Perpustakaan berkontribusi bangun sumber daya manusia yang cakap
7 November 2024 14:13 WIB
Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional, Adin Bondar (dua dari kanan) saat menghadiri puncak acara Pertemuan Pembelajaran Sebaya Tingkat Nasional 2024 di Bali pada Kamis (7/11/2024). (ANTARA/HO-Perpustakaan Nasional)
Jakarta (ANTARA) - Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional Adin Bondar menyatakan perpustakaan berkontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang cakap saat menghadiri puncak acara Pertemuan Pembelajaran Sebaya Tingkat Nasional 2024 di Bali.
“Pertumbuhan ekonomi didorong oleh adanya kecakapan sumber daya manusia yang disebut dengan human capital atau modal insani. Korelasi yang kuat antara kehadiran perpustakaan dalam membangun kecakapan literasi itu sangat berhubungan langsung,” katanya sebagaimana dipantau dari kanal Youtube Perpusnas di Jakarta, Kamis.
Ia menegaskan Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2045, yakni suatu kondisi dimana populasi usia masyarakat produktif lebih besar, sehingga masyarakat yang memiliki kecakapan literasi sangat dibutuhkan untuk mencegah lonjakan pengangguran dan rendahnya produktivitas masyarakat.
“Orang yang literat adalah orang yang berpengetahuan, inovatif, kreatif, sehingga orang itu produktif dan akhirnya sejahtera,” ucap Adin.
Untuk itu, ia berkomitmen Perpusnas akan hadir memberikan dampak yang signifikan dalam merekonstruksi sumber daya manusia yang berbasis pada perilaku kegemaran membaca dan kecakapan literasi.
Baca juga: Perpusnas tampung usulan kebutuhan buku topik tertentu di taman baca
Baca juga: Komisi X DPR dorong Perpusnas alih media bahan pustaka ke digital
“Perpustakaan itu adalah instrumen pendidikan untuk semua orang, education for all,” ujar dia.
Ia juga mengemukakan perpustakaan merupakan instrumen pendidikan bagi semua orang, karena keberadaannya mampu memberikan layanan pengetahuan dan informasi kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta berperan memberikan dampak signifikan merekonstruksi sumber daya manusia berbasis perilaku gemar membaca sehingga membantu terwujudnya masyarakat yang literat.
Adin memaparkan berdasarkan prediksi Forum Ekonomi Dunia (Word Economy Forum) pada 2016, masa disrupsi akan segera terjadi karena perkembangan teknologi dan komunikasi mengakibatkan banyak lahan pekerjaan diambil alih oleh otomatisasi dan mesin yang menyebabkan eksistensi manusia mulai tereduksi.
“Maka, di sinilah kecakapan interpersonal dan analisis menjadi penting. Manusia jangan hanya paham secara pengetahuan saja tetapi juga dianalisis, dievaluasi, bahkan mencipta gagasan baru,” tuturnya.
Hingga saat ini, Perpusnas terus mendorong peningkatan kualitas layanan perpustakaan dengan membangun ruang-ruang baca sebagai ruang belajar serta melakukan pengembangan terhadap 10 ribu perpustakaan desa/kelurahan dan taman baca masyarakat melalui bantuan bahan bacaan bermutu.
Ekspansi layanan perpustakaan juga tidak luput dilakukan dengan menyasar armada perpustakaan keliling, pembangunan Pojok baca digital (Pocadi), dan titik-titik baca yang bisa diakses secara daring menggunakan kode batang berisi sumber-sumber bahan bacaan berbagai subjek, serta penguatan model Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
“Pertumbuhan ekonomi didorong oleh adanya kecakapan sumber daya manusia yang disebut dengan human capital atau modal insani. Korelasi yang kuat antara kehadiran perpustakaan dalam membangun kecakapan literasi itu sangat berhubungan langsung,” katanya sebagaimana dipantau dari kanal Youtube Perpusnas di Jakarta, Kamis.
Ia menegaskan Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2045, yakni suatu kondisi dimana populasi usia masyarakat produktif lebih besar, sehingga masyarakat yang memiliki kecakapan literasi sangat dibutuhkan untuk mencegah lonjakan pengangguran dan rendahnya produktivitas masyarakat.
“Orang yang literat adalah orang yang berpengetahuan, inovatif, kreatif, sehingga orang itu produktif dan akhirnya sejahtera,” ucap Adin.
Untuk itu, ia berkomitmen Perpusnas akan hadir memberikan dampak yang signifikan dalam merekonstruksi sumber daya manusia yang berbasis pada perilaku kegemaran membaca dan kecakapan literasi.
Baca juga: Perpusnas tampung usulan kebutuhan buku topik tertentu di taman baca
Baca juga: Komisi X DPR dorong Perpusnas alih media bahan pustaka ke digital
“Perpustakaan itu adalah instrumen pendidikan untuk semua orang, education for all,” ujar dia.
Ia juga mengemukakan perpustakaan merupakan instrumen pendidikan bagi semua orang, karena keberadaannya mampu memberikan layanan pengetahuan dan informasi kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta berperan memberikan dampak signifikan merekonstruksi sumber daya manusia berbasis perilaku gemar membaca sehingga membantu terwujudnya masyarakat yang literat.
Adin memaparkan berdasarkan prediksi Forum Ekonomi Dunia (Word Economy Forum) pada 2016, masa disrupsi akan segera terjadi karena perkembangan teknologi dan komunikasi mengakibatkan banyak lahan pekerjaan diambil alih oleh otomatisasi dan mesin yang menyebabkan eksistensi manusia mulai tereduksi.
“Maka, di sinilah kecakapan interpersonal dan analisis menjadi penting. Manusia jangan hanya paham secara pengetahuan saja tetapi juga dianalisis, dievaluasi, bahkan mencipta gagasan baru,” tuturnya.
Hingga saat ini, Perpusnas terus mendorong peningkatan kualitas layanan perpustakaan dengan membangun ruang-ruang baca sebagai ruang belajar serta melakukan pengembangan terhadap 10 ribu perpustakaan desa/kelurahan dan taman baca masyarakat melalui bantuan bahan bacaan bermutu.
Ekspansi layanan perpustakaan juga tidak luput dilakukan dengan menyasar armada perpustakaan keliling, pembangunan Pojok baca digital (Pocadi), dan titik-titik baca yang bisa diakses secara daring menggunakan kode batang berisi sumber-sumber bahan bacaan berbagai subjek, serta penguatan model Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: