Komunitas seniman Buleleng gelar pameran di Ubud
17 Juli 2014 23:06 WIB
ilustrasi Pameran Lukisan Putu Wijaya Pengunjung mengabadikan lukisan karya budayawan Putu Wijaya berjudul Bulan Yang Terjepit dalam pameran bertajuk" Bertolak Dari Yang Ada" di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta, Kamis (3/4) malam. (ANTARA FOTO/Teresia May)
Gianyar (ANTARA News) - Komunitas seniman asal Kabupaten Buleleng, Bali, yang menamakan diri dengan Segara Lor menggelar pameran seni rupa di Museum Neka, Ubud, Kabupaten Gianyar, pada 19 Juli--19 Agustus 2014.
"Kegiatan ini merupakan yang pertama kalinya kami gelar sejak komunitas ini kami dirikan dua tahun lalu," kata Wayan Sudiarta selaku koordinator pameran di Ubud, Kabupaten Gianyar, Kamis.
Ia menjelaskan Segara Lor didirikan oleh para alumni Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja di Lovina, Kabupaten Buleleng, pada 2012.
"Sebenarnya anggota komunitas bukan hanya dari Buleleng, namun ada yang dari Karangasem dan Negara (Jembrana). Mereka alumni Undiksha," kata Sudiarta mengenai komunintas yang didirikan alumni satu-satunya perguruan tinggi negeri di Bali utara itu.
Dalam kegiatan itu, komunitas Segara Lor akan menyuguhkan 43 karya seni rupa, termasuk karya enam dosen Undiksha.
"Karya seni yang ditampilkan pun beragam, mulai realist hingga kontemporer," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Made Susanta selaku kurator pameran menambahkan bahwa pameran itu bagian dari upaya menggerakkan semangat para seniman asal Bali utara.
"Spiritnya adalah lokomotif yang bergerak untuk berkesenian. Terminologi ini kami dapatkan dalam dunia psikologi," ujarnya.
Pemilik Museum Neka, Pande Suteja Neka, menyambut baik inisiatif para seniman asal Kabupaten Buleleng itu.
"Museum ada dan dibangun untuk menumbuhkan bibit seniman yang baru," katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya merasa sangat perlu memfasilitasi para mahasiswa, dosen, dan guru-guru seni untuk menggelar pameran di museumnya. "Saya mantan guru. Kalau bukan kita yang mengorbitkan, siapa lagi," ujarnya.
(KR-GBI/M038)
"Kegiatan ini merupakan yang pertama kalinya kami gelar sejak komunitas ini kami dirikan dua tahun lalu," kata Wayan Sudiarta selaku koordinator pameran di Ubud, Kabupaten Gianyar, Kamis.
Ia menjelaskan Segara Lor didirikan oleh para alumni Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja di Lovina, Kabupaten Buleleng, pada 2012.
"Sebenarnya anggota komunitas bukan hanya dari Buleleng, namun ada yang dari Karangasem dan Negara (Jembrana). Mereka alumni Undiksha," kata Sudiarta mengenai komunintas yang didirikan alumni satu-satunya perguruan tinggi negeri di Bali utara itu.
Dalam kegiatan itu, komunitas Segara Lor akan menyuguhkan 43 karya seni rupa, termasuk karya enam dosen Undiksha.
"Karya seni yang ditampilkan pun beragam, mulai realist hingga kontemporer," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Made Susanta selaku kurator pameran menambahkan bahwa pameran itu bagian dari upaya menggerakkan semangat para seniman asal Bali utara.
"Spiritnya adalah lokomotif yang bergerak untuk berkesenian. Terminologi ini kami dapatkan dalam dunia psikologi," ujarnya.
Pemilik Museum Neka, Pande Suteja Neka, menyambut baik inisiatif para seniman asal Kabupaten Buleleng itu.
"Museum ada dan dibangun untuk menumbuhkan bibit seniman yang baru," katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya merasa sangat perlu memfasilitasi para mahasiswa, dosen, dan guru-guru seni untuk menggelar pameran di museumnya. "Saya mantan guru. Kalau bukan kita yang mengorbitkan, siapa lagi," ujarnya.
(KR-GBI/M038)
Pewarta: Gembong Ismadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: