Rektor UP: Wisudawan diharapkan adaptif menuju Indonesia Emas 2045
5 November 2024 18:59 WIB
Ketua Yayasan Pendidikan dan Pembina UP, Dr. (HC) Ir. Siswono Yudohusodo, dan Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof. Marsudi Wahyu Kisworo (kiri ke kanan) usai memberikan keterangan kepada wartawan. (ANTARA/Foto: Feru Lantara)
Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof. Marsudi Wahyu Kisworo mendorong lulusan Universitas Pancasila agar menjadi pemimpin yang adaptif, produktif, inovatif, dan kontributif, dalam menghadapi tantangan kompleks menuju Indonesia Emas 2045.
Hal tersebut dikatakan oleh Prof. Marsudi usai melakukan wisuda terhadap 1.486 wisudawan UP yang berasal dari program Studi D3/S1/S2/S3 dan Apoteker di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Organisasi perempuan diajak perkuat sinergi untuk perempuan dan anak
Prof.Marsudi menyampaikan bahwa momen wisuda ini merupakan bentuk tanggung jawab dan komitmen Universitas Pancasila atas kepercayaan orang tua dan masyarakat, untuk mendidik dan menghasilkan lulusan yang berketuhanan dan berkemanusiaan, memiliki keunggulan ilmu, serta nilai moral dan etik.
Prof Marsudi, memaparkan saat ini UP telah memiliki 34 Guru Besar dan memiliki sejumlah prestasi yakni sebagai peringkat 117 dari 3.842 perguruan tinggi di Indonesia, posisi ke-32 dari 145 Kampus berkelanjutan di Indonesia, dan peringkat ke-14 PTS dengan Skor SINTA Tertinggi Se-Indonesia Tahun 2024.
Selain itu 80 persen prodi di UP telah terakreditasi Unggul dan A. UP juga memiliki Kerjasama dengan 192 mitra dalam negeri dan 23 mitra luar negeri.
Menurut Rektor dalam bidang penelitian, UP memperoleh berbagai pendanaan hibah dan kompetisi seperti pendanaan proposal penelitian, kedai reka dari Kemendikbud Ristek dan tiga produk penelitian yang berpotensi dihilirisasi.
Dalam bidang kemahasiswaan, mahasiswa UP banyak meraih prestasi melalui Unit Kegiatan Mahasiswa dan Prestasi Mahasiswa di Masing-Masing Fakultas.
Universitas Pancasila juga memberikan beasiswa penuh untuk studi lanjut program Magister bagi dua wisudawan dengan predikat terbaik dan berprestasi kemahasiswaan.
Beasiswa studi lanjut yang disampaikan Rektor, menjadi salah satu bukti komitmen Universitas Pancasila dalam menjaga keberlanjutan kualitas SDM.
Baca juga: Optimasi zakat dan wakaf, membangun ekonomi menuju Indonesia Emas 2045
Sementara itu Ketua Yayasan Pendidikan dan Pembina UP, Dr. (HC) Ir. Siswono Yudohusodo, dalam sambutannya mengajak semua lulusan agar memiliki kemampuan adaptif, bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi saat ini dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadaban.
“Indonesia akan menjadi negara maju, negara industri dengan kekuatan ekonomi ke-4 di tahun 2050”, tambah Siswono.
Oleh karenanya, Siswono mengajak lulusan untuk bekerja keras yang cerdas, terencana, meningkatkan "fighting" spirit dan semangat juang, melalui penyelenggaraan berbagai program membangun "knowledge base economy" yang akan menjadi fundamen untuk mengantar Indonesia menjadi negara maju.
Acara wisuda diisi orasi ilmiah oleh Prof. Renald Khasali. Dalam orasinya ia mengatakan bangsa yang besar merupakan hasil kerja gabungan antara "study: dan "learning", yang menghasilkan etos kerja yang beretika dalam pembangunan bangsa.
Saat ini dunia sedang menghadapi "world war" 4.0 yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang dihasilkan oleh sains, yang juga banyak menggantikan peran manusia, sekaligus mengatasi keterbatasan sumber daya.
Dengan sains dan teknologi pula, kualitas kehidupan meningkat bersamaan dengan munculnya masalah-masalah baru yang berkaitan dengan dunia yang "hyper"-real, seperti perundungan dan ketidakadilan, mental "health", hingga inflasi global.
Hebatnya, umat manusia memiliki kemampuan merasa dan berpikir, sehingga mampu mengembangkan inovasi terus-menerus untuk bertahan dalam menghadapi masalah-masalah yang ada.
“Dunia sedang mengalami kelangkaan untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tidak melulu dapat diselesaikan oleh teknologi," katanya.
