Artikel
UMKM pilar penting penggerak pertumbuhan ekonomi nasional
Oleh Adimas Raditya Fahky P
7 November 2024 17:53 WIB
Menteri UMKM Maman Abdurrahman (tengah) menyimak penjelasan tentang produk sepatu dari Tim Inovator Sustainability Project Pertamina Johanes Anton Witono (kiri) dalam Pertamina Small Medium Enterprise Expo (SMEXPO) 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (22/10/2024). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.)
Jakarta (ANTARA) - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Meski sering dianggap sebagai sektor yang tidak terlalu diperhitungkan, UMKM memiliki kontribusi sangat signifikan terhadap perekonomian nasional.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2023 menyebut sektor UMKM memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61 persen atau senilai dengan Rp9.580 triliun. Bahkan kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen dari total tenaga kerja.
Jumlah pelaku UMKM pada tahun 2023 tercatat sekitar 66 juta unit dengan daya serap tenaga kerja berkisar 117 juta orang.
Angka-angka tersebut membuktikan bahwa UMKM telah memberikan peluang bagi masyarakat untuk bekerja, baik di sektor formal maupun informal, serta menjadi sarana untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
Peningkatan daya saing produk lokal
Berkat peran UMKM, terjadi pemerataan pembangunan ekonomi karena usaha-usaha kecil ini sering kali berada di luar kota besar. Skala usahanya yang beragam membuatnya fleksibel dalam menghadapi keterbatasan ruang.
UMKM bisa menjadi penggerak utama dalam pembangunan daerah dengan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Sejalan dengan kampanye "Bangga Buatan Indonesia" yang digagas oleh Pemerintah, UMKM telah menjadi salah satu penggerak, baik dalam hal produksi, pemasaran, maupun inovasi produk.
Sebagian besar produk yang dihasilkan oleh UMKM berasal dari bahan baku lokal dan dibuat oleh tenaga kerja lokal.
Produk-produk tersebut mencakup berbagai sektor, mulai dari makanan dan minuman, tekstil, kerajinan tangan, hingga produk teknologi.
Kampanye "Bangga Buatan Indonesia" berfokus pada pemberdayaan produk-produk lokal agar masyarakat lebih sadar akan keberadaan dan kualitas produk dalam negeri.
Salah satu dampak positif dari kampanye tersebut adalah dorongan untuk inovasi dan peningkatan kualitas produk.
Untuk bisa bersaing di pasar yang semakin kompetitif, pelaku UMKM diharuskan untuk terus berinovasi dan memperbaiki produk mereka.
Dalam hal ini, kampanye ini memberi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan daya saingnya melalui inovasi produk dan desain yang lebih menarik.
Peningkatan kualitas dan inovasi produk ini tidak hanya terbatas pada desain, tetapi juga mencakup aspek pengemasan, pemasaran, hingga efisiensi produksi.
UMKM yang sebelumnya mungkin hanya memproduksi barang dalam skala kecil dan terbatas, kini didorong untuk memperluas skala usaha dan menciptakan produk yang lebih inovatif sesuai dengan kebutuhan pasar yang lebih besar.
Untuk menjawab tantangan ini, Pemerintah terus mendorong UMKM memanfaatkan platform digital dalam memasarkan produk mereka agar dikenal lebih luas, bahkan di pasar internasional.
Melalui platform perdagangan elektronik, media sosial, dan situs web, UMKM diyakini dapat menjangkau konsumen yang lebih luas dan besar tanpa terbatas oleh jarak.
Peran UMKM untuk pariwisata berkelanjutan
Tidak hanya sebagai penggerak ekonomi melalui produk-produk berkualitas, peran UMKM juga sangat krusial dalam mendukung konsep pariwisata berkelanjutan.
UMKM tidak hanya sebagai penyedia produk dan layanan, tetapi juga sebagai pelaku yang dapat mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam kegiatan bisnis.
UMKM yang bergerak di bidang kerajinan tangan, kuliner khas, atau produk berbahan organik dan ramah lingkungan, misalnya, dapat menawarkan alternatif wisata yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Produk-produk tersebut sering kali diproduksi dengan mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya alam, pengurangan limbah, serta penggunaan bahan-bahan alami yang tidak merusak ekosistem.
Di daerah-daerah dengan potensi ekowisata, UMKM menyediakan kerajinan tangan dari bahan alami yang bernilai budaya sekaligus ramah lingkungan.
UMKM juga diharapkan turut meningkatkan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya keberlanjutan dalam pariwisata seperti pengenalan terhadap kebiasaan ramah lingkungan, budaya lokal, atau cara-cara bertanggung jawab dalam berwisata.
