USK gelar konferensi internasional bahas keberlanjutan biodiversitas
6 November 2024 17:50 WIB
Sejumlah mahasiswa mengikuti International Conference on Biology and Environmental Sciences (ICEBES) 2024 Department Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIP) USK Banda Aceh, Rabu (6/11/2024). (ANTARA/HO-FMIPA USK)
Banda Aceh (ANTARA) - Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar International Conference on Biology and Environmental Sciences (ICEBES) 2024 dengan menghadirkan para peneliti dunia guna membahas keberlanjutan biodiversitas dan tantangan perubahan iklim sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
“Ini merupakan konferensi pertama yang kita selenggarakan dari Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) yang didukung juga oleh Konsorsium Biologi Indonesia,” kata Ketua Panitia ICEBES 2024 Ir Essy Harnelly, SSi, MSi, PhD di Banda Aceh, Rabu.
Konferensi biologi perdana ini mengangkat tema “Aligning Biodiversity and Climate Initiatives for a SustainableFuture,” yakni menyelaraskan biodiversitas atau keanekaragaman hayati dan inisiatif iklim untuk masa depan yang berkelanjutan.
Dalam konferensi yang digelar sehari penuh di Aula FMIPA USK pada Rabu (6/11) itu pihaknya mengumpulkan ilmuwan dan peneliti dari berbagai negara, serta praktisi, penggiat lingkungan, dan mahasiswa dalam satu wadah guna membahas terkait biodiversitas dan ilmu lingkungan dengan berbagai tantangan masa depan.
“Konferensi ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa, akademisi, dan juga bagi masyarakat umumnya yang fokus dengan biologi dan environmental sciences,” ujarnya.
Essy menambahkan pihaknya memilih tema tersebut dengan melihat tantangan masa depan terkait keberlanjutan biodiversitas dan perubahan iklim. Oleh karena itu, para pakar, akademisi, mahasiswa, dan praktisi akan berbagi ilmu, pengetahuan, pengalaman, melalui penelitian dalam upaya menjawab tantangan tersebut.
“Artinya kita ingin menggabungkan antara biodiversitas, terus juga kita ingin mulai memperhatikan tentang perubahan iklim dengan tujuan masa depan lingkungan yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Adapun peneliti biologi dan lingkungan yang menjadi keynote speaker seperti Assoc Prof Dr Muh Izzuddin Syakir Ishak dari School of Industrial Technology Universiti Sains Malaysia, Malaysia, Prof Dr Iskandar Z Siregar dari Departement of Silviculture, Faculty of Forestry dan Environment IPB University, Indonesia dan Prof Dr Suhartono dari Departement of Biologi, Faculty of Mathematics and Natural Sciences USK, Indonesia.
Kemudian, invited speaker di antaranya Chihjen Ko dari The Global Biodeversity Information Facility (GBIF) Regional Asia, Taiwan, Marius R M Ekue PhD dari Alliance of Biodeversity International and CIAT, Cameroon, Dr Lindsay F Banin dari UK Centre for Ecology & Hydrology United Kingdom, dan Rudi Putra dari Leuser Conservation Forum, Indonesia.
Dalam konferensi ini, lanjut Essy, juga terdapat sebanyak 50 peserta yang telah lolos seleksi guna mempresentasikan hasil penelitian masing-masing. Konferensi ini berlangsung secara luar jaringan (luring) maupun dalam jaringan (daring).
“Ini event baik sekali. Harapannya akan berlanjut secara berkala yang membawa tema yang sangat relevan dengan biologi dan lingkungan,” ujarnya.
Baca juga: Rektor USK: Riset dan kolaborasi wujudkan keberlanjutan biodiversitas
Baca juga: Pemerintah kaji model bagi hasil berkeadilan untuk pemanfaatan SDA
“Ini merupakan konferensi pertama yang kita selenggarakan dari Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) yang didukung juga oleh Konsorsium Biologi Indonesia,” kata Ketua Panitia ICEBES 2024 Ir Essy Harnelly, SSi, MSi, PhD di Banda Aceh, Rabu.
Konferensi biologi perdana ini mengangkat tema “Aligning Biodiversity and Climate Initiatives for a SustainableFuture,” yakni menyelaraskan biodiversitas atau keanekaragaman hayati dan inisiatif iklim untuk masa depan yang berkelanjutan.
Dalam konferensi yang digelar sehari penuh di Aula FMIPA USK pada Rabu (6/11) itu pihaknya mengumpulkan ilmuwan dan peneliti dari berbagai negara, serta praktisi, penggiat lingkungan, dan mahasiswa dalam satu wadah guna membahas terkait biodiversitas dan ilmu lingkungan dengan berbagai tantangan masa depan.
“Konferensi ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa, akademisi, dan juga bagi masyarakat umumnya yang fokus dengan biologi dan environmental sciences,” ujarnya.
Essy menambahkan pihaknya memilih tema tersebut dengan melihat tantangan masa depan terkait keberlanjutan biodiversitas dan perubahan iklim. Oleh karena itu, para pakar, akademisi, mahasiswa, dan praktisi akan berbagi ilmu, pengetahuan, pengalaman, melalui penelitian dalam upaya menjawab tantangan tersebut.
“Artinya kita ingin menggabungkan antara biodiversitas, terus juga kita ingin mulai memperhatikan tentang perubahan iklim dengan tujuan masa depan lingkungan yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Adapun peneliti biologi dan lingkungan yang menjadi keynote speaker seperti Assoc Prof Dr Muh Izzuddin Syakir Ishak dari School of Industrial Technology Universiti Sains Malaysia, Malaysia, Prof Dr Iskandar Z Siregar dari Departement of Silviculture, Faculty of Forestry dan Environment IPB University, Indonesia dan Prof Dr Suhartono dari Departement of Biologi, Faculty of Mathematics and Natural Sciences USK, Indonesia.
Kemudian, invited speaker di antaranya Chihjen Ko dari The Global Biodeversity Information Facility (GBIF) Regional Asia, Taiwan, Marius R M Ekue PhD dari Alliance of Biodeversity International and CIAT, Cameroon, Dr Lindsay F Banin dari UK Centre for Ecology & Hydrology United Kingdom, dan Rudi Putra dari Leuser Conservation Forum, Indonesia.
Dalam konferensi ini, lanjut Essy, juga terdapat sebanyak 50 peserta yang telah lolos seleksi guna mempresentasikan hasil penelitian masing-masing. Konferensi ini berlangsung secara luar jaringan (luring) maupun dalam jaringan (daring).
“Ini event baik sekali. Harapannya akan berlanjut secara berkala yang membawa tema yang sangat relevan dengan biologi dan lingkungan,” ujarnya.
Baca juga: Rektor USK: Riset dan kolaborasi wujudkan keberlanjutan biodiversitas
Baca juga: Pemerintah kaji model bagi hasil berkeadilan untuk pemanfaatan SDA
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: