan tidak akan menyurutkan tugas pemerintah agar masyarakat mendapat jaminan keamanan pangan.

"Misalnya, jangan sampai ada pencampuran daging sapi dengan daging celeng," ujar Abdul Manaf. Tim akan kembali turun pada tanggal 25 - 27 Juli mendatang.

Kombes Widodo menambahkan, ke depan pihak kepolisian berpakaian dinas akan mendampingi tim saat memantau ke lapangan.

(T011/R007)