Bali (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menerapkan teknologi yang dapat mendeteksi (tracing) pohon induk kelapa sawit agar tetap menjaga benih yang hendak ditanam, sehingga bisa menjaga produktivitas industri sawit di tanah air.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Bali, Kamis, mengatakan teknologi tersebut dimanfaatkan pihaknya sebelum benih sawit mulai disemai, supaya para pelaku industri bisa mengetahui kualitas buah yang dihasilkan.

"Ini kita sedang mencoba bagaimana kita manfaatkan. Jadi, sebelum benihnya disemai, sebelum jadi kecambah itu sudah dicek dulu," katanya.

Melalui teknologi ini juga, disampaikan Wamentan, pihaknya bakal menerapkan standardisasi dan sertifikasi benih sawit yang berkualitas, dengan salah satu laboratorium yang dimiliki berada di Medan.

Hal ini dilakukan, sebagai upaya penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan varietas kelapa sawit yang tahan penyakit dan berproduksi tinggi atau tahan ganoderma.

"Memang sekarang sudah terstandar dan tersertifikasi, cuma banyak oknum yang menjual standar palsu," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan guna mewujudkan kebijakan ini, pihaknya bakal berkolaborasi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) supaya bisa terealisasi dengan baik di lapangan.

Disampaikan Wamentan, pihaknya juga bakal meningkatkan kualitas kelapa sawit di level petani, dengan memberikan bantuan teknis dan pelatihan guna memastikan produktivitas petani kecil.

Sementara itu, Wamentan mengatakan produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia pada tahun 2023 sebesar 47,08 juta ton, yang mana 10,2 juta ton digunakan untuk memenuhi konsumsi dalam negeri untuk pangan, 2,3 juta ton untuk industri oleokimia, 10,6 juta ton untuk biodiesel, dan 23,98 juta ton untuk ekspor.

Industri kelapa sawit tidak hanya menjadi sumber utama pendapatan nasional, tetapi juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi lebih dari 16 juta orang yang bekerja di industri tersebut.

Baca juga: TEA: Pemanfaatan limbah sawit untuk bioetanol lebih ramah lingkungan
Baca juga: Wamentan minta pengusaha sawit lakukan tumpang sari tanaman pangan
Baca juga: GPPI: Perlu kolaborasi tumbuhkan sektor kelapa sawit