Jakarta (ANTARA) - Sosiolog Universitas Indonesia FISIP UI), Ida Ruwaida menyambut baik dengan adanya program Makan Bergizi Gratis dari pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi hanya saja, dalam praktiknya harus tepat sasaran.

“Prinsipnya menyambut baik, namun disain program, khususnya kelompok sasarannya perlu diperjelas dengan kriteria ketat, misalnya di perkotaan, fokus di sekolah-sekolah yang sebagian besar siswa/siswinya tidak mampu,” kata Ida Ruwaida saat dihubungi ANTARA, Rabu.

Dengan penerapan sasaran yang tepat, menurut dia, dapat membenahi permasalahan gizi buruk di setiap daerah-daerah yang memang memiliki banyak yang memiliki masalah tersebut.

“Di pedesaan, dilakukan di area-area yang memang miskin sumber daya alam. Sehingga tujuan untuk memperbaiki gizi atau nutrisi anak sedikit banyak akan tercapai, karena kelompok-kelompok tersebut tergolong tidak banyak pilihan karena keterbatasan ekonomi khususnya,” ucap dia.

Tidak hanya itu saja, perencanaan tersebut juga harus sudah matang dengan melihat berbagai sudut pandang seperti biaya . Sehingga tidak memangkas biaya untuk satu menu yang benar-benar bermanfaat untuk anak-anak.

Baca juga: Kemensos: Program Makan Bergizi Gratis bakal sasar daerah 3T di Papua

Sementara itu, program ini juga diharapkan dapat mengubah sikap dan kebiasaan anak-anak yang mudah jajan sembarangan tanpa memikirkan kebersihan dan juga kualitas dari jajanan yang mereka beli.

Oleh karena itu, peran orang tua dalam ketegasan untuk tidak jajan sembarangan sangat dibutuhkan. Sehingga, alasan “kasihan” tiak lagi terucap demi terwujudnya mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat dan bergizi.

“Hasil penelitian kami mengindikasikan bahwa orang tua cenderung bersifat lunak pada anak, dengan alasan "kasihan anak, nanti malu dengan teman-temannya,” jela dia.

Oleh karena itu, dia berharap program positif yang dijalankan oleh pemerintah pada tahun depan ini dapat benar-benar terwujud untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan makanan bergizi dan juga sehat.

Sebagaimana diketahui bersama, Badan Gizi Nasional (BGN) sudah mempersiapkan sebanyak 975 Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) untuk program Makan Bergizi Gratis, yang akan dikirimkan ke 325 unit pelayanan di hampir semua kabupaten dan kota.

Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha mengatakan secara bertahap, pihaknya juga terus melatih personel-personel baru guna memperbanyak unit layanan, dari 325 menjadi sekitar 700.

Ikeu juga menjelaskan nantinya mereka diberikan sejumlah pelatihan, seperti cara memasak, keamanan pangan, pemorsian, serta distribusi. Dalam satu unit pelayanan, katanya, terdapat tiga personel masing-masing berperan sebagai manajer, akuntan, dan tenaga gizi, dan satu unit menangani 3.000 anak sekolah.

Adapun unit pelayanan, katanya, dapat disediakan oleh BGN, BGN bersama Kodim, bahkan oleh masyarakat apabila berminat untuk berpartisipasi menyediakan lahan dan bangunannya untuk program itu.

Baca juga: Kemenkop, Kemendes, BGN kolaborasi dalam program makan bergizi gratis