Untuk itu menjadi peluang bagi para wisudawan untuk berkiprah di kancah global, asalkan memiliki etos kerja dan mau belajar. Teknologi yang algoritmik juga memungkinkan pekerjaan menjadi lebih kasual, fleksibel, lebih kreatif, dan bertumpu pada data yang saling terhubung.
Baca juga: Mendorong tersedia air minum berkualitas demi generasi emas Indonesia
Hal tersebut dikatakan oleh Prof. Marsudi usai melakukan wisuda terhadap 1.486 wisudawan UP yang berasal dari program Studi D3/S1/S2/S3 dan Apoteker di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Organisasi perempuan diajak perkuat sinergi untuk perempuan dan anak
Prof.Marsudi menyampaikan bahwa momen wisuda ini merupakan bentuk tanggung jawab dan komitmen Universitas Pancasila atas kepercayaan orang tua dan masyarakat, untuk mendidik dan menghasilkan lulusan yang berketuhanan dan berkemanusiaan, memiliki keunggulan ilmu, serta nilai moral dan etik.
Prof Marsudi, memaparkan saat ini UP telah memiliki 34 Guru Besar dan memiliki sejumlah prestasi yakni sebagai peringkat 117 dari 3.842 perguruan tinggi di Indonesia, posisi ke-32 dari 145 Kampus berkelanjutan di Indonesia, dan peringkat ke-14 PTS dengan Skor SINTA Tertinggi Se-Indonesia Tahun 2024.
Selain itu 80 persen prodi di UP telah terakreditasi Unggul dan A. UP juga memiliki Kerjasama dengan 192 mitra dalam negeri dan 23 mitra luar negeri.
Menurut Rektor dalam bidang penelitian, UP memperoleh berbagai pendanaan hibah dan kompetisi seperti pendanaan proposal penelitian, kedai reka dari Kemendikbud Ristek dan tiga produk penelitian yang berpotensi dihilirisasi.
Dalam bidang kemahasiswaan, mahasiswa UP banyak meraih prestasi melalui Unit Kegiatan Mahasiswa dan Prestasi Mahasiswa di Masing-Masing Fakultas.
Universitas Pancasila juga memberikan beasiswa penuh untuk studi lanjut program Magister bagi dua wisudawan dengan predikat terbaik dan berprestasi kemahasiswaan.
Beasiswa studi lanjut yang disampaikan Rektor, menjadi salah satu bukti komitmen Universitas Pancasila dalam menjaga keberlanjutan kualitas SDM.
Baca juga: Optimasi zakat dan wakaf, membangun ekonomi menuju Indonesia Emas 2045
Sementara itu Ketua Yayasan Pendidikan dan Pembina UP, Dr. (HC) Ir. Siswono Yudohusodo, dalam sambutannya mengajak semua lulusan agar memiliki kemampuan adaptif, bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi saat ini dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadaban.
“Indonesia akan menjadi negara maju, negara industri dengan kekuatan ekonomi ke-4 di tahun 2050”, tambah Siswono.
Oleh karenanya, Siswono mengajak lulusan untuk bekerja keras yang cerdas, terencana, meningkatkan "fighting" spirit dan semangat juang, melalui penyelenggaraan berbagai program membangun "knowledge base economy" yang akan menjadi fundamen untuk mengantar Indonesia menjadi negara maju.
Acara wisuda diisi orasi ilmiah oleh Prof. Renald Khasali. Dalam orasinya ia mengatakan bangsa yang besar merupakan hasil kerja gabungan antara "study: dan "learning", yang menghasilkan etos kerja yang beretika dalam pembangunan bangsa.
Saat ini dunia sedang menghadapi "world war" 4.0 yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang dihasilkan oleh sains, yang juga banyak menggantikan peran manusia, sekaligus mengatasi keterbatasan sumber daya.
Dengan sains dan teknologi pula, kualitas kehidupan meningkat bersamaan dengan munculnya masalah-masalah baru yang berkaitan dengan dunia yang "hyper"-real, seperti perundungan dan ketidakadilan, mental "health", hingga inflasi global.
Hebatnya, umat manusia memiliki kemampuan merasa dan berpikir, sehingga mampu mengembangkan inovasi terus-menerus untuk bertahan dalam menghadapi masalah-masalah yang ada.
“Dunia sedang mengalami kelangkaan untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tidak melulu dapat diselesaikan oleh teknologi," katanya.
Untuk itu menjadi peluang bagi para wisudawan untuk berkiprah di kancah global, asalkan memiliki etos kerja dan mau belajar. Teknologi yang algoritmik juga memungkinkan pekerjaan menjadi lebih kasual, fleksibel, lebih kreatif, dan bertumpu pada data yang saling terhubung.
Baca juga: Mendorong tersedia air minum berkualitas demi generasi emas Indonesia
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: