"Kita memiliki kesempatan bersejarah hari ini untuk mengubah peran agama menjadi kekuatan aktif dalam menghadapi krisis iklim," ujar Sekretaris Jenderal Mejelis Hukama Muslimin (MHM) Konselor Mohamed Abdelsalam dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
KTT tersebut diselenggarakan oleh Dewan Muslim Kaukasus (CMP) bekerja sama dengan Muslim Hukama Muslimin (MHM), Presidensi COP29, Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Komite Negara Azerbaijan untuk Kerja Sama dengan Organisasi Keagamaan.
Baca juga: Majelis Hukama kembali buka Paviliun Iman di COP29
KTT berlangsung dengan dukungan penuh dari Presiden Republik Azerbaijan Ilham Aliyev. Mengangkat tema "Agama Global untuk Planet yang Hijau," dihadiri lebih dari 300 pemimpin dan pejabat tinggi yang mewakili berbagai agama, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil.Baca juga: Majelis Hukama kembali buka Paviliun Iman di COP29
Abdelsalam menjelaskan bahwa agama tidak diciptakan secara terpisah dari alam. Sebab, hubungan antara agama dan iklim berakar dalam pada teks-teks suci.
Menurutnya, mengatasi krisis iklim merupakan penghormatan terhadap alam, keseimbangan dengan kehidupan, dan tanggung jawab yang mendalam terhadap segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
"Upaya para pemimpin agama selama beberapa tahun terakhir telah mengatasi banyak tantangan global," kata dia.
Ia menjelaskan bahwa urgensi penyelenggaraan KTT Global Pemimpin Agama untuk Iklim di Azerbaijan terletak pada tekad untuk menyatakan pesan dan seruan bersama.
KTT ini juga menjadi bagian dari memobilisasi upaya untuk mendorong politisi, pembuat keputusan dan aktor internasional untuk membuat keputusan yang tegas guna menghilangkan risiko perubahan iklim. "Aksi iklim bukanlah pilihan, tetapi keharusan yang diperlukan untuk melindungi masa depan planet kita," kata dia.
Baca juga: Urgensi "green financing" di tengah darurat krisis iklim global
Baca juga: Trend Asia dan LAS! soroti krisis iklim Kalbar
Konselor Abdelsalam menegaskan dukungan MHM untuk pertemuan puncak KTT dan tujuannya untuk menyatukan suara para pemimpin dan tokoh agama dalam mengatasi tantangan iklim.Baca juga: Urgensi "green financing" di tengah darurat krisis iklim global
Baca juga: Trend Asia dan LAS! soroti krisis iklim Kalbar
Ia mencatat bahwa MHM memiliki visi yang jelas, yang berfokus pada peningkatan peran para pemimpin dan tokoh agama untuk aksi iklim.
MHM juga telah membentuk aliansi global dengan lebih dari 70 lembaga yang mewakili sebagian besar agama dan kepercayaan di seluruh dunia dan berpartisipasi dalam menyelenggarakan pertemuan puncak ini.