Malang (ANTARA) -
Hiruk pikuk aktivitas pelayanan di Puskesmas Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur, suatu pagi terlihat ramai. Seluruh bagian gedung dipenuhi pasien, duduk menunggu giliran untuk diperiksa dokter.

Ketika mengarah ke sisi belakang bangunan, ada ruangan laboratorium. Tepat di depan pintu masuk lab itu terlihat robot yang tubuhnya dominan dengan warna oranye.

Tubuh dan kepala berbentuk bulat, di bagian wajah terpampang monitor ponsel sebagai mata, depan perutnya ada alat sensor berwarna hitam dengan lampu warna merah.

Pada bagian kepala itu pula terukir tulisan Bytorium. Mungkin penampakannya tak jauh beda seperti hiasan meja, tetapi perangkat itu punya fungsi yang terbilang penting untuk mencegah panjangnya antrean pasien.

Robot bernama Bytorium itu lahir dari ide pegawai Puskesmas Dinoyo, yakni Budi Ari Wibowo. Pria 49 itu merupakan perancang lahirnya inovasi pelayanan publik yang sudah mengantongi hak kekayaan intelektual (HAKI).

Budi Ari Wibowo ini menjabat Ahli Teknologi Laboratorium di Puskesmas Dinoyo. Dia adalah sarjana lulusan jurusan teknologi laboratorium medik satu universitas di Kota Kediri, beberapa tahun silam.

Pria berkacamata ini, saat ditemui tampak duduk dan sibuk di balik meja kerjanya, di depan layar komputer berbentuk datar. Jari jemarinya silih berganti menekan kumpulan huruf pada papan ketik, lalu mengarahkan panah kursor lewat "mouse" di samping kanan.

Dia juga melakukan serangkaian proses pencetakan dan setelahnya memanggil nama pasien pemilik hasil pemeriksaan kesehatan.

Robot itu diciptakan untuk mempercepat proses berjalannya pelayanan publik di puskesmas tersebut.


Transformasi digital

Terciptanya robot itu merupakan implementasi dari kebijakan transformasi digital yang diagungkan oleh pemerintah pusat untuk peningkatan kualitas pelayanan publik. Tujuannya adalah memberikan kepastian kepada masyarakat mengenai ketepatan dan transparansi layanan bagi warga.

Robot itu dirancang sejak awal tahun 2024. Pembuatannya tidak gampang, Budi Ari Wibowo harus menunggu dua hari untuk proses pembuatan bagian badan robot itu yang dilakukan di salah satu percetakan di Kota Malang.

Sempat ada kesalahan, ketidaksinkronan antara desain dan hasil cetak. Proses pun diulang kembali, hingga sesuai dengan gambar rancangan.

Setelah satu persoalan selesai, dia mulai merakit satu per satu bagian robot sembari menanamkan program chat gpt seri 3,5 turbo sebagai dasar penyertaan informasi.

Robot itu dirilis pada Oktober 2023 dengan modal program kecerdasan buatan yang naik daun dalam beberapa tahun ke belalang ini. Nama itu merupakan gabungan dari kata "byte" atau data dengan "laboratorium".

Hanya saja, namanya teknologi itu buatan manusia tidak bisa langsung beroperasi maksimal. Ada tahap evaluasi, meski menggunakan chat gpt 3,5 turbo, tetapi pemberian informasi kepada pasien bisa tidak tepat.

Program yang digunakan cenderung memberikan pernyataan di luar konteks pertanyaan.

Alhasil, perbaikan dilakukan, artificial intelligence (AI) pun dipilih. Beragam data kesehatan milik pasien, mulai nama sampai rekam riwayat pemeriksaan lab di Puskesmas Dinoyo ditanamkan.

Budi Ari Wibowo tidak memungkiri bahwa melahirkan sebuah perangkat canggih tidak bisa sendirian, karena ada keterbatasan sumber daya. Karena itu, ia menggandeng komunitas IT di Kota Malang. Bahkan, untuk bagian wajah robotnya menggunakan ponsel bekas milik anak Budi Ari Wibowo.

Karena harga layar monitor terbilang mahal, maka perangkat seadanya digunakan, dengan pedoman bahwa program data pasien dan informasi layanan puskesmas tidak salah.

