PVMBG usul perbarui peta kerawanan bencana, imbas letusan Lewotobi
6 November 2024 21:28 WIB
Puncak Gunung Lewotobi Laki-laki tampak dari pos pemantauan di Desa Pululera, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (6/11/2024). Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan Gunung Lewotobi Laki-laki masih berpotensi mengalami erupsi susulan. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Flores Timur (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan untuk memperbarui peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) imbas dari letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
"Kami akan laporkan kepada Kepala Badan Geologi untuk meng-update peta bencana," kata Kepala PVMBG Hadi Wijaya saat ditemui ANTARA di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Wulanggitang, Flores Timur, Rabu.
Pada peta KRB yang lama, jelas Hadi, kawasan yang sangat berpotensi atau sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran bom vulkanik, gas beracun, maupun guguran batu (pijar) atau KRB III di lokasi Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam radius 3 kilometer.
Ia menyebut peta tersebut akan diverifikasi ulang, sebab pihaknya mencatat terdapat berbagai hal yang tidak biasa dalam erupsi yang terjadi di gunung berapi tersebut, seperti jenis erupsinya merupakan erupsi eksplosif yang melontarkan batu-batu pijar.
Ia menyebut pihaknya juga telah melakukan beberapa kali perubahan radius pada beberapa waktu belakangan, seperti perubahan radius KRB III dari 3 km menjadi 3,5 km.
"Bahkan di sektor utara dan timur laut kita perpanjang ke 4 km-5 km, itu berdasarkan erupsi yang terjadi pada Januari 2024," jelasnya.
Di samping itu, Hadi juga menyebut langkah mitigasi lain adalah dengan melakukan kajian dan penelitian yang mendalam terhadap fenomena di Gunung Lewotobi Laki-laki, serta menambah berbagai alat untuk meningkatkan keakuratan pencatatan aktivitas gunung api.
Salah satunya, lanjut dia, adalah dengan menambahkan kamera pengawas/CCTV di sisi yang lain, sehingga aktivitas gunung dapat dipantau secara akurat.
"Kita harus bijak dalam memanfaatkan gunung berapi. Ibarat warga yang menikmati suburnya gunung api, tapi ada kalanya gunung juga perlu bernapas, nah salah satunya dengan erupsi, kita harus bijak dalam menyikapi itu," ucap Hadi Wijaya.
Sebelumnya, erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada 3 November 2024 pukul 23.57 WITA. Letusan kali ini mengakibatkan peningkatan status gunung dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).
Baca juga: Kepala PVMBG sebut erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tidak biasa
Baca juga: PU kerahkan alat berat bantu penanganan bencana Gunung Lewotobi NTT
"Kami akan laporkan kepada Kepala Badan Geologi untuk meng-update peta bencana," kata Kepala PVMBG Hadi Wijaya saat ditemui ANTARA di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Wulanggitang, Flores Timur, Rabu.
Pada peta KRB yang lama, jelas Hadi, kawasan yang sangat berpotensi atau sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran bom vulkanik, gas beracun, maupun guguran batu (pijar) atau KRB III di lokasi Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam radius 3 kilometer.
Ia menyebut peta tersebut akan diverifikasi ulang, sebab pihaknya mencatat terdapat berbagai hal yang tidak biasa dalam erupsi yang terjadi di gunung berapi tersebut, seperti jenis erupsinya merupakan erupsi eksplosif yang melontarkan batu-batu pijar.
Ia menyebut pihaknya juga telah melakukan beberapa kali perubahan radius pada beberapa waktu belakangan, seperti perubahan radius KRB III dari 3 km menjadi 3,5 km.
"Bahkan di sektor utara dan timur laut kita perpanjang ke 4 km-5 km, itu berdasarkan erupsi yang terjadi pada Januari 2024," jelasnya.
Di samping itu, Hadi juga menyebut langkah mitigasi lain adalah dengan melakukan kajian dan penelitian yang mendalam terhadap fenomena di Gunung Lewotobi Laki-laki, serta menambah berbagai alat untuk meningkatkan keakuratan pencatatan aktivitas gunung api.
Salah satunya, lanjut dia, adalah dengan menambahkan kamera pengawas/CCTV di sisi yang lain, sehingga aktivitas gunung dapat dipantau secara akurat.
"Kita harus bijak dalam memanfaatkan gunung berapi. Ibarat warga yang menikmati suburnya gunung api, tapi ada kalanya gunung juga perlu bernapas, nah salah satunya dengan erupsi, kita harus bijak dalam menyikapi itu," ucap Hadi Wijaya.
Sebelumnya, erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada 3 November 2024 pukul 23.57 WITA. Letusan kali ini mengakibatkan peningkatan status gunung dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).
Baca juga: Kepala PVMBG sebut erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tidak biasa
Baca juga: PU kerahkan alat berat bantu penanganan bencana Gunung Lewotobi NTT
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: