Warga Baduy Resah Hutan dan Tanaman Mereka Dirusak Warga Luar
16 Oktober 2006 12:28 WIB
Lebak, (ANTARA News) - Komunitas warga Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, meminta perlindungan pemerintah daerah dan aparat penegak hukum karena merasa resah melihat lingkungan alam sekitar mereka semakin rusak akibat ulah warga luar yang masuk ke kawasan Baduy.
"Kerusakan terparah terjadi di blok perbatasan antara Kecamatan Leuwidamar, Sobang dan Kecamatan Muncang. Kalau dibiarkan tentu warga Baduy akan sengsara dan kelaparan karena hutan makin gundul bahkan tanaman milik warga Baduy ikut dirusak," kata Jaro Dainah Juru Bicara warga Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Minggu (15/10).
Menurut Dainah, akibat makin sulitnya mencari rumput di musim kemarau seperti sekarang banyak pemilik hewan yang melepas ternaknya masuk ke kawasan Baduy karena hutan dan alam hijau di lingkungan Baduy masih terpelihara dengan baik.
"Namun kalau perusakan tersebut tidak segera dihentikan hutan dan alam lingkungan warga Baduy juga akan rusak seperti yang terjadi di luar Baduy," katanya.
Untuk itu, kata Jaro Dainah, dia mendesak aparat polisi dan semua pihak terkait untuk menindak siapa saja yang merusak hutan milik warga Baduy.
"Kami bukan tidak berani menindak mereka, namun kami mencoba mempercayakan pengamanan kepada penegak hukum karena kami tidak mau ribut dengan masyarakat luar, tapi kalau hutan kami semakin rusak tentu kami akan bertindak untuk membela diri," tegas Dainah.
Ia juga mengatakan, untuk menjaga kelangsungan warga Baduy yang saat ini tercatat 10.175 jiwa atau sebanyak 2.000 kepala keluarga (KK) kelestarian hutan dan lingkungan merupakan harga mati bagi mereka karena hidup mereka tergantung sepenuhnya kepada hasil alam.
Sementara itu, Ketua Adat warga Baduy Jaro Saidi (70) mengatakan, perusakan hutan dan tanaman di kawasan Baduy, terus berlangsung semakin parah antara lain Desa Karangcombong, Sukajadi, Parakanbesi, Keboncau, dan Nayagati.
"Banyak hewan milik warga luar dibiarkan merusak tanaman milik warga Baduy. Bagi kami masalah ini sangat dilematis karena di satu sisi kami tak mau ribut dengan warga luar tapi di sisi lain kehidupan kami secara keseluruhan makin terancam dengan rusaknya alam dan tanaman milik kami," tegasnya.
Oleh karena itu, kata Saidi, pihaknya sangat berharap pemerintah dan penegak hukum dapat segera menindak para perusak lingkungan untuk melindungi kehidupan warga Baduy.
"Semakin lama warga Baduy semakin gelisah menyaksikan lingkungan yang rusak sementara warga luar semakin membabi buta merusak lingkungan alam warga Baduy dengan berbagai modus," katanya.
Sementara itu Bupati Lebak H Mulyadi Jayabaya saat dikonfirmasi berjanji akan melindungi warga Baduy dari para perusak hutan dan tanamam oleh warga luar.
Bahkan, katanya, ke depan Pemkab setempat sudah merancang peraturan daerah (Perda) untuk melindungi kelestarian hutan dan lingkungan warga Baduy dari gangguan pihak mana pun.
"Saya percaya warga Baduy lebih tertib dan terpimpin dalam memelihara kelestarian alam dan lingkungan dan perusakan lebih banyak dilakukan orang luar Baduy karena itulah diperlukan Perda untuk menindak tegas perilaku tak terpuji seperti itu," ujarnya.(*)
Copyright © ANTARA 2006
Tags: