Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal guna mendukung percepatan program swasembada pangan dan pangan bergizi.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, dalam kolaborasi ini Kementan akan mendukung tersedianya benih, bibit dan lainnya. Sedangkan untuk pangan bergizi, Kementan bertugas menyiapkan bahan bakunya.

"Kita siapkan bahan baku untuk pangan bergizi, bahan bakunya diambil dari sekitar di desa atau di sekitar dapur yang dibangun. Itu target kita," ujar Amran dalam Gerakan Pangan Nasional Merah Putih di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu.

Amran menjelaskan, pendistribusian bibit ini akan langsung diserahkan kepada masing-masing desa. Selain itu, terdapat juga kerja sama dengan TNI dan Polri untuk bagian pengawasannya.

Dari sisi penyediaan bahan baku, Amran mengatakan kolaborasi ini bertujuan untuk terjadi pergerakan ekonomi di desa tersebut, sehingga tidak perlu lagi mengambil dari wilayah lain yang akan memakan ongkos tambahan.

"Jadi tidak perlu mengimpor atau mengambil dari kota atau dari tempat lain. Tetapi bahan bakunya disiapkan di sekitar dapur pangan bergizi, seperti telur, ayam, sayur-sayuran, ikan, dan seterusnya. Ini disiapkan nantinya," ucapnya.

Lebih lanjut, pemerintah akan membangun kluster pertanian modern yang sudah mulai dari Papua. Ia menyebut provinsi lain yang juga akan menjadi lokasi pertanian modern adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Kepulauan Riau dan Lampung.

"Nah ini sentra-sentra produksi pangan kita. Jadi dua bagian, pangan bergizi, kemudian swasembada pangan. Jadi dua ini kita selesaikan ke depan," kata Amran.

Sementara itu, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto mengatakan, kolaborasi ini merupakan upaya untuk mempercepat swasembada pangan.

Menurut dia, setiap desa memiliki keunggulan yang berbeda dan bisa menjadi pendapatan bagi masyarakat.

"Jadi di desa itu banyak sekali potensi. Saya setuju dengan Pak Mentan, mari kita mapping potensi masing-masing desa. Mimpi saya sebagai Menteri Desa di bawah arahan Pak Presiden Prabowo, masing-masing desa itu punya keunggulan," ujar Yandri.

Baca juga: Mentan: Pemutihan utang petani wujud dukungan pemerintah ke pertanian
Baca juga: Kementan berencana impor 1 juta sapi perah dalam lima tahun
Baca juga: Mentan paparkan program prioritas Kementerian Pertanian pada 2025