Beberapa UMKM di destinasi wisata unggulan sering mengadakan lokakarya atau seminar skala kecil mengenai pengelolaan sumber daya alam secara bijak, pentingnya melestarikan flora dan fauna lokal, serta bagaimana wisatawan bisa berkontribusi dalam menjaga lingkungan.
Dengan demikian, UMKM tidak hanya berfokus pada pendapatan semata, tetapi juga turut mendidik masyarakat tentang pariwisata yang bertanggung jawab.
Untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan, kolaborasi antara UMKM, Pemerintah, dan sektor swasta merupakan suatu keniscayaan.
Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan, pelatihan, serta infrastruktur yang mendukung UMKM dalam menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan.
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menekankan pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan agar sektor ini berkembang di masa mendatang.
Di sisi lain, sektor swasta dapat berperan dalam menyediakan teknologi atau investasi yang mempermudah UMKM untuk mengakses pasar global, sekaligus menerapkan teknologi yang ramah lingkungan dalam operasional mereka.
Salah satu contoh kolaborasi yang dapat terjadi adalah dengan mengembangkan paket wisata berbasis keberlanjutan yang melibatkan UMKM sebagai penyedia produk dan layanan.
Pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk mempromosikan destinasi wisata berkelanjutan yang dikelola oleh UMKM baik itu berupa ekowisata, agrowisata, atau wisata budaya.
Mengingat pentingnya peran sektor ini terhadap perekonomian, sejumlah upaya konkret bisa dilakukan untuk mendorong perkembangan UMKM di Indonesia di antaranya melalui penyediaan pembiayaan yang lebih mudah diakses seperti pinjaman dengan bunga rendah atau fasilitas kredit tanpa agunan.
Kemudian, penyelenggaraan pelatihan yang berkaitan dengan manajemen bisnis, pengelolaan keuangan, pemasaran, dan teknologi.
Program pemberdayaan UMKM yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun sektor swasta juga perlu diperluas agar lebih banyak pelaku usaha yang mendapat manfaat dari pelatihan dan pendampingan yang ada.
Selanjutnya, penyederhanaan proses perizinan dan regulasi yang berkaitan dengan pendirian dan operasional UMKM.
Regulasi yang lebih sederhana dan biaya administrasi yang lebih terjangkau diyakini akan membantu pelaku usaha untuk menjalankan usaha mereka dengan lebih efektif dan efisien.
Dengan dukungan yang lebih besar dari Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat maka UMKM akan menjadi sektor yang lebih maju dan berdaya saing tinggi di tingkat global.
Jadi, meski kecil, UMKM berperan besar dalam perekonomian nasional.
Editor: Achmad Zaenal am
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2023 menyebut sektor UMKM memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61 persen atau senilai dengan Rp9.580 triliun. Bahkan kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen dari total tenaga kerja.
Jumlah pelaku UMKM pada tahun 2023 tercatat sekitar 66 juta unit dengan daya serap tenaga kerja berkisar 117 juta orang.
Angka-angka tersebut membuktikan bahwa UMKM telah memberikan peluang bagi masyarakat untuk bekerja, baik di sektor formal maupun informal, serta menjadi sarana untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
Peningkatan daya saing produk lokal
Berkat peran UMKM, terjadi pemerataan pembangunan ekonomi karena usaha-usaha kecil ini sering kali berada di luar kota besar. Skala usahanya yang beragam membuatnya fleksibel dalam menghadapi keterbatasan ruang.
UMKM bisa menjadi penggerak utama dalam pembangunan daerah dengan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Sejalan dengan kampanye "Bangga Buatan Indonesia" yang digagas oleh Pemerintah, UMKM telah menjadi salah satu penggerak, baik dalam hal produksi, pemasaran, maupun inovasi produk.
Sebagian besar produk yang dihasilkan oleh UMKM berasal dari bahan baku lokal dan dibuat oleh tenaga kerja lokal.
Produk-produk tersebut mencakup berbagai sektor, mulai dari makanan dan minuman, tekstil, kerajinan tangan, hingga produk teknologi.
Kampanye "Bangga Buatan Indonesia" berfokus pada pemberdayaan produk-produk lokal agar masyarakat lebih sadar akan keberadaan dan kualitas produk dalam negeri.
Salah satu dampak positif dari kampanye tersebut adalah dorongan untuk inovasi dan peningkatan kualitas produk.
Untuk bisa bersaing di pasar yang semakin kompetitif, pelaku UMKM diharuskan untuk terus berinovasi dan memperbaiki produk mereka.
Dalam hal ini, kampanye ini memberi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan daya saingnya melalui inovasi produk dan desain yang lebih menarik.
