Diskominfo Belitung ajak jurnalis dalami jurnalisme positif di ANTARA
7 November 2024 19:40 WIB
Sebanyak 50 jurnalis yang dibawa oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Belitung berfoto bersama saat mengunjungi Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Kamis (7/11/2024). (ANTARA/Fathur Rochman)
Jakarta (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Belitung mengajak 50 jurnalis memperluas wawasan mengenai jurnalisme positif dan praktik kerja yang sesuai dengan standar etika dan profesionalisme di Lembaga Kantor Berita Nasional ((LKBN) ANTARA.
"Tujuan kami kunjungan ke ANTARA adalah kami ingin menggali informasi bagaimana sebenarnya pengelolaan media yang baik di daerah, sehingga kawan-kawan media ini punya pengalaman, punya keahlian, sehingga menyampaikan beritanya betul-betul memenuhi standar berita jurnalis," ujar Kepala Diskominfo Kabupaten Belitung Mohammad Iqbal di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Kamis.
Iqbal mengatakan kunjungan ini penting agar para jurnalis ini bisa menghasilkan berita yang sesuai dengan standar jurnalistik, sehingga mereka bisa berkontribusi dalam promosi pariwisata dan pembangunan ekonomi di Belitung.
Baca juga: Dirut ANTARA: Akurasi kunci industri media bertahan di era digital
Dengan meningkatnya keterampilan dan pemahaman para jurnalis dalam menyampaikan informasi yang berkualitas, Dia berharap sektor pariwisata Belitung dapat kembali pulih pascapandemi COVID-19.
"Volume wisatawan ini sudah sangat menurun karena mungkin COVID-19 kemarin. Mungkin Bapak PJ Bupati berharap kawan-kawan media bisa kembali mempromosikan wisata kami sehingga Belitung bisa kembali pada saat sebelum pandemi COVID-19 karena memang cukup banyak wisatawan yang datang waktu itu sehingga perekonomian kita bisa lebih baik ke depan," kata dia.
Redaktur Pelaksana Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Suryanto mengapresiasi potensi pariwisata Belitung yang kaya dan beragam. Dia pun mendorong peran pers untuk mengampanyekan keunggulan daerah ini, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Baca juga: Dirut ANTARA: Media "mainstream" ujung tombak promosikan produk UMKM
Suryanto lalu menyoroti tentang tantangan yang dihadapi pers saat ini, di mana publik lebih sering mengakses informasi melalui media sosial, meski belum tentu akurat dan sesuai dengan kode etik jurnalistik.
Dia menekankan pentingnya peran pers sebagai penyalur informasi yang terverifikasi dan kredibel di tengah era "tsunami informasi" saat ini.
"Kita sebagai media punya tugas mengonfirmasi, kemudian kalau ada yang tidak benar ya meluruskan, dan tentu saja memegang teguh kode etik jurnalistik, itu kuncinya, karena di media sosial tidak ada kode etik jurnalistik. Mereka suka-suka saja yang penting viral," kata dia.
Pers, kata dia, juga harus bisa membuat berita yang memiliki nilai untuk ditawarkan kepada pembaca atau audiens. Menurutnya, nilai pada berita merupakan hal penting sebagai pijakan dalam memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh pembaca atau audiens.
"Jadi value itu penting karena itu pijakan agar kita bisa memenuhi kebutuhan dari pembaca kita. Soal judul yang menarik itu bisa dimainkan, tapi yang penting value apa yang kita tawarkan kepada pembaca," kata Suryanto.
Baca juga: LKBN ANTARA kolaborasi dengan Kauje dalam Tegalboto Memanggil 3
Sementara itu, Redaktur Pelaksana Perum LKBN ANTARA lainnya Teguh Priyanto memperkenalkan jurnalisme positif yang menjadi landasan ANTARA dalam memproduksi pemberitaan, yaitu "3E plus 1N".
Unsur "3E plus 1N" tersebut yaitu Educating (mendidik), Enlightening (mencerahkan), Empowering (memberdayakan), dan Nationalism (nasionalisme).
Melalui "3E plus 1N", ANTARA berupaya menyebarkan berita yang bukan hanya informatif dan berkualitas, tetapi juga membawa pesan positif kepada pembaca atau audiens.
Lebih lanjut, Teguh juga menyatakan bahwa di tengah maraknya berita hoaks dan konten yang tidak memenuhi standar jurnalistik, pers memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa informasi yang sampai ke masyarakat tetap berkualitas dan mengedepankan fakta.
"Saya mengajak kepada teman-teman dan Diskominfo juga untuk mari sama-sama kita memberitakan Indonesia dengan cara yang benar, cara yang lebih positif, dan cara yang bertujuan untuk kebaikan dan kemaslahatan Indonesia," ujar Teguh.