Kini sudah setahun sejak kali pertama diluncurkan, robot tersebut dapat bekerja maksimal. Ketika ada pasien yang datang cukup mendaftar dengan menempelkan kartu layanan kesehatannya di perangkat sensor di depan bagian perut robot itu.

Nama yang terlacak oleh sensor kemudian muncul di layar datar puskesmas. Itu sebagai pengganti nomor antrean. Jika sudah tiba gilirannya akan dipanggil petugas untuk masuk dan cek kesehatan.

Berbeda dengan chat gpt yang pernah digunakan, penanaman kecerdasan buatan berbasis data asli pasien mampu memunculkan keakuratan pada sistem pelayanan. Orang yang untuk memeriksakan diri tidak perlu risau jika namanya tidak dipanggil, semuanya bisa dilayani maksimal.

Teknologi berbasis kecerdasan buatan karya Budi Ari mendapatkan dukungan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dan Kepala Puskesmas Dinoyo. Itu dibuktikan dengan fasilitas internet 20 megabyte per second yang diberikan sebagai dukungan institusi.


Kepastian pasien

Transparansi yang dihadirkan oleh robot ini memberikan ketenangan kepada pasien. Karena mereka akan dapat layanan sesuai kedatangan. Artinya tidak ada lagi praktik saling mendahului, apalagi titik nama dan nomor giliran periksa.

Setiap pasien yang datang ketika sudah tiba gilirannya menjalani pemeriksaan akan dipanggil nama. Ini lebih baik ketimbang memanggil nomor antrean.

Secara prinsip, Budi Ari Wibowo menginginkan bahwa transparansi pelayanan harus dibarengi rasa menghargai pasien. Pemanggilan nama dirasanya juga lebih bersifat personal.

Ini penting untuk membangun hubungan antarorang, bukan lagi berbicara pasien dan tenaga layanan kesehatan karena hal itu ada sekat.

Terbitnya hasil laboratorium tidak butuh lama. Prosesnya tetap menggunakan cetak pada kertas. Ini cara lama yang dipertahankan karena pasien yang usia lanjut kebanyakan menginginkan bukti fisik.

Robot itu juga punya kemampuan menerbitkan hasil laboratorium berformat digital dengan cukup mengakses user.lab.dinoyo.com, kemudian menuliskan nomor telepon dan kata sandi di kolom akses masuk akun.

Layanan ini sengaja disiapkan untuk anak-anak muda yang sangat menggemari kemudahan dari hadirnya digitalisasi.


Pengembangan 2025

Kini, Budi Ari Wibowo memacu dirinya menciptakan kreativitas baru dengan mengembangkan ke versi yang lebih mudah diakses masyarakat.

Era saat ini masyarakat tidak bisa lepas dari ponsel. Melihat kondisi itu, robot dikembangkan ke versi android agar masyarakat bisa dengan muda mengetahui riwayat kesehatannya. Semua diupayakan sebagai wujud transparansi pelayanan publik dari pemerintah untuk warga.

Budi sudah mematok target di 2025 cita-citanya terealisasi. Kini perangkat masih disiapkan, sudah 90 persen dan tinggal menyamakan algoritma dengan data layanan di Puskesmas Dinoyo, agar kerja alat ini bisa maksimal, seperti versi fisiknya.

Keberadaan robot itu, salah satu fungsinya untuk memberikan kepastian layanan yang akhirnya mampu menghadirkan kepuasan kepada pasien, Suroso salah satunya.

Warga asal Kecamatan Dinoyo ini merasa bahwa hadirnya robot AI bisa mempersingkat waktu pelayanan. Dia juga tidak perlu menunggu lama hasil pemeriksaan kesehatan di laboratorium puskesmas, karena bisa mengakses secara digital.

Tidak hanya itu, pusksesmas yang merupakan fasilitas kesehatan paling dekat dengan warga juga terlihat lebih mewah dengan kehadiran robot. Ini disebutnya sudah setara dengan fasilitas kesehatan tingkat satu bertarif mahal.

Bagi warga. robot tersebut adalah buah ide brilian dari pihak puskemas. Karena itu dia menyatakan kepuasan dengan layanan yang berjalan cepat, tepat, dan transparan tersebut.