Jakarta (ANTARA) - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia sebagai jembatan perdamaian dunia dan Humanitarian Islam atau Islam untuk kemanusiaan merupakan pilihan strategis dalam mewujudkannya.

"Indonesia adalah cerminan syariat Islam yang ramah, damai, dan menyejukkan," ujar Prabowo saat memberikan sambutan yang dibacakan Menteri Agama Nasaruddin Umar di Kampus UI, Depok, Selasa.

Dalam sambutannya di pembukaan International Conference on Humanitarian Islam, Presiden Prabowo menyoroti keunikan Indonesia sebagai negara dengan keragaman yang harmonis.

"Indonesia adalah cerminan syariat Islam yang ramah, damai, dan menyejukkan. Di sinilah lebih dari 280 juta penduduk dapat merasakan kehangatan persaudaraan, kerukunan, dan kerendahan hati untuk saling menghormati perbedaan agama, budaya, dan etnis," ujar Prabowo.

Baca juga: Ketum PBNU: Humanitarian Islam pengalaman Indonesia kelola keberagaman

Baca juga: Institut Humanitarian dibentuk, mantan Menag jadi pemimpinnya


Presiden Prabowo menekankan peran Pancasila sebagai landasan yang menyatukan prinsip-prinsip Islam dengan semangat kebangsaan yang inklusif dan humanis.

"Inilah nilai-nilai warisan para pendiri bangsa yang harus kita jaga dan teruskan," kata dia.

Mengenai peran Indonesia di kancah internasional, Presiden mengingatkan bahwa sejak deklarasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah aktif mempromosikan perdamaian dan dialog antar bangsa.

"Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 menjadi salah satu bukti sejarah komitmen Indonesia dalam mendorong solidaritas, kemerdekaan, dan perdamaian dunia," kata Presiden.

Presiden juga menyinggung kontribusi Indonesia dalam misi perdamaian PBB dan peran sebagai mediator konflik antar negara, yang mencerminkan dedikasi dalam membangun tatanan dunia yang lebih damai dan harmonis.

Terkait Visi Indonesia 2045, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia beraspirasi menjadi negara maju yang berperan penting dalam membawa perdamaian dunia.

"Humanitarian Islam menjadi pilihan strategis dalam upaya menuju visi tersebut," kata ria.

Ia menyatakan bahwa Indonesia siap berbagi inspirasi dan praktik terbaik dalam merawat keberagaman dan kebangsaan.

"Semoga konferensi ini melahirkan semangat dan membawa manfaat besar bagi kita semua, serta menjadi pijakan kuat untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah dan harmonis," ucapnya.

Konferensi Internasional Humanitarian Islam 2024 yang diselenggarakan oleh PBNU ini dihadiri oleh para sarjana dan akademisi berbagai negara dengan dilanjutkan mengunjungi beberapa daerah di Jawa Tengah hingga tanggal 9 November 2024.*

Baca juga: Uskup Agung: Semua agama berbicara mengenai kemanusiaan

Baca juga: Konferensi Humanitarian Islam didorong bawa pesan perdamaian