Peningkatan kualitas dan inovasi produk ini tidak hanya terbatas pada desain, tetapi juga mencakup aspek pengemasan, pemasaran, hingga efisiensi produksi.
UMKM yang sebelumnya mungkin hanya memproduksi barang dalam skala kecil dan terbatas, kini didorong untuk memperluas skala usaha dan menciptakan produk yang lebih inovatif sesuai dengan kebutuhan pasar yang lebih besar.
Untuk menjawab tantangan ini, Pemerintah terus mendorong UMKM memanfaatkan platform digital dalam memasarkan produk mereka agar dikenal lebih luas, bahkan di pasar internasional.
Melalui platform perdagangan elektronik, media sosial, dan situs web, UMKM diyakini dapat menjangkau konsumen yang lebih luas dan besar tanpa terbatas oleh jarak.
Peran UMKM untuk pariwisata berkelanjutan
Tidak hanya sebagai penggerak ekonomi melalui produk-produk berkualitas, peran UMKM juga sangat krusial dalam mendukung konsep pariwisata berkelanjutan.
UMKM tidak hanya sebagai penyedia produk dan layanan, tetapi juga sebagai pelaku yang dapat mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam kegiatan bisnis.
UMKM yang bergerak di bidang kerajinan tangan, kuliner khas, atau produk berbahan organik dan ramah lingkungan, misalnya, dapat menawarkan alternatif wisata yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Produk-produk tersebut sering kali diproduksi dengan mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya alam, pengurangan limbah, serta penggunaan bahan-bahan alami yang tidak merusak ekosistem.
Di daerah-daerah dengan potensi ekowisata, UMKM menyediakan kerajinan tangan dari bahan alami yang bernilai budaya sekaligus ramah lingkungan.
UMKM juga diharapkan turut meningkatkan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya keberlanjutan dalam pariwisata seperti pengenalan terhadap kebiasaan ramah lingkungan, budaya lokal, atau cara-cara bertanggung jawab dalam berwisata.
Beberapa UMKM di destinasi wisata unggulan sering mengadakan lokakarya atau seminar skala kecil mengenai pengelolaan sumber daya alam secara bijak, pentingnya melestarikan flora dan fauna lokal, serta bagaimana wisatawan bisa berkontribusi dalam menjaga lingkungan.
Dengan demikian, UMKM tidak hanya berfokus pada pendapatan semata, tetapi juga turut mendidik masyarakat tentang pariwisata yang bertanggung jawab.
Untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan, kolaborasi antara UMKM, Pemerintah, dan sektor swasta merupakan suatu keniscayaan.
Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan, pelatihan, serta infrastruktur yang mendukung UMKM dalam menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan.
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menekankan pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan agar sektor ini berkembang di masa mendatang.
Di sisi lain, sektor swasta dapat berperan dalam menyediakan teknologi atau investasi yang mempermudah UMKM untuk mengakses pasar global, sekaligus menerapkan teknologi yang ramah lingkungan dalam operasional mereka.
Salah satu contoh kolaborasi yang dapat terjadi adalah dengan mengembangkan paket wisata berbasis keberlanjutan yang melibatkan UMKM sebagai penyedia produk dan layanan.
Pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk mempromosikan destinasi wisata berkelanjutan yang dikelola oleh UMKM baik itu berupa ekowisata, agrowisata, atau wisata budaya.
Mengingat pentingnya peran sektor ini terhadap perekonomian, sejumlah upaya konkret bisa dilakukan untuk mendorong perkembangan UMKM di Indonesia di antaranya melalui penyediaan pembiayaan yang lebih mudah diakses seperti pinjaman dengan bunga rendah atau fasilitas kredit tanpa agunan.
Kemudian, penyelenggaraan pelatihan yang berkaitan dengan manajemen bisnis, pengelolaan keuangan, pemasaran, dan teknologi.
Program pemberdayaan UMKM yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun sektor swasta juga perlu diperluas agar lebih banyak pelaku usaha yang mendapat manfaat dari pelatihan dan pendampingan yang ada.
Selanjutnya, penyederhanaan proses perizinan dan regulasi yang berkaitan dengan pendirian dan operasional UMKM.
Regulasi yang lebih sederhana dan biaya administrasi yang lebih terjangkau diyakini akan membantu pelaku usaha untuk menjalankan usaha mereka dengan lebih efektif dan efisien.
Dengan dukungan yang lebih besar dari Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat maka UMKM akan menjadi sektor yang lebih maju dan berdaya saing tinggi di tingkat global.
Jadi, meski kecil, UMKM berperan besar dalam perekonomian nasional.
Editor: Achmad Zaenal am
Copyright © ANTARA 2024
Tags: