Robot pemetik apel PENS raih penghargaan ajang internasional di Paris
7 November 2024 13:58 WIB
Ilustrasi: Salah satu peserta kontes robot jenis bola berkaki tengah berlaga di ajang kontes robot nasional antar tim robotik perguruan tinggi di Semarang. Foto Web.PENS/istimewa/HO
Jakarta (ANTARA) - Robot pemetik buah apel hasil kolaborasi mahasiswa Jurusan D4 Mekatronika dan Jurusan Teknik Komputer Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) meraih Medallion for Excellence dalam ajang WorldSkills Competitions (WSC) di Lyon, Prancis.
Robot yang diberi nama Badak V7 ini mampu memetik buah apel langsung dari pohon secara otomatis dengan menggabungkan sensor dan sistem navigasi yang canggih.
"Dengan tema Pertanian (Agriculture), kami merancang robot yang mampu mendeteksi dan mengambil objek berukuran minimal 40 mm x 40 mm x 60 mm hingga maksimal 60 mm x 60 mm x 80 mm," kata salah satu anggota tim Ahmad Yogi Fernanda dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan robot Badak V7 memiliki kerangka fleksibel yang memungkinkan operasional di berbagai medan dengan kemampuan menangani objek beragam bentuk. Dengan desain yang dirancang fungsional, Ahmad bersama timnya menjadikan robot yang dipertandingkan pada September 2024 mampu melakukan proses panen hingga menanam benih.
Baca juga: PENS dan VKTR kembangkan komponen EV lewat dukungan Dana Padanan
"Robot kami bisa mengangkut keranjang hasil panen dan bahkan menanam benih. Komponen penting seperti base frame, lifter, arm, dan gripper telah kami sempurnakan dalam beberapa versi," kata dia.
Demi menjaga keseimbangan dan ketepatan navigasi, Badak V7 dilengkapi berbagai sensor, termasuk dua sensor inframerah, dua sensor ultrasonik, kamera 3D kedalaman, dan giroskop.
"Sensor inframerah dan ultrasonik berperan penting dalam menjaga stabilitas robot, sementara algoritma Dijkstra membantu menentukan jalur pergerakan yang efisien," tambahnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sain, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Tatang Muttaqin menilai Autonomous Mobile Robotics (AMR) merupakan keterampilan yang sangat penting untuk industri masa depan.
"Partisipasi peserta didik vokasi di ajang internasional seperti ini membuktikan betapa relevan dan strategisnya penerapan AMR untuk masa depan industri," katanya.
Baca juga: PENS gandeng Grain dukung kemandirian industri transportasi listrik
Sementara itu dosen pembimbing kompetisi AMR PENS Adytia Darmawan melihat prospek besar dari keterampilan AMR di Indonesia.
Menurutnya, saat ini Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang ahli di bidang AMR ini masih terbatas. Sedangkan seiring perkembangan teknologi, keterampilan ini akan sangat dibutuhkan.
Guna meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang ini, kata dia, PENS telah mengembangkan kurikulum yang mendukung inovasi mahasiswa. Salah satunya adalah penerapan Lab Based Learning (LBL), yang menekankan riset di laboratorium.
"Di lab, mahasiswa dibiasakan melakukan eksperimen dan berpikir kritis untuk mencari solusi. Ini membantu mereka mengasah keterampilan teknis secara langsung," jelas Adytia.
Baca juga: PENS buka jalur Golden Tiket program pembelajaran jarak jauh
Robot yang diberi nama Badak V7 ini mampu memetik buah apel langsung dari pohon secara otomatis dengan menggabungkan sensor dan sistem navigasi yang canggih.
"Dengan tema Pertanian (Agriculture), kami merancang robot yang mampu mendeteksi dan mengambil objek berukuran minimal 40 mm x 40 mm x 60 mm hingga maksimal 60 mm x 60 mm x 80 mm," kata salah satu anggota tim Ahmad Yogi Fernanda dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan robot Badak V7 memiliki kerangka fleksibel yang memungkinkan operasional di berbagai medan dengan kemampuan menangani objek beragam bentuk. Dengan desain yang dirancang fungsional, Ahmad bersama timnya menjadikan robot yang dipertandingkan pada September 2024 mampu melakukan proses panen hingga menanam benih.
Baca juga: PENS dan VKTR kembangkan komponen EV lewat dukungan Dana Padanan
"Robot kami bisa mengangkut keranjang hasil panen dan bahkan menanam benih. Komponen penting seperti base frame, lifter, arm, dan gripper telah kami sempurnakan dalam beberapa versi," kata dia.
Demi menjaga keseimbangan dan ketepatan navigasi, Badak V7 dilengkapi berbagai sensor, termasuk dua sensor inframerah, dua sensor ultrasonik, kamera 3D kedalaman, dan giroskop.
"Sensor inframerah dan ultrasonik berperan penting dalam menjaga stabilitas robot, sementara algoritma Dijkstra membantu menentukan jalur pergerakan yang efisien," tambahnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sain, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Tatang Muttaqin menilai Autonomous Mobile Robotics (AMR) merupakan keterampilan yang sangat penting untuk industri masa depan.
"Partisipasi peserta didik vokasi di ajang internasional seperti ini membuktikan betapa relevan dan strategisnya penerapan AMR untuk masa depan industri," katanya.
Baca juga: PENS gandeng Grain dukung kemandirian industri transportasi listrik
Sementara itu dosen pembimbing kompetisi AMR PENS Adytia Darmawan melihat prospek besar dari keterampilan AMR di Indonesia.
Menurutnya, saat ini Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang ahli di bidang AMR ini masih terbatas. Sedangkan seiring perkembangan teknologi, keterampilan ini akan sangat dibutuhkan.
Guna meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang ini, kata dia, PENS telah mengembangkan kurikulum yang mendukung inovasi mahasiswa. Salah satunya adalah penerapan Lab Based Learning (LBL), yang menekankan riset di laboratorium.
"Di lab, mahasiswa dibiasakan melakukan eksperimen dan berpikir kritis untuk mencari solusi. Ini membantu mereka mengasah keterampilan teknis secara langsung," jelas Adytia.
Baca juga: PENS buka jalur Golden Tiket program pembelajaran jarak jauh
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: