Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengajak industri pipa PT Artas Energi Petrogas dan PT Inerco bersinergi dengan pemerintah untuk mewujudkan pembangunan jaringan gas (jargas), guna mengurangi ketergantungan impor LPG dan memperkuat energi nasional.

Faisol saat menghadiri Indonesia Seamless Tube Summit di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa sebelumnya pihaknya telah menggelar rapat koordinasi bersama Kementerian Perekonomian mengenai rencana pembangunan jargas di wilayah Pulau Jawa.

"Saya kira ini akan menjadi peluang yang besar buat semua perusahaan pipa terutama yang seamless, juga termasuk untuk Indonesia Seamless Tube dan PT Inerco untuk bersama-sama pemerintah merealisasikan jargas yang selama ini sudah bertahun-tahun digagas tidak pernah selesai," kata Faisol.

Dia menyampaikan, langkah sinergi ini bertujuan mengurangi beban subsidi di sektor migas, yang hingga kini telah mencapai Rp400 triliun.

Faisol menegaskan bahwa jargas akan menjadi peluang besar bagi perusahaan pipa dalam negeri, khususnya yang bergerak di bidang pipa seamless.

Ia menekankan bahwa realisasi jargas akan menjadi solusi jangka panjang bagi Indonesia dalam mencapai ketahanan energi yang lebih kuat dan lebih berkelanjutan.

"Kemarin dibahas agak serius, salah satu jalan keluarnya adalah membangun jargas," ujarnya.

Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dapat mempercepat terwujudnya jargas, yang selama bertahun-tahun digagas namun belum terealisasi secara optimal.

"Karena ini akan menjadi jalan keluar kita bersama mengatasi ketahanan energi yang kita hadapi hari ini," jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga berharap Indonesia dapat menjadi produsen utama pipa seamless di Asia Tenggara, memenuhi kebutuhan sektor migas secara mandiri.

Lebih lanjut, Faisol mengatakan bahwa dengan dukungan semua pelaku usaha di sektor pipa, pemerintah optimis bahwa inisiatif ini akan menjadi langkah penting menuju kedaulatan energi nasional.

"Dengan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dan semua yang terkait, kami optimis bahwa Indonesia akan menjadi produsen utama pipa seamless di Asia Tenggara dan dapat memenuhi kebutuhan sektor migas secara mandiri," katanya.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza (tengah) Direktur Utama Indonesia Seamless Tube atau PT Artas Energi Petrogas, Jose Antonio E Reyes (kiri) menjawab pertanyaan awak media di sela Indonesia Seamless Tube Summit di Jakarta, Rabu (6/11/2024). ANTARA/Harianto

Di tempat yang sama, Direktur Utama Indonesia Seamless Tube atau PT Artas Energi Petrogas, Jose Antonio E Reyes mengatakan bahwa penyerapan pipa terbesar yakni pada sektor minyak bumi dan gas (migas).

"Yang terbesar itu memang di sektor migas. Tetapi pipa ini bukan hanya untuk migas, tapi buat industrial, jadi banyak sekali penggunaan dari pada pipa tersebut. Tapi sekarang yang paling besar adalah di migas," kata Jose.

Jose menyampaikan bahwa hingga saat ini Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari PT Artas Energi Petrogas mencapai 43 persen, bahkan menargetkan hingga 90 persen setelah membangun pabrik bersama mitranya yakni PT Inerco yang ditargetkan pada tahun 2027-2028.


Baca juga: Inerco: Industri pipa baja "seamless" dalam negeri butuh dukungan TKDN
Baca juga: Pabrik pipa "seamless" pertama di Asia Tenggara beroperasi di Cilegon
Baca juga: PGN: Pasokan gas ke industri di Jateng naik 1.000 persen dengan integrasi pipa