Jakarta (ANTARA) - Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) dengan kerjasama melalui KATALIS diharapkan menjadi jembatan untuk membantu produk UMKM Indonesia bisa masuk pasar internasional atau go global, salah satunya adalah Australia.



Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti di acara Women-led SME Forum on Trade: Go Big, Go Global di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa.



“Networking adalah kunci keberhasilan. Kolaborasi lintas sektor, bukan hanya perempuan tetapi pengusaha yang ingin berkontribusi terhadap kemajuan dan pembangunan Indonesia. Kerjasama menjadi sangat penting untuk ke depannya. Selain itu, inovasi dibutuhkan agar UMKM tetap kompetitif di pasar global," terang Dyah.



Menurut penelitian KATALIS, IA-CEPA 2020-2025 akan mendorong Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar AUD 28-46 juta pada 2038, dan akan meningkatkan PDB Australia sebesar AUD 21 juta. Ada banyak sekali peluang bagi bisnis Indonesia, termasuk yang dipimpin oleh perempuan, untuk berkembang di bawah kemitraan ini, mendorong inovasi, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan.



Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Iskandar Panjaitan, menilai kolaborasi dengan KATALIS dan Asian Development Bank memberikan panduan praktis dan relevan untuk memberdayakan UKM yang dipimpin oleh perempuan agar dapat memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.



Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, mengaku perkembangan wirausaha perempuan di Indonesia semakin bertumbuh pesat. Namun, tentu ada berbagai tantangan yang harus diatasi agar bisa UMKM bisa bertumbuh dan menjadi go global.



Menurut dia, mengatasi tantangan ini bukan hanya keharusan moral, tetapi juga keharusan ekonomi. "Wirausaha yang dikelola perempuan sangat penting bagi perekonomian Australia dan Indonesia, dan untuk mengembangkan kemitraan ekonomi yang erat. Saya bangga dengan pekerjaan yang kami lakukan dengan Indonesia untuk memberdayakan wirausaha perempuan, termasuk melalui program KATALIS," kata Gita.



Australian Business Champion untuk Indonesia, Profesor Jennifer Westacott, mengatakan perdagangan tidak hanya semata sebagai kegiatan ekonomi, tetapi juga membangun jembatan antara budaya dan masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting agar lebih banyak perempuan dapat diberdayakan untuk menjangkau hal-hal tersebut. "Kita harus bekerja sama untuk membuka sepenuhnya potensi wirausaha perempuan," kata Jennifer.



Sebagai informasi, lebih dari 200 wirausaha UKM perempuan Indonesia hadir dalam forum Go Big, Go Global di Jakarta. Mereka berbagi pengalaman dan wawasan tentang peluang dan tantangan membangun UMKM berorientasi ekspor. Forum ini merupakan inisiatif bersama Kementerian Perdagangan Indonesia, KATALIS, dan Asian Development Bank yang bertujuan untuk berbagi wawasan dan kesempatan bagi para pelaku wirausaha dari UKM yang dipimpin oleh perempuan untuk membangun jaringan dan memperoleh pengetahuan tentang pembiayaan ekspor, asuransi kredit ekspor, dan meningkatkan akses pasar, termasuk ke Australia.