Setelah sesi diskusi, para jurnalis diajak berkeliling Gedung Antara Heritage Center dan melihat pameran foto "Legasi Jokowi" yang sedang ditampilkan di sana.
Baca juga: Dirut ANTARA tegaskan media harus transparan dalam penggunaan AI
"Tujuan kami kunjungan ke ANTARA adalah kami ingin menggali informasi bagaimana sebenarnya pengelolaan media yang baik di daerah, sehingga kawan-kawan media ini punya pengalaman, punya keahlian, sehingga menyampaikan beritanya betul-betul memenuhi standar berita jurnalis," ujar Kepala Diskominfo Kabupaten Belitung Mohammad Iqbal di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Kamis.
Iqbal mengatakan kunjungan ini penting agar para jurnalis ini bisa menghasilkan berita yang sesuai dengan standar jurnalistik, sehingga mereka bisa berkontribusi dalam promosi pariwisata dan pembangunan ekonomi di Belitung.
Baca juga: Dirut ANTARA: Akurasi kunci industri media bertahan di era digital
Dengan meningkatnya keterampilan dan pemahaman para jurnalis dalam menyampaikan informasi yang berkualitas, Dia berharap sektor pariwisata Belitung dapat kembali pulih pascapandemi COVID-19.
"Volume wisatawan ini sudah sangat menurun karena mungkin COVID-19 kemarin. Mungkin Bapak PJ Bupati berharap kawan-kawan media bisa kembali mempromosikan wisata kami sehingga Belitung bisa kembali pada saat sebelum pandemi COVID-19 karena memang cukup banyak wisatawan yang datang waktu itu sehingga perekonomian kita bisa lebih baik ke depan," kata dia.
Redaktur Pelaksana Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Suryanto mengapresiasi potensi pariwisata Belitung yang kaya dan beragam. Dia pun mendorong peran pers untuk mengampanyekan keunggulan daerah ini, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Baca juga: Dirut ANTARA: Media "mainstream" ujung tombak promosikan produk UMKM
Suryanto lalu menyoroti tentang tantangan yang dihadapi pers saat ini, di mana publik lebih sering mengakses informasi melalui media sosial, meski belum tentu akurat dan sesuai dengan kode etik jurnalistik.
Dia menekankan pentingnya peran pers sebagai penyalur informasi yang terverifikasi dan kredibel di tengah era "tsunami informasi" saat ini.
"Kita sebagai media punya tugas mengonfirmasi, kemudian kalau ada yang tidak benar ya meluruskan, dan tentu saja memegang teguh kode etik jurnalistik, itu kuncinya, karena di media sosial tidak ada kode etik jurnalistik. Mereka suka-suka saja yang penting viral," kata dia.
Pers, kata dia, juga harus bisa membuat berita yang memiliki nilai untuk ditawarkan kepada pembaca atau audiens. Menurutnya, nilai pada berita merupakan hal penting sebagai pijakan dalam memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh pembaca atau audiens.
"Jadi value itu penting karena itu pijakan agar kita bisa memenuhi kebutuhan dari pembaca kita. Soal judul yang menarik itu bisa dimainkan, tapi yang penting value apa yang kita tawarkan kepada pembaca," kata Suryanto.
Baca juga: LKBN ANTARA kolaborasi dengan Kauje dalam Tegalboto Memanggil 3
Sementara itu, Redaktur Pelaksana Perum LKBN ANTARA lainnya Teguh Priyanto memperkenalkan jurnalisme positif yang menjadi landasan ANTARA dalam memproduksi pemberitaan, yaitu "3E plus 1N".
Unsur "3E plus 1N" tersebut yaitu Educating (mendidik), Enlightening (mencerahkan), Empowering (memberdayakan), dan Nationalism (nasionalisme).
Melalui "3E plus 1N", ANTARA berupaya menyebarkan berita yang bukan hanya informatif dan berkualitas, tetapi juga membawa pesan positif kepada pembaca atau audiens.
Lebih lanjut, Teguh juga menyatakan bahwa di tengah maraknya berita hoaks dan konten yang tidak memenuhi standar jurnalistik, pers memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa informasi yang sampai ke masyarakat tetap berkualitas dan mengedepankan fakta.
"Saya mengajak kepada teman-teman dan Diskominfo juga untuk mari sama-sama kita memberitakan Indonesia dengan cara yang benar, cara yang lebih positif, dan cara yang bertujuan untuk kebaikan dan kemaslahatan Indonesia," ujar Teguh.
Setelah sesi diskusi, para jurnalis diajak berkeliling Gedung Antara Heritage Center dan melihat pameran foto "Legasi Jokowi" yang sedang ditampilkan di sana.
Baca juga: Dirut ANTARA tegaskan media harus transparan dalam penggunaan AI
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024
Tags: