Amerika minta barang bukti jatuhnya MH17 tidak dipindahkan
18 Juli 2014 13:08 WIB
Seorang petugas dari Kementerian Darurat berjalan di lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines Boeing 777 di dekat Grabovo, Donetsk, Ukraina, Kamis (17/7). Pesawat Malaysia Airlines MH-17 ditembak jatuh di timur Ukraina Kamis kemarin, menewaskan 295 orang dan meningkatkan kekhawatiran terhadap konflik antara Kiev dan pemberontak pro-Moskow. (ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Zmeyev/ox/14)
New York (ANTARA News) - Gedung Putih pada Kamis memperingatkan bahwa bukti dari pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina tidak boleh dipindahkan dari negara tersebut hingga penyelidikan "menyeluruh dan transparan" dilakukan.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko dalam pembicaraan telepon sepakat untuk mencegah upaya-upaya merusak puing-puing jet Boeing 777 yang jatuh di wilayah yang diduduki kelompok separatis di Ukraina timur setelah diduga ditembak dengan peluru kendali darat ke udara.
Obama meyakinkan Poroshenko bahwa pakar Amerika Serikat akan "segera mengirimkan semua bantuan yang diperlukan" untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat dengan 298 penumpang itu.
"Kedua presiden menekankan bahwa semua bukti dari lokasi pecahan pesawat berserakan harus tetap di tempatnya di dalam wilayah Ukraina sampai penyelidik internasional dapat memeriksa semua aspek dari tragedi tersebut," menurut Gedung Putih seperti dilaporkan AFP.
Pernyataan tersebut memunculkan peluang bahwa para pejabat Amerika Serikat khawatir jika tentara pro-Rusia dapat mencoba untuk mengutak-atik bukti-bukti dari pesawat yang hancur itu untuk menutupi pihak-pihak yang bersalah.
Para pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka yakin jika pesawat itu, yang tengah melakukan perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, ditembak oleh peluru kendali darat ke udara.
Tetapi mereka belum dapat mengatakan siapa yang harus bertanggung jawab untuk penembakan peluru kendali itu dan dari mana peluru kendali itu telah diluncurkan.
Obama juga berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, mengingat negaranya mengalami bencana kedua yang memukul penerbangan nasional dalam waktu empat bulan terakhir.
(Uu.G003/B/H-RN)
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko dalam pembicaraan telepon sepakat untuk mencegah upaya-upaya merusak puing-puing jet Boeing 777 yang jatuh di wilayah yang diduduki kelompok separatis di Ukraina timur setelah diduga ditembak dengan peluru kendali darat ke udara.
Obama meyakinkan Poroshenko bahwa pakar Amerika Serikat akan "segera mengirimkan semua bantuan yang diperlukan" untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat dengan 298 penumpang itu.
"Kedua presiden menekankan bahwa semua bukti dari lokasi pecahan pesawat berserakan harus tetap di tempatnya di dalam wilayah Ukraina sampai penyelidik internasional dapat memeriksa semua aspek dari tragedi tersebut," menurut Gedung Putih seperti dilaporkan AFP.
Pernyataan tersebut memunculkan peluang bahwa para pejabat Amerika Serikat khawatir jika tentara pro-Rusia dapat mencoba untuk mengutak-atik bukti-bukti dari pesawat yang hancur itu untuk menutupi pihak-pihak yang bersalah.
Para pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka yakin jika pesawat itu, yang tengah melakukan perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, ditembak oleh peluru kendali darat ke udara.
Tetapi mereka belum dapat mengatakan siapa yang harus bertanggung jawab untuk penembakan peluru kendali itu dan dari mana peluru kendali itu telah diluncurkan.
Obama juga berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, mengingat negaranya mengalami bencana kedua yang memukul penerbangan nasional dalam waktu empat bulan terakhir.
(Uu.G003/B/H-RN)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: