“Sejauh ini kami baru mendapatkan data awal terkait jumlah sekolah terdampak. Nanti dengan BNPB akan kami cek lagi karena tadi datanya belum lengkap, tapi kami punya pengalaman sebelumnya, agar nantinya juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana,” kata Mu'ti usai menghadiri Rapat Tingkat Menteri di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) di Jakarta Pusat, Selasa.
Meski begitu, ia menegaskan pihaknya pasti akan menyediakan tenda untuk sekolah darurat serta sedapat mungkin membantu perbaikan sarana prasarana sekolah, termasuk bangunan gedung sekolah yang rusak akibat erupsi usai mendapatkan data terbaru.
Sejauh ini, Mu'ti menyebutkan sebanyak 41 bangunan sekolah di Kecamatan Wulanggitang terdampak akibat erupsi gunung tersebut, dengan rincian bangunan TK sebanyak 20 unit, SD 15 unit, SMP tiga unit, SMK dan SMA sebanyak tiga unit.
“Jadi sejauh ini kami belum tahu persis keadaan di lapangan, karena kami belum ke sana, masih menunggu laporan dari tim yang ada di lokasi bencana,” imbuhnya.
Sebagai informasi, erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada 3 November 2024 pukul 23.57 WITA. Letusan kali ini mengakibatkan peningkatan status gunung dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).
Oleh karena itu, Bupati Flores Timur telah menetapkan status tanggap darurat selama 58 hari terhitung sejak 4 November hingga 31 Desember 2024.
Letusan kali ini membuat tujuh desa di Kecamatan Wulanggitang dan satu desa di Kecamatan Ile Bura terdampak parah.
Sejauh ini, korban jiwa tercatat sebanyak 10 orang, sementara 63 orang mengalami luka-luka, dengan rincian 31 orang mengalami luka berat dan 32 orang mengalami luka ringan.
Baca juga: Ratusan paket bantuan korban erupsi Lewotobi mulai disalurkan hari ini
Baca juga: Gus Mensos pastikan korban letusan Gunung Lewotobi dapat bantuan layak