Baznas optimalisasi pengelolaan zakat lewat aplikasi SIMBA
6 November 2024 20:36 WIB
Arsip - Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Bidang Transformasi Digital Nasional Nadratuzzaman Hosen, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas 2024 di Balikpapan pada Kamis (26/9/2024). ANTARA/HO-Baznas RI
Jakarta (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengoptimalkan transparansi dan efisiensi pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) melalui penggunaan aplikasi SIMBA (Sistem Manajemen Informasi Baznas).
Pimpinan Baznas Bidang Transformasi Digital Nasional Nadratuzzaman Hosen menjelaskan, aplikasi SIMBA dirancang untuk mengintegrasikan seluruh proses pengelolaan ZIS, mulai dari pengumpulan, pencatatan, hingga penyaluran.
"Dengan SIMBA kita dapat memantau secara real-time pengelolaan ZIS dan memastikan bahwa dana zakat disalurkan kepada yang berhak secara tepat dan transparan," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, SIMBA berfungsi juga untuk menguatkan pembuatan rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT), sebagai bahan monev (monitoring dan evaluasi), serta tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel terutama pada aspek penyaluran dan pendayagunaan.
“Aplikasi SIMBA selayaknya dapat memenuhi seluruh fungsi manajemen dari RKAT, pengumpulan, keuangan, penyaluran, monev dan laporan. Dalam hal ini juga Baznas terus berupaya melakukan perbaikan-perbaikan dan modernisasi SIMBA guna meningkatkan tata kelola zakat yg lebih baik,” ujar Nadratuzzaman.
Dengan menggunakan SIMBA, katanya, Baznas daerah dapat meningkatkan akuntabilitas, misalnya setiap transaksi ZIS akan tercatat secara digital dan dapat diakses oleh publik, juga mempercepat proses penyaluran sehingga penyaluran bantuan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
"Memudahkan monitoring dan evaluasi, artinya kinerja pengelolaan ZIS dapat dipantau secara berkala untuk memastikan efektivitas program. SIMBA juga dapat digunakan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, termasuk generasi muda," tuturnya.
Nadratuzzaman juga menyampaikan Baznas menargetkan memiliki 400 kantor digital pada tahun 2025. Kantor digital ini didorong menjadi pusat layanan ZIS yang modern dan efisien, serta menjadi sarana untuk meningkatkan literasi zakat di masyarakat.
"Dengan demikian, masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan ZIS dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan," ujar dia.
Baca juga: Lembaga Zakat Nigeria belajar pengelolaan zakat Indonesia lewat Baznas
Baca juga: Sekretaris Baznas: Mahasiswa internasional jadi jembatan antarbudaya
Pimpinan Baznas Bidang Transformasi Digital Nasional Nadratuzzaman Hosen menjelaskan, aplikasi SIMBA dirancang untuk mengintegrasikan seluruh proses pengelolaan ZIS, mulai dari pengumpulan, pencatatan, hingga penyaluran.
"Dengan SIMBA kita dapat memantau secara real-time pengelolaan ZIS dan memastikan bahwa dana zakat disalurkan kepada yang berhak secara tepat dan transparan," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, SIMBA berfungsi juga untuk menguatkan pembuatan rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT), sebagai bahan monev (monitoring dan evaluasi), serta tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel terutama pada aspek penyaluran dan pendayagunaan.
“Aplikasi SIMBA selayaknya dapat memenuhi seluruh fungsi manajemen dari RKAT, pengumpulan, keuangan, penyaluran, monev dan laporan. Dalam hal ini juga Baznas terus berupaya melakukan perbaikan-perbaikan dan modernisasi SIMBA guna meningkatkan tata kelola zakat yg lebih baik,” ujar Nadratuzzaman.
Dengan menggunakan SIMBA, katanya, Baznas daerah dapat meningkatkan akuntabilitas, misalnya setiap transaksi ZIS akan tercatat secara digital dan dapat diakses oleh publik, juga mempercepat proses penyaluran sehingga penyaluran bantuan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
"Memudahkan monitoring dan evaluasi, artinya kinerja pengelolaan ZIS dapat dipantau secara berkala untuk memastikan efektivitas program. SIMBA juga dapat digunakan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, termasuk generasi muda," tuturnya.
Nadratuzzaman juga menyampaikan Baznas menargetkan memiliki 400 kantor digital pada tahun 2025. Kantor digital ini didorong menjadi pusat layanan ZIS yang modern dan efisien, serta menjadi sarana untuk meningkatkan literasi zakat di masyarakat.
"Dengan demikian, masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan ZIS dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan," ujar dia.
Baca juga: Lembaga Zakat Nigeria belajar pengelolaan zakat Indonesia lewat Baznas
Baca juga: Sekretaris Baznas: Mahasiswa internasional jadi jembatan antarbudaya
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: