Surabaya (ANTARA News) - Manajemen PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur memprediksi konsumsi listrik masyarakat mengalami penurunan antara 25-50 persen saat Lebaran 1435 Hijriyah karena banyak pelaku industri libur pada momentum besar keagamaan tersebut.

"Penurunan konsumsi listrik itu mulai terasa satu pekan sebelum hari H hingga dua pekan setelah lebaran," kata General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Jatim, I B G Mardawa Padangratha, di Surabaya, Senin.

Lalu, ungkap dia, setelah dua pekan dari lebaran maka konsumsi listrik masyarakat di wilayah kerjanya diperkirakan mulai kembali normal. Sementara itu, ketersediaan listrik untuk wilayah Jatim juga sangat besar.

"Kami optimistis pasokan listrik ini mampu memenuhi permintaan masyarakat selama Ramadhan hingga Lebaran mendatang," ujarnya.

Total ketersediaan listrik di Jatim, jelas dia, sampai sekarang mencapai sebesar 8.300 MegaWatt (MW) sedangkan beban puncak pada periode sama masih di kisaran 4.981 MW.

"Dengan begitu, kondisi kelistrikan di Jatim surplus atau aman di posisi sekitar 3.419 MW," katanya.

Mengenai pertumbuhan konsumsi listrik di Jatim, imbuh dia, hingga Juni 2014 terealisasi di kisaran 7,1 persen. Sementara, penyambungan baru yang telah dilakukan mencapai sekitar 160.000 pelanggan atau sekitar 40.000 pelanggan per bulan.

"Kami yakin, target penyambungan pelanggan baru hingga akhir tahun 2014 dapat terealisasi sebesar 560.000 pelanggan," katanya.

Angka tersebut, sebut dia, sesuai dengan target perusahaan yang telah ditetapkan sejak awal tahun ini. Terkait jumlah daftar tunggu penyambungan baru yang cukup tinggi, hal itu adalah dampak dari tersendatnya penyambungan baru selama dua bulan lalu.

"Untuk industri besar saja, jumlahnya mencapai 200 pelanggan," katanya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, salah satu badan usaha milik negara (BUMN) tersebut menyatakan kesiapannya secara agresif untuk melakukan penyambungan sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan.

(KR-IDS/S023)