Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III (Q3) 2024, yang mencapai 4,95 persen year-on-year (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara kekuatan ekonomi dunia lainnya.

Ia mengatakan di Jakarta, Selasa, bahwa secara historis, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III seringkali menunjukkan penurunan dari capaian pada triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen pada triwulan II.

Hal tersebut, lanjutnya, dikarenakan tidak terdapatnya kegiatan besar nasional, seperti perayaan hari besar keagamaan atau liburan sekolah yang dapat menjadi pendorong pergerakan mesin-mesin ekonomi domestik sepanjang triwulan III.

“Namun, kalau dibandingkan dengan negara lain, kita lihat Singapura juga (pertumbuhan ekonominya) relatif rendah di 4,1 persen, Arab Saudi sebesar 2,1 persen, Amerika Serikat sebesar 2,8 persen, dan Meksiko sebesar 1,5 persen,” ujar Airlangga Hartarto.

Ia menuturkan bahwa pertumbuhan tersebut dicapai Indonesia dengan inflasi yang rendah sebesar 1,7 persen yoy pada Oktober 2024 serta rasio utang yang terkendali pada level 39,4 persen di tengah meningkatnya tensi geopolitik global, belum pastinya hasil pemilu Amerika Serikat, serta pelemahan daya beli kelas menengah.

Terkait kebijakan untuk mengantisipasi dampak hasil pemilu Amerika Serikat, ia mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu pengumuman resmi pemenang pesta demokrasi tersebut.

“Ya lihat saja siapa yang menang kan. Kemudian Presiden (Prabowo Subianto) juga akan berangkat ke sana. Nah, tentu kami akan melihat dari pembicaraan Bapak Presiden di kunjungan ke Amerika Serikat itu,” ujarnya.

Selain Amerika Serikat, Airlangga mengatakan bahwa Presiden Prabowo juga akan mengunjungi China serta menghadiri KTT G20 dan APEC dalam waktu dekat untuk menjajaki potensi kerja sama internasional yang lebih luas, terutama di bidang investasi.

“Terkait dengan BRICS, sudah disampaikan keinginan Indonesia untuk masuk BRICS dan saya mendapat feedback (tanggapan) dari berbagai kedutaan besar anggota BRICS bahwa pada prinsipnya mereka sangat welcome (menyambut) terhadap keanggotaan Indonesia di dalam BRICS,” imbuhnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen yoy, menurun dibandingkan pertumbuhan triwulan II sebesar 5,05 persen yoy. Meskipun begitu, perekonomian Indonesia tumbuh secara kumulatif sebesar 5,03 persen sepanjang Januari hingga September 2024.

Baca juga: BPS: Industri pengolahan masih jadi sumber pertumbuhan terbesar
Baca juga: Presiden dan Dewan Ekonomi Nasional bahas pertumbuhan kuartal IV