Lo Kheng Hong alias Pak Lo mengatakan langkah pertama saat investasi saham harus melihat profil perusahaan, seperti pengendali perusahaan, jajaran direksi, sampai komisaris.
“Kalau mereka bukan orang baik, bukan orang jujur, orang yang suka mengambil uang perusahaan untuk memperkaya dirinya, tentu saya tidak mau beli. Jadi, saya lebih fokus kepada yang mikro,” ujar Pak Lo saat sesi Seminar Capital Market Summit & Expo 2024 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis.
Ia melanjutkan, strategi berikutnya yaitu dengan membeli saham pada sektor perusahaan yang bagus dan memiliki potensi keuntungan besar.
"Perusahaan rugi saya tidak mau beli, perusahaan yang cuannya kecil saya juga tidak mau beli. Saya hanya beli dan fokus kepada perusahaan yang cuannya besar,” ujar Lo.
Selain berpotensi untung, menurut Pak Lo, perusahaan tersebut juga harus terus bertumbuh, yang mana dirinya kerap membeli saham perusahaan yang valuasinya murah atau wajar.
Namun demikian, apabila perusahaan tersebut bagus namun valuasinya mahal, Ia menegaskan tidak akan membelinya.
Ia menyebut, indikator untuk mengukur valuasi suatu perusahaan murah atau tidak yaitu dengan melihat jumlah Price to Book Value (PBV) perusahaan yang rendah.
“Saya membuat satu rumus angka sembilan keberuntungan. Belilah saham-saham dengan Pricing Earning Ratio (PER) maksimum sembilan kali dan PBV maksimum satu kali. Artinya sembilan kali satu sama dengan sembilan, keuntungannya sembilan kali,” ujar Lo.
Baca juga: Lo Kheng Hong sebut "wonderful company" saham ideal, BNI jadi contoh
Baca juga: BEI bakal luncurkan 'Single Stock Futures' pada 12 November 2024
Baca juga: Pasar modal Indonesia gelar CMSE 2024 berikan edukasi berinvestasi