Khofifah: masih banyak kecurangan di Madura
19 Juli 2014 20:14 WIB
Petugas melintas di depan layar menunjukkan hasil penghitungan suara Pilpres 2014 digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar, di Hotel Pangeran Beach Padang, Sumbar, Jumat (18/7). Hasil rapat plenoterbuka penghitungan suara pada 19 kab/kota di Sumbar, pasangan Prabowo-Hatta meraih 1.797.505 suara suara atau 76,9 persen dan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla meraih 539.308 suara atau 23,1 persen. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Surabaya (ANTARA News) - Ketua tim lintas relawan pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, Khofifah Indar Parawansa, menyebutkan, banyak kecurangan di Madura pada Pemilu Presiden 2014.
"Kecurangan yang terjadi masih banyak terjadi di wilayah Madura, di antaranya di Kabupaten Sampang, Bangkalan dan juga di Pamekasan," katanya, saat dikonfirmasi di Posko Kirab Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Ia mengemukakan, ada dugaan modus pada kecurangan tersebut masih sama pada saat Pemilu Legislatif, Pemilu Gubernur dan juga Pemilu Presiden ini.
"Kami menduga modus itu masih secara konvensional dan ada indikasi hal itu dilakukan orang yang sama. Oleh karena itu, kondisi seperti ini pencideraan demokrasi dan juga amputasi dari kedaulatan rakyat," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya ingin melihat dan juga mempertanyakan kinerja dari petugas KPU di Madura dan juga petugas panitia pengawas di lokasi itu.
"Karena dari laporan tim kami di lapangan, pemilih yang ada di lokasi itu sebagian besar tidak pernah mendapatkan undangan sehingga tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Presiden ini," katanya.
Ia mengatakan, segala bentuk kampanye hitam harus dihentikan demi keberlangsungan segenap komponen bangsa yang ada ini.
"Oleh karena itu, kami atas nama relawan pendukung Jokowi-Jusuf Kalla bersyukur proses Pemilihan Presiden yang ada di Jawa Timur ini bisa berjalan dengan damai dan lancar," katanya.
Pihaknya juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada para relawan yang ada di Jawa Timur atas kerja keras yang sudah dilakukan selama ini.
"Kecurangan yang terjadi masih banyak terjadi di wilayah Madura, di antaranya di Kabupaten Sampang, Bangkalan dan juga di Pamekasan," katanya, saat dikonfirmasi di Posko Kirab Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Ia mengemukakan, ada dugaan modus pada kecurangan tersebut masih sama pada saat Pemilu Legislatif, Pemilu Gubernur dan juga Pemilu Presiden ini.
"Kami menduga modus itu masih secara konvensional dan ada indikasi hal itu dilakukan orang yang sama. Oleh karena itu, kondisi seperti ini pencideraan demokrasi dan juga amputasi dari kedaulatan rakyat," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya ingin melihat dan juga mempertanyakan kinerja dari petugas KPU di Madura dan juga petugas panitia pengawas di lokasi itu.
"Karena dari laporan tim kami di lapangan, pemilih yang ada di lokasi itu sebagian besar tidak pernah mendapatkan undangan sehingga tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Presiden ini," katanya.
Ia mengatakan, segala bentuk kampanye hitam harus dihentikan demi keberlangsungan segenap komponen bangsa yang ada ini.
"Oleh karena itu, kami atas nama relawan pendukung Jokowi-Jusuf Kalla bersyukur proses Pemilihan Presiden yang ada di Jawa Timur ini bisa berjalan dengan damai dan lancar," katanya.
Pihaknya juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada para relawan yang ada di Jawa Timur atas kerja keras yang sudah dilakukan selama ini.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: