Jakarta (ANTARA) -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup melemah 140,01 poin atau 0,90 persen ke posisi 7.243,85. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 14,43 poin atau 1,60 persen ke posisi 887,00.

“Bursa regional Asia cenderung menguat, dimana pasar merespon surplus perdagangan China yang melonjak menjadi 95,27 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2024 dari 56,13 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya, ini melampaui ekspektasi pasar sebesar 75,1 miliar dolar AS," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Pelaku pasar juga menunggu perkembangan dari komite tetap Kongres Rakyat Nasional, yang saat ini sedang membahas rencana untuk menaikkan utang pemerintah daerah guna meningkatkan pengeluaran.

Selain itu, juga menantikan keputusan terbaru The Fed yang akan rilis pada malam ini, yang diperkirakan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) setelah memangkas sebesar 50 bps pada September 2024.

Di sisi lain, pasar dicemaskan atas kemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) yang akan berdampak terhadap volatilitas pasar keuangan.

Pasar khawatir karena presiden AS yang baru terpilih sebelumnya mengkampanyekan kebijakan yang berfokus pada imigrasi, menaikkan tarif, menurunkan pajak, dan deregulasi yang memicu ekspektasi defisit dan inflasi yang lebih besar.

Prospek kemenangan Donald Trump memicu banyak tekanan ekonomi pada China, yang mana sebelumnya berjanji untuk mengenakan tarif perdagangan yang tinggi pada China, menandakan lebih banyak tekanan ekonomi pada negara tersebut yang sedang bergulat dengan deflasi terus-menerus serta penurunan pasar properti berkepanjangan.

Dari dalam negeri, pasar merespon Donald Trump terpilih kembali menjadi Presiden AS akan memberikan efek pada pasar keuangan dalam negeri dimana akan terjadi capital outflow (arus modal keluar).

Bank Indonesia (BI) memprediksi dolar AS bakal menguat, suku bunga acuan Bank Sentral AS menguat ke depan, dan perang dagang bakal berlanjut.

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor menguat yaitu dipimpin sektor properti yang menguat 0,53 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer yang naik sebesar 0,30 persen.

Sedangkan, sembilan sektor melemah yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 3,54 persen, diikuti oleh sektor teknologi dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing turun sebesar 1,87 persen dan 0,97 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu RAJA, TNCA, MPOW, WIFI dan PYFA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni SMIL, TPIA, DNAR, MLPL, dan BRMS.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.335.241 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,74 miliar lembar saham senilai Rp13,67 triliun. Sebanyak 221 saham naik 362 saham menurun, dan 199 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 99,30 poin atau 0,25 persen ke posisi 39.381,39, indeks Hang Seng menguat 414,95 poin atau 2,02 persen ke 20.953,33, indeks Shanghai menguat 86,84 poin atau 2,57 persen ke 3.470,65, dan indeks Straits Times menguat 70,50 poin atau 1,96 persen ke 3.673,48.

Baca juga: Rupiah menguat menjelang rilis hasil pertemuan FOMC AS
Baca juga: Harga emas 7 November merosot Rp30.000 ke angka Rp1,513 juta per gram
Baca juga: Harga pangan Kamis pagi, telur ayam ras naik menjadi Rp28.700 per kg