Desainer: Kita optimistis busana syar'i masih disukai masyarakat
6 November 2024 18:08 WIB
(Dari kiri - kanan) Creative and Production Director of Si.Se.Sa Sansa, Business Development and Set Director of Si.Se.Sa Siriz, Desainer Merry Pramono, dan Marketing Communication and Finance Dirrctor of Si.Se.Sa Senaz saat ditemui dalam acara gelaran busana tahunan Si.Se.Sa. di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Rabu. (ANTARA/Vinny Shoffa Salma)
Jakarta (ANTARA) - Desainer Indonesia Merry Pramono mengatakan dirinya optimistis bahwa busana sopan ala busana syar'i (modest fesyen) di Indonesia masih diminati oleh masyarakat dan memiliki peluang tinggi untuk berkembang pada tahun 2025 mendatang.
"Insya Allah tahun depan masih tetap optimistis dan koleksi busana syar'i itu (masih disukai masyarakat karena) lebih sulit (ditemukan)," kata Merry saat ditemui dalam acara gelaran busana tahunan Si.Se.Sa. di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Rabu.
Dia menambahkan, "Jadi, kita mencoba membuat kreativitas sendiri supaya kita tetap dapat memberikan busana untuk muslimah yang fashionable, tapi tetap mengacu pada kaidah agama".
Baca juga: IN2MF 2024 pamerkan koleksi fesyen sopan dalam 20 slot peragaan busana
Menurut Merry, ada beberapa faktor untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap busana sopan atau modest fesyen. Mulai dari kreativitas dalam mendesain pakaian, memilih bahan terbaik, membuat ragam pilihan pakaian hingga meningkatkan daya guna pakaian agar dapat dipakai dengan nyaman saat beraktivitas sehari-hari.
"Busana syar'i itu lebih sulit ya menurut saya karena hanya digunakan untuk sebagian tempat yang membutuhkannya (seperti negara Indonesia dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam)," kata Merry.
Oleh karena itu, Merry merasa yakin bahwa busana sopan di Indonesia dapat meningkat dan mengalami perkembangan lebih baik di tahun-tahun selanjutnya. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia bersama sejumlah stake holder terkait untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat busana sopan (modest fesyen) dalam beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Indonesia harus inisiatif usulkan standar halal universal
Mengutip dari laman Kementerian Perdagangan RI, Rabu, total pengeluaran konsumen Muslim untuk fesyen, baik pakaian dan alas kaki, tercatat sebesar 318 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp5 triliun pada tahun 2022 (Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy (SGIE) tahun 2023).
Bahkan, pengeluaran tersebut diprediksi meningkat sebesar 6.1 persen menjadi 428 juta dolar AS pada 2027.
Besarnya potensi busana sopan tersebut diharapkan dapat membuat Indonesia menjadi kiblat fesyen Muslim dunia di tahun 2024 dan tahun-tahun selanjutnya, dengan didukung oleh kekayaan lokal serta keahlian tinggi para pelaku industri fesyen.
"Kita selalu memberikan yang terbaik untuk konsumen, itu juga disesuaikan dengan manfaatnya," kata Merry mengakhiri percakapan.
Baca juga: Indonesia berpeluang menjadi pusat busana sopan dunia
Baca juga: Tantangan desainer busana sopan Indonesia merambah pasar luar negeri
"Insya Allah tahun depan masih tetap optimistis dan koleksi busana syar'i itu (masih disukai masyarakat karena) lebih sulit (ditemukan)," kata Merry saat ditemui dalam acara gelaran busana tahunan Si.Se.Sa. di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Rabu.
Dia menambahkan, "Jadi, kita mencoba membuat kreativitas sendiri supaya kita tetap dapat memberikan busana untuk muslimah yang fashionable, tapi tetap mengacu pada kaidah agama".
Baca juga: IN2MF 2024 pamerkan koleksi fesyen sopan dalam 20 slot peragaan busana
Menurut Merry, ada beberapa faktor untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap busana sopan atau modest fesyen. Mulai dari kreativitas dalam mendesain pakaian, memilih bahan terbaik, membuat ragam pilihan pakaian hingga meningkatkan daya guna pakaian agar dapat dipakai dengan nyaman saat beraktivitas sehari-hari.
"Busana syar'i itu lebih sulit ya menurut saya karena hanya digunakan untuk sebagian tempat yang membutuhkannya (seperti negara Indonesia dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam)," kata Merry.
Oleh karena itu, Merry merasa yakin bahwa busana sopan di Indonesia dapat meningkat dan mengalami perkembangan lebih baik di tahun-tahun selanjutnya. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia bersama sejumlah stake holder terkait untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat busana sopan (modest fesyen) dalam beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Indonesia harus inisiatif usulkan standar halal universal
Mengutip dari laman Kementerian Perdagangan RI, Rabu, total pengeluaran konsumen Muslim untuk fesyen, baik pakaian dan alas kaki, tercatat sebesar 318 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp5 triliun pada tahun 2022 (Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy (SGIE) tahun 2023).
Bahkan, pengeluaran tersebut diprediksi meningkat sebesar 6.1 persen menjadi 428 juta dolar AS pada 2027.
Besarnya potensi busana sopan tersebut diharapkan dapat membuat Indonesia menjadi kiblat fesyen Muslim dunia di tahun 2024 dan tahun-tahun selanjutnya, dengan didukung oleh kekayaan lokal serta keahlian tinggi para pelaku industri fesyen.
"Kita selalu memberikan yang terbaik untuk konsumen, itu juga disesuaikan dengan manfaatnya," kata Merry mengakhiri percakapan.
Baca juga: Indonesia berpeluang menjadi pusat busana sopan dunia
Baca juga: Tantangan desainer busana sopan Indonesia merambah pasar luar negeri
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024
Tags: