Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) fokus pada empat bidang, yakni layanan kepemudaan, prestasi olahraga, kebugaran masyarakat, dan juga industri olahraga dalam periode 2024-2029.

Hal itu disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora RI) Dito Ariotedjo dalam rapat kerja (Raker) dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

Dito mengatakan posisi strategis yang akan dilakukan yaitu menyusun dan mengimplementasikan kebijakan tentang pemuda dan olahraga. Lalu, fokus pada pengembangan dan pemberdayaan pemuda dan pelaku olahraga.

"Kemudian, pembangunan infrastruktur dan fasilitas untuk aktivitas kepemudaan dan keolahragaan. Serta menyusun dan melaksanakan program yang berfokus pada kepemudaan dan keolahragaan," kata Dito, seperti disiarkan laman resmi Kemenpora RI, Rabu.

Dito menyatakan ada lima target yang menjadi fokus pembangunan kepemudaan. Kelimanya adalah pemuda yang sehat, pemuda yang berpendidikan dan berketrampilan, pemuda yang berdaya dan berpartisipasi aktif di masyarakat.

Baca juga: Menpora sebut Pari Sakti Water Polo 2024 awal menuju SEA Games 2025

Keempat adalah pemuda yang dapat menghasilkan generasi berkualitas, dan yang terakhir yaitu pemuda yang berkarakter dan berdaya saing.

Sementara, di bidang olahraga, Dito juga memaparkan strategi capaian prestasi atlet pada Olimpiade 2028. Menurut dia, seleksi tim pelatnas dilakukan secara detil dan komprehensif serta mempertimbangkan berbagai aspek yang ada.

"Kita memprioritaskan pembinaan cabang olahraga, training center jangka panjang, dan mendukung penuh terhadap program pembinaan agar menghasilkan prestasi-prestasi," kata dia.

Dia menyampaikan peta jalan pencak silat "Road To Olympic" 2024-2029. Untuk mencapai itu, butuh dukungan minimal 50 negara dari lima benua, disamping mendukung pembinaan pencak silat di luar negeri.

"Mendukung segala perlengkapan pencak silat, mengembangkan peraturan dan regulasi, dan juga mengembangkan organisasi pencak silat," ujar Dito.

Baca juga: Dubes Jepang harap peserta program SSEAYP jadi jembatan RI-Jepang