Jakarta (ANTARA) - Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Nusa Tenggara Timur, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), mengirimkan tim tanggap darurat bencana untuk memastikan layanan air bersih dan sanitasi di daerah-daerah terdampak bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur.

"Kita telah memobilisasikan sebanyak tujuh orang anggota tim tanggap darurat beserta sejumlah armada bantuan yaitu satu unit mobil tanki air, satu unit mobil dump truck, tiga unit hidran umum, dan dua unit toilet portable,” kata Kepala BPPW NTT Teuku Davis F. Hamid dalam pernyataan Kementerian PU yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Davis mengatakan Kementerian PU juga telah membuka akses ruas jalan Waerunu-Larantuka yang sebelumnya tertutup debu lumpur vulkanik dan pohon tumbang yang menyebabkan terhambatnya arus lalu lintas.

Saat ini arus lalu lintas sudah normal, namun pengguna jalan tetap harus berhati-hati karena kondisi jalan licin pascahujan dan di beberapa titik terdapat lubang akibat muntahan batu yang mengenai badan jalan.

Menurut BPPW NTT, wilayah yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu dini hari (3/11) lalu yakni sebanyak tiga kecamatan dengan total sebanyak 14 desa di Flores Timur. Jumlah warga yang terdampak kurang lebih sebanyak 2.734 KK atau 10.295 jiwa.

“Kerusakan infrastruktur, rumah warga, dan fasilitas umum belum bisa terdata karena masih terjadi erupsi hingga saat ini. Untuk saat ini kita akan fokus pada pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi bagi warga yang terdampak,” kata Davis.

Sebelumnya, erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada 3 November 2024 pukul 23.57 WITA. Letusan kali ini mengakibatkan peningkatan status gunung dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).

Korban jiwa tercatat sebanyak sembilan orang dan 63 orang mengalami luka-luka, dengan rincian 31 orang mengalami luka berat dan 32 orang mengalami luka ringan.

Sebanyak 2.472 orang mengungsi ke tiga titik pengungsian terpusat, yakni di Desa Konga yang menampung 1.219 orang, Desa Bokang dengan 606 pengungsi, dan Hokeng 647 pengungsi.

Selain pengungsian terpusat, terdapat juga pengungsian mandiri di rumah-rumah warga sekitar, yang jumlahnya masih dalam proses pendataan.

Baca juga: Wamensos pastikan warga Lewotobi yang mengungsi di Sikka dapat bantuan
Baca juga: Badan Geologi sebut Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berpotensi